PARK SHIN HYE
Menyaksikan penderitaan para sahabat, telah menampar hati Park Shin Hye sedemikian keras. Ia teringat kebiasaan-kebiasaan lama yang tak pernah lagi dilakukannya, karena sibuk mencari kepuasan batinnya sendiri. Ia harus kembali berbuat sesuatu. Jika keegoisan diri memuaskan keinginan sendiri tak bisa memenuhi dahaga batinnya, membahagiakan orang lain akan mengisi kerinduannya.
Park Shin Hye tertidur dan bermimpi.
Keesokan hari, bagai mendapat terang dari langit, Park Shin Hye memutuskan pergi ke South Africa. Ia ingin membaktikan dirinya untuk orang-orang ‘terbuang’, yang masih diasingkan dan dianggap hina. Ya, ia ingin bergabung dengan para penderita AIDS di South Africa.
JUNG SO MIN
Jung So Min memandang Kim Hyun Joong. Ia yakin telah hamil, sedangkan ia tahu Kim Hyun Joong tak terlalu menginginkan anak, dan sampai saat ini belum membicarakan pernikahan resmi. Inilah dilemanya. Apa yang akan dikatakannya agar Kim Hyun Joong sadar bahwa ia tak mungkin punya anak tanpa suami. Akhirnya, ia membuka mulut.
“Kim Hyun Joong, kau lihat yang terjadi pada sahabat-sahabatku.”
“Menyedihkan. Tapi, itu tak akan terjadi pada kita,” kata Kim Hyun Joong.
“Jangan pernah memastikan sesuatu. Menikahiku saja kau tak mau. Kalau kita punya anak, anak kita tidak punya status. Di Korea, dia hanya akan menjadi anakku, tidak ada pertalian hukum dengan ayahnya. Dia akan disebut anak di luar nikah.”
Kim Hyun Joong menatapnya dengan sorot mata menyelidik. “Kenapa kau tiba-tiba bicara anak? Jangan bilang kalau kau….”
Jung So Min menatap Kim Hyun Joong, tepat di kedua pupil matanya. “Ya. Sudah dua bulan aku terlambat. Jika kau tak mau menerimanya, aku akan tetap di Korea dan kau harus pulang ke Jepang sendiri.”
Kim Hyun Joong terbelalak. “Apa kau gila? Aku tidak bisa kehilanganmu! Apalagi, sekarang ada Jung So Min kecil. Tidak ada tawar-menawar. Aku akan minta izin pada ibumu untuk menikahimu.”
Mata Jung So Min berkaca-kaca. Suaranya hampir hilang karena haru.
BAEK SUZY
Baek Suzy masih ragu akan apa yang hendak dilakukannya. Ia sadar akan hidupnya yang kosong. Bergelimang harta yang diperolehnya dengan cara kotor, memang berhasil menghapus masa lalunya yang miskin dan penuh kekurangan, tapi tak memperkaya hatinya.
Ketika dokter membolehkannya pulang, Baek Suzy mulai menimbang untuk membenahi kesehatan rohaninya. Ia harus bebenah, sudah lama ia tak berkomunikasi dengan Tuhan. Langkah pertama, ia harus mengundurkan diri dari pekerjaan yang telah menambah tebal kepahitan hatinya, mengganti nomor telepon selulernya.
Apakah ia akan berbagi rahasia kelamnya dengan sahabat? Baek Suzy memutuskan, ada hal yang harus dibiarkan terkubur. Masa lalu dan rahasia gelapnya akan tetap tertimbun di dasar hatinya.
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar