Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 13 Oktober 2010

Sepotong Kalimat Cinta (Part 1)


Part 1
“Si Tampan Jung Yong Hwa”


Aku tahu aku bodoh telah mengharapkannya. Bukankah itu adalah mimpi yang paling konyol? Aku jadi teringat kemarin, saat Yoon Eun Hye meneleponku sore-sore.

"Halo, Park Shin Hye, ya?"

"Yap." Aku menyahut cepat. "Betul sekali."

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Sedang menerima telepon."

"Sudah tahu, Non!" Suara Yoon Eun Hye terdengar jengkel. "Bagaimana kalau kita bergosip saja. Di rumahku sedang tidak ada orang, juga tidak ada kerjaan. Jadi daripada bengong, kan?"

Ups, itulah enaknya jadi orang kaya. Tak perlu memikirkan biaya pulsa yang membengkak.

"Tapi mau bergosip apa?"

"Bukan bergosip apa, tapi bergosip siapa?" Yoon Eun Hye meralat. "Eh, menurutmu Jung Yong Hwa itu bagaimana?"

Ups! Hatiku berdebar tiba-tiba. Sudah tentu, karena hanya dia yang selama ini merusak semangat makanku, semangat tidurku, juga semangat belajarku. Memangnya ada pria lain yang lebih keren?

"Bagaimana?" desak Yoon Eun Hye lagi.

"Eh... lumayan." Aku buru-buru menyahut.

"L-u-m-a-y-a-n?" Suara Yoon Eun Hye jelas betul tidak terima. "Hanya itu?"

"Yap."

"Apa hanya itu? Yang benar saja!"

"Memangnya menurutmu bagaimana?" pancingku mencoba tetap cuek.

"Menurutku...." Yoon Eun Hye berhenti sejenak. "Keren. Cakep. Fantastis. Manis. Ganteng!"

Aku mau tak mau tertawa juga.

"Apa kau tidak tertarik sama sekali?" Yoon Eun Hye kedengarannya penasaran. "Teman-teman sekelas kita banyak yang menaruh hati padanya."

"Termasuk dirimu."

"Tentu! Kau...."

"Ya, kalau sekedar suka sih...."

Sampai di situ lamunanku terhenti. Di pandangan Yoon Eun Hye, juga teman-teman lain — bahkan mungkin termasuk Jung Yong Hwa sendiri — aku tampak begitu acuh tak acuh terhadap pria itu. Padahal sebenarnya, berpapasan dengan Jung Yong Hwa saja dapat membuat hatiku menari dengan begitu gembiranya. Hanya, aku memang bukanlah Yoon Eun Hye, Go Ah Ra, Kim So Eun, atau siapa saja yang berani mengungkapkan perasaan dengan terus-terang. Aku lebih suka memendam rapat-rapat perasaanku.

Aku kemudian terdiam. Lama.

Aku jadi gelisah oleh kesadaran yang baru timbul. Kalau dari teman sekelas saja yang menyukainya sudah begitu banyak, bagaimana kalau jumlah yang sudah banyak itu masih harus ditambah oleh teman-teman dari kelas lain, juga adik-adik kelas? Tak tertutup kemungkinan, kan? Juga dari teman-temannya yang lain, tetangganya atau teman adiknya barangkali.

Segala harapanku memang mustahil! Seharusnya aku tahu itu. Aku terlalu jauh bermimpi. Punya keinginan sih, sah saja sebetulnya, tapi rasanya kali ini aku kelewat jauh.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...