Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 09 September 2011

Datang Lagi



Title : Datang Lagi
Genre : Mystery
Author : Sweety Qliquers
Episode : Oneshot
Production : www.ff-lovers86.blogspot.com
Production Date : 30 Agustus 2011, 10.48 AM
Cast :
Kim So Eun
Kim Bum


Di malam sesepi ini alunan lagu Because I Miss You dari Jung Yong Hwa - CN Blue melengkapi, membuat suasana haru biru.

“Tret tet tet tet tet…” Frekuensi suara speaker radioku tiba-tiba terganggu. Seseorang berusaha menelepon atau mengirim SMS ke ponsel-ku. Ah…Lega sekali. Di waktu-waktu sesunyi ini, di tengah malam seperti ini, hatiku memang selalu bilang,

“somebody call me please…” Maklum, tidak banyak remaja yang susah tidur sepertiku. Masih lebih mudah menemukan anak yang susah mandi. Maka dari itu, setiap kali ku-menelpon di tengah malam, teman-temanku pasti mengomel besok paginya di sekolah.

* * *

“…Tadi malam jam 2 pagi Kim So Eun menelponku. Apa itu benar-benar Kim So Eun yang menelponku?!!”

“Ya tentu saja itu aku…dasar bodoh! Apa kau pikir arwahku yang meneleponmu?!”

“Kim So Eun dimana ?”

“Tadi aku lihat di toilet”

“Ah...Toilet?? Aku disini! Apa kalian tidak melihatku?”

* * *

“Tret tet tet tet tet…” Suara berisik itu kembali terdengar setelah sempat terhenti sebentar. Sedetik, dua detik, Lagu Love Girl dari CN Blue tak kunjung berkumandang dari ponsel-ku.

“Uh, ternyata cuma sinyal operatornya yang sedang turun naik,” gerutuku dalam hati. Kutengok jam tangan-ku, “hmmm setengah satu malam.” Ibu sudah tidur pasti. Lampu dapur mati, tanda rutinitasnya di dapur sudah selesai.

Suara deheman Ayah juga sudah sedari tadi tak terdengar. Biasanya, itulah yang dikerjakannya sambil menonton tayangan berita tengah malam.

Aku kembali tenggelam dalam alunan lagu mendayu-dayu. Kali ini It Has To Be You dari Yesung - Super Junior yang menemaniku. Gerah! Kubuka daun jendela kamarku lebar-lebar. Angin menyergap masuk. Suaranya mendesir. Ssssssshhh. Kutatap ke luar. Gelap. Gelap sekali. Banyak bayangan bergoyang. Sesekali terdengar suara.

“kresek!”

Tiba-tiba terdengar suara seperti sebuah gerobak yang di dorong.

“Heh? Kenapa penjual Kue Beras pedas itu berkeliling?? Biasanya dia hanya membuka warung tenda di ujung gang. Jam berapa sekarang??''

Kutengok lagi Jam di pergelangan tanganku. 02.31 AM. Saat kepalaku berbalik melihat ke depan, si penjual kue beras pedas sudah berada di depan rumahku. Sejajar lurus dengan jendela kamarku.

“Ada apa dia berhenti di depan rumahku?” Saat batinku bertanya, Penjual itu menoleh. Tepatnya mengalihkan perhatian ke wajahku. Tatapannya dingin. Sorot matanya tajam. Dia seperti orang yang keheranan.

Lama lehernya ditolehkan ke arahku. Dia menatapku. Lama. Dingin. Datar. Aku mencoba membantah bahwa itu hanya perasaanku. Tapi pria itu memang menatapku. Hi…, aku bergidik. Bulu romaku berdiri. Dadaku berdegup lebih kencang. Darahku berdesir. Dia seperti menangkap kecemasanku.

“Apa kau mau membeli Kue Beras Pedas, Nona?” Sebuah suara berat yang datar. Aku terlonjak kaget.

Aku hanya membisu.

“Kue Beras Pedas-nya, Nona.” Tawaran itu lagi. Aku masih kelu. Sementara si penjual Kue Beras Pedas masih menatapku. Bibirku tetap terkatup. Si Penjual Kue Beras Pedas berlalu. Kali ini sepi, tanpa suara.

“Fffhhh.” Buru-buru kututup jendela.

“Meong!”

Tiba-tiba seekor kucing melompat masuk, tepat saat jendela kamar mau kututup.

“Aduh! Pussy kau mengagetkanku saja!” Cepat-cepat kugendong binatang mungil, teman paling setiaku itu. Kugamit lengan mungilnya.

Sedikit basah. Refleks kulap tanganku ke baju. Kebiasaan buruk memang. Ibuku sering marah karena sering menemukan noda kotor yang sulit dibersihkan dengan deterjen apapun di bajuku.

“Merah.”

Aku masih tak bereaksi pada detik pertama kulihat noda di ujung baju kausku itu.

“Ya Tuhan! Darah!” Aliran cairan penyambung nyawa dalam tubuhku berdesir. Langsung menyemburat ke ujung kepala. Cepat kucari sumber noda itu. Pussy berdarah! Aku paling takut dengan darah. Kontan kulempar Pussy.

“Miauw!”

“Ma…Maafkan aku, Pussy.”

“Sssrrtt….”

Pussy dengan cepat mencakar wajahku ketika aku mendekat. Sebuah serangan yang tak kusangka-kusangka. Pussy belum pernah seperti ini.

Kurasakan pipi kiriku langsung bengkak. Perih. Darah segar mengalir bak air mata. Cepat kuambil ponsel-ku. Kupencet nomor telepon rumahku sendiri. Agar seisi rumah terbangun.

“Tut….Tut…..Tut….”

Lama tak ada yang mengangkat. Dering telepon di ruang tengah terdengar jelas dari kamarku.

“Tut… Halo…Tut…”

Aku terlonjak kaget. Ada suara lain di sela-sela nada sambung, menjawab dari telepon genggamku. Terdengar jelas sekali.
Detik berikutnya nada sambung tut dan suara ‘halo’ berlomba menarik perhatian telingaku. Suara seorang pria. Kujauhkan telepon itu dari telinga. Aku berubah tegang, meski berusaha tetap tenang.
Ah, kupikir halusinasi saja. Lalu kucoba dengarkan lagi.

“Tut…Kim So Eun…Tut…”

“..yyaaa…,”

“Kim So Eun aku ada di kamar mandi…”

“Ya Tuhan... aku tidak pernah setakut ini!” Teriakku dalam hati. Aku bisa mendengar darahku berdesir. Denyut jantungku berdegup kencang. Kepalaku pusing! Cepat kubuka pintu kamar mandi. Dan, kulihat dia ada disana, meringkuk di ujung kamar mandi. Kepalanya tertunduk. Aura sepi segera menyergap jiwaku. Kurasakan kesepian yang membunuh kalbu. Sepi sekali…

“Kim Bum…”

Diam.

“Kau?”

Aku bukannya tidak percaya ada makhluk lain mengisi dunia ini. Tapi aku tidak percaya, kenapa aku yang didatangi? Di sudut sana, kulihat Kim Bum, sahabat, teman, kakak, kekasihku, belahan jiwaku.

Kami menabrak trotoar jalan raya dua tahun lalu. Seorang pengemudi yang mabuk tak kuasa mengendalikan mobilnya. Kami yang kala itu mengendarai sepeda motor berusaha menghindar. Kim Bum yang memegang kendali motor membanting setir ke trotoar beton. Dia mengalami luka dalam yang teramat parah, meski sekujur tubuhnya
nyaris utuh, hanya beberapa memar kecil. Tapi nyawanya tak tertolong. Sebuah upacara pekuburan yang mengharu biru kemudian menjadi bab terakhir cerita hidupnya.

Dan aku, sejak dia pergi aku begitu kesepian. Sehari-hari aku hanya mengurung diri di kamar saja. Rasanya tak ada ruang lain di dunia ini yang bersedia menerimaku sebaik ini, sewajar ini.

“Kim Bum, untuk apa kau datang?”

Dia menatapku dengan pandangan sedih, masih meringkuk di sudut sana. “Aneh,” batinku.

“Kenapa kau masih keras kepala, Kim So Eun? Kenapa masih di sini?”

Teriakannya membahana. Aku berharap seisi rumahku mendengar sehingga cepat pergi semua kemencekaman ini.

“Aku harus pergi kemana? Rumahku di sini. Tapi aku memang kesepian tanpamu. Tapi kita kan…” Tiba-tiba Kim Bum berdiri lalu menarik tanganku.

Aku terkesiap. Jarinya, dingin menyentuh tanganku. Aku tak pernah tahu, arwah bisa bersentuhan dengan tubuh. Kini kami berdiri. Berhadapan. Angin menderu mengelilingi kami.

“Sejak kapan kamarku penuh angin?”

“Kim So Eun sadarlah! Kau sudah mati! Kau juga sudah mati! Kecelakaan itu sudah merenggut nyawa kita berdua dari kehidupan dunia!”

Emosiku langsung memuncak. Kuhempaskan pegangan tangan Kim Bum.

“Kim Bum! Aku memang kehilanganmu. Tapi bukan berarti aku mau ikut denganmu sampai ke liang kubur!”

“Kau harus menerima kenyataan ini. Kau sudah mati!”

“Tapi kamar ini. Ponsel yang selalu kupakai menelepon. Pussy?”

Aku panik.

“Keluargamu memang sengaja membiarkan kamarmu tetap seperti keadaan terakhir kali kau tinggalkan. Untuk mengenangmu.
Karena mereka terlalu mencintaimu. Dan Pussy. Dia juga sudah menyusul kita sejak sembilan bulan lalu. Sebuah sepeda motor yang mengebut di depan rumahmu merenggut nyawanya. Kau pikir, kenapa aku dan Pussy bisa menyentuhmu?

” Tinggal aku yang terdiam.

Hanya sunyi yang kurasa. Besoknya aku belum beranjak dari kamar. Kulihat ibuku masuk.

Seperti biasa, mengibas-ngibas debu, menyentuhku, fotoku tepatnya, lalu membuka jendela. Berdiri sebentar. Menanyakan pertanyaan yang jawabnya tak pernah didengarnya.

“Nyenyak tidurnya sayang? Datang lagi ya, nanti malam. Walau cuma sebentar.”


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

1 komentar:

  1. Hoh cerita horot ya? untung bacax siang2, jdi aku nggak terlalu takut :-p

    ow nggak percaya klo soeun jg udah meninggal, lha trus tukang kue berasx jg udah meninggal?
    ceritax bikin penasaran ditambah lagi ibux so eun bilang datang lagi ya... apa maksudx coba (?)

    Otreh aku tunggu ff beomsso selanjutx :-D

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...