Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 14 September 2011

Copycat (Chapter 5-Tamat)



Chapter 5
Impian Yang Kandas

Yang menjadi masalah, bagaimana mewujudkan impian itu, Meski tidak mengecap pendidikan formal yang tinggi, Kim Tae Hee lancar membaca dan tahu ke mana harus mencari informasi yang "sesuai". Beberapa tahun terakhir, secara teratur dia mengunjungi perpustakaan umum Incheon. Dia belajar dari buku, cara membuat racun dari tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat disekitarnya. Salah satu yang paling menarik perhatian Kim Tae Hee, daun cemara beracun.

Maka dia mulai membuat ramuan. Tumbuhan beracun dicampurnya dengan kacang polong dan bahan makanan lainnya agar tidak mencurigakan. Racikan maut itu disajikan pada Song Seung Hun. Rupanya. Ilmu meramu Kim Tae Hee belum sempurna. Terbukti, Song Seung Hun Cuma terserang kantuk luar biasa, hingga tertidur selama belasan jam. Begitu tersadar, Song Seung Hun malah merasakan tubuhnya sangat bugar, walau perutnya sangat keroncongan.

Kim Tae Hee pun kembali menimba ilmu di perpustakaan. Informasi penting didapatnya saat mendampingi Song Seung Hun di forum rehabilitasi mantan korban ketergantungan alkohol.

Konon, banyak zat menjadi sangat berbahaya saat masuk ke tubuh mantan pasien keteragantungan alkohol. Pada dosis tertentu, jauh lebih berdampak mematikan ketimbang tubuh orang normal. Sedikit kokain dan heroin akan menolong Kim Tae Hee menciptakan kematian overdosis.

Namun, gencarnya pemberitaan perihal tuntutan keluarga korban Xylotyl, membuat Kim Tae Hee membelokkan rencana. Mengapa tak menjadi copycat mengikuti jejak pengoplos Incheon? Kejahatan mereka betul-betul sempurna, bisik hati kecil Kim Tae Hee.

Kalau berjalan lancar, dia tak hanya akan jadi kaya raya, tapi sangat kaya. Selain beragam pemasukan dari perusahaan asuransi, penghasilan tambahan bisa didapat dengan menuntut Twilight Pharmacy. Hebat 'kan?

Sayangnya, dia tak bisa memanfaatkan gonjang-ganjing Xylotyl. Song Seung Hun lebih suka menelan Acetyline, obat sejenis saingan Xylotyl. Masalah lain, sejak merebaknya kasus Xylotyl, tak mudah mendapatkan obat pengurang rasa nyeri di pasar swalayan. Banyak produsen yang menahan atau mengurangi produksinya, sambil menanti perkembangan kasus Twilight Pharmacy. Setelah berkeliling di beberapa toko, mujur bagi Kim Tae Hee ada pasar swalayan yang menjual Acetyline.

Kim Tae Hee kemudian membeli racun tikus yang dosis sianidanya cukup mematikan untuk manusia. Racun itu dimasukkan ke dalam kapsul Acetyline yang dibelinya dari toko, lalu dimasukkan kembali dalam botol. Cerita selanjutnya, seperti yang sudah tercatat dalam cerita Kim Tae Hee kepada St.Cloud Hospital, Song Seung Hun menenggaknya dan ambruk untuk selamanya. Ketika St.Ponds Hospital menyatakan kematian Song Seung Hun sebagai efek sesak napas dan pembengkakan paru-paru, mestinya paripurna pula rencana Kim Tae Hee. Dengan mudah dia bebas dari jeratan pasal-pasal pembunuhan.

Namun keserakahan mengalahkan akal sehat pembunuh berdarah dingin itu. Uang santunan senilai total $ 51 ribu seperti tak berarti apa-apa. Kim Tae Hee "menyesalkan" tim medis St.Ponds Hospital yang gagal menemukan sianida di tubuh suaminya, sehingga hangus pula uang asuransi kecelakaan. Terbang pula impiannya mendapatkan uang total $ 105 ribu. Dia benar-benar menginginkan dan merasa sangat berhak mendapatkan uang itu.

"Tapi 'kan tidak mungkin saya langsung cerita pada mereka bahwa Song Seung Hun mati karena sianida," makinya dalam hati. Polisi akan langsung curiga. Semakin sering Kim Tae Hee memikirkan uang santunan yang akan diterimanya, kian sengsara pula dia.

"Tidak, uang asuransi itu tak boleh hilang begitu saja. Polisi harus diyakinkan, penyebab kematian Song Seung Hun adalah Acetyline yang mengandung sianida," geram Kim Tae Hee.

Beberapa saat kemudian, dia bergegas membeli beberapa botol Acetyline dan Racun tikus dari pasar swalayan. Sama seperti yang dilakukannya pada botol Acetyline milik Song Seung Hun, isi kapsul-kapsul penyembuh itu diganti, dari bahan penyembuh menjadi pembunuh. Setelah memperbaiki kemasannya, obat aspal diselipkan kembali ke rak pasar swalayan itu. Tahap dilaluinya dengan sempurna tanpa mengundang kecurigaan sedikit pun. Sampai kemudian tersiar kabar kematian Kim Ha Neul, yang tinggal hanya beberapa kilometer dari rumah mobil Kim Tae Hee.

Rencana-rencana tadi disusun begitu rapi. Dengan bantuan alat pendeteksi kebohongan dan penggeledahan total rumah mobil Kim Tae Hee sekali pun, kebejatan wanita keras kepala itu tak akan mudah dibongkar. Apalagi tak banyak tetangga yang mengenal dengan baik sifat-sifat Kim Tae Hee. Kalau saja tak dikuasai keserakahan yang membabi buta, rezeki nomplok $ 71 ribu akan dinikmati Kim Tae Hee tanpa halangan berarti. Lengkap dengan kehidupan nyaman di atas tanah sendiri dan toko ikan hias.

Kim Tae Hee nyaris menjadi copycat yang sempurna dan nyaris membuat FBI serta polisi putus asa. Hanya berkat "pengkhianatan" Kim So Eun, yang kini beruntung mendapatkan bonus $ 30 ribu, polisi berhasil memaksa Kim Tae Hee mengaku.

Di pengadilan, hakim menganggapnya sebagai pembunuh tak berperikemanusiaan dan mengganjarnya 90 tahun tinggal di hotel prodeo. Kim Tae Hee tercatat dalam sejarah sebagai warga negara Korea Selatan pertama yang diadili berdasarkan Undang-Undang Pemalsuan Produk 2083.


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

1 komentar:

  1. ff beomssox mana thor? beomssox hnya jdi
    pemeran pembantu dsni ya, tpi its ok lah,
    Ceritax lumayan keren, tpi keren lgi kl beomsso
    Yg jdi polisix gtu, kan seru ngeliiat perdebatan
    Mereka >0<

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...