Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Selasa, 13 September 2011

Orang Berwajah Sama (Chapter 2)



Chapter 2
Ternyata Buronan

Selamat tinggal Kim Bum, selamat datang Kim Sang Bum. Eh ... Kim Sang Bum siapa? Kim Bum benar-benar ingin tahu dan harus mencari kesempatan untuk menyelidiki. Tapi tidak saat ini, sebab tiba-tiba Jung So Min, nama perempuan itu, muncul kembali.

"Rupanya, Tuan terlalu capek karena perjalanan panjang, sehingga tidurnya pulas sekali," sapa Jung So Min.

"Aku harus hati-hati bicara," pikir Kim Bum. Makanya, ia hanya menanggapinya dengan senyum.

"Nn. Kim So Eun biasa bangun pagi sekali. Tadi ia menanyakan Tuan, tapi ia melarang kami membangunkan Tuan," sambungnya. "Sekarang Nona sudah tidur lagi. Bangunnya nanti setelah sekitar dua jam. Maklum, namanya juga orang sakit."

Kim Bum menanggapi dengan mengerutkan kening serta memasang ekspresi prihatin.

"Sakit apa, Jung So Min?" ia memberanikan diri untuk bertanya.

"Ya, sakit yang dulu juga. Gagal Ginjal yang membuatnya harus melakukan cuci darah 3 kali dalam seminggu."

Kim Bum mendengarkan sambil mengangguk-angguk. "Lalu, apa kata dokter?"

Jung So Min menggeleng. "Dokter keluarga memberi macam-macam obat. Juga nasihat untuk diet dan berolahraga ringan. Tapi, Tuan tahu sendiri, Nona itu sulit, suka mau-maunya sendiri."

Kesempatan mengobrol dengan Jung So Min itu tampaknya dimanfaatkan betul oleh Kim Bum untuk mengorek informasi awal. Selanjutnya, selama sekitar dua jam sebelum Kim So Eun bangun, ia harus berjuang mencari informasi tentang jati diri Kim Sang Bum.

Semalam, saat berjalan menuju ke kamarnya, Kim Bum sempat melihat ada sebuah kamar kosong tak berpenghuni di lantai dua. Kini terlihat pintu kamar itu terbuka.

Mungkin Baek Suzy, pelayan yang membantu Jung So Min, baru saja membersihkan kamar itu dan lupa menutup pintu. Di dalamnya berjajar rak buku, sebuah meja tulis besar dengan lampu baca, foto-foto di dinding, dan lemari tempat menyimpan arsip keluarga.

Saat yang dinanti itu pun tiba. Kebetulan tidak terlihat bayangan seorang pun di sekitarnya. Ia hanya mendengar bunyi dengung mesin cuci. Dari lantai dua itu Kim Bum bisa melongok ke bawah. Tampak Jung So Min dan Baek Suzy sedang sibuk bekerja di dapur dan ruang cuci.

Di kamar itu ia menemukan album foto. Di setiap bagian bawah foto selalu tertera keterangan berupa tulisan. Ada potret wanita cantik dengan tulisan :

Kim So Eun. Korea Selatan, 6 September 1989. Ada juga sejumlah foto keluarga.

Yang paling menarik perhatian Kim Bum adalah foto seorang lelaki berwajah mirip sekali dengan dirinya. Bedanya, kulit lelaki itu kelihatan lebih terang. Di halaman lain, terpasang foto telanjang bayi montok dengan tulisan, Kim Sang Bum lengkap dengan hari, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran yang ... "Sama dengan hari kelahiranku?"

Pada album lain, di antara sekian banyak foto keluarga, terpampang foto Kim Sang Bum berpose gagah di punggung seekor kuda besar. Ia merasa, senyuman Kim Sang Bum di foto itu seolah mencibir dirinya, "Kim Sang Bum palsu!"

Kim Bum tersadar, ia dikejar waktu.

Dengan hati-hati ia mengembalikan semua album itu pada tempatnya. Saat menaruh sebuah album, selembar kertas koran meluncur dari dalamnya dan jatuh ke lantai.

Jantung Kim Bum berdegup kencang saat membaca judul berita di halaman koran itu. "Kim Sang Bum Kini Buron". Lelaki gagah dan kaya itu ternyata kabur dari sel penjara. Berita itu juga menyebutkan, ada pihak yang bersedia memberi hadiah uang bagi siapa saja yang dapat memberikan informasi tentang keberadaan Kim Sang Bum. Pasalnya, pihak tersebut merasa telah dirugikan oleh ulah Kim Sang Bum.

Foto-foto Kim Sang Bum pun dimuat tersebar hampir di setiap halaman koran.

Kim Bum cepat-cepat mengembalikan koran itu. Kakinya masih gemetar. "Aku harus cepat-cepat meninggalkan kamar dan rumah ini," pikirnya. Ia tidak mau menjadi korban, menanggung perbuatan Kim Sang Bum - orang yang sama sekali tidak dikenalnya.

Namun,... terlambat.

Saat ia melangkah mendekati pintu kamar, selintas bayangan mengadang jalan.

Jung So Min muncul bagaikan hantu di siang bolong bagi Kim Bum.

Celaka, apa yang akan dilakukan wanita ini? Perempuan itu tersenyum dan menyapanya dengan ramah. "Maaf, saya lupa kalau Tuan Kim Sang Bum ada di rumah."

Kim Bum terdiam.

Jung So Min juga diam, tapi sepasang matanya menatap sebuah amplop di genggaman tangannya.

"Ada apa, Jung So Min?"

Jung So Min tak menjawab, lalu mengulurkan amplop itu pada Kim Bum.

"Ada uang di dalamnya. Nn. Kim So Eun memberikannya pada saya tadi pagi. Bila sampai jam setengah sepuluh Nona belum juga bangun, saya diminta menyampaikannya pada Tuan Kim Sang Bum. Nn. Kim So Eun juga meminta supaya Tn. Kim Sang Bum secepatnya meninggalkan rumah ini." Kata Jung So Min menjelaskan.

"Uang itu cukup untuk biaya perjalanan ke Incheon. Di sana aman. Pagi buta tadi Nona mendapat telepon dari orang kepercayaannya. Katanya, rumah ini sudah diawasi, Tuan bisa tertangkap."

"Terima kasih, Jung So Min! Saya pamit, sampaikan salam saya pada Kim So Eun!"

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...