Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 21 Oktober 2010

Harapan Yang Pupus (Part 1)


Part 1
“Senyuman Hyun Bin”


Baru saja kakiku menginjak ruang 303, Hyun Bin sudah melambaikan tangan sambil tersenyum ramah. Aku balas tersenyum dan melangkah santai ke deretan bangku nomor dua. Yoona, sahabatku sudah menyiapkan sebuah bangku untukku tepat di sampingnya. Dia menoleh ke belakang melihat Hyun Bin yang masih mengulas senyum padaku, lalu memutar kepalanya menatapku sambil tertawa geli.

“Aduh, Kalau seperti ini aku bisa cemburu.” Katanya, “Kenapa hanya Yoon Eun Hye yang diberi senyum tapi aku tidak.”

Hyun Bin yang mendengar ucapannya senyum-senyum saja, sedangkan aku sibuk mencari kata-kata untuk membalas ledekannya.

“Jangan begitu, Yoona!” Ujarku setelah menemukan kalimat yang pas. “Kau kan sudah punya Onew. Kalau Onew cemburu bagaimana? Iya kan, Hyun Seo?” Aku menoleh ke arah Hyun Bin. Hyun Bin - seperti biasa - hanya tersenyum. Umm, aku suka pada senyumnya. Senyum yang biasa saja seperti juga wajah Hyun Bin yang biasa-biasa saja. Tidak jelek, juga tidak tampan.

“Kenapa kau diam saja, Yoona?”

Benar kan? Mendengar nama Onew disebut-sebut, Yoona langsung diam. Dia memang paling kesal dengan Onew, si kocak yang hobi menganggu gadis-gadis cantik. Bukan berita baru lagi kalau Onew dan Yoona dijodohkan oleh anak-anak. Onew yang konyol paling semangat memanggil-manggil Yoona dengan gaya sok mesra. Sementara Yoona sendiri tidak suka diperlakukan begitu. Tapi dasar Onew! Makin dicuekin makin gatal mulutnya memanggil Yoona. So, tidak heran kalau mereka dikenal sebagai ‘sepasang merpati yang dijodohkan secara paksa’.

“Wah..wah..kau benar-benar ingat Onew, ya?” Godaku lagi ketika melihat Yoona masih juga diam. Malah kini dia asyik menekuni catatannya. “Sabar ya. Onew kan selalu datang tepat pukul 7.30. Mana mau dia datang sepagi ini kecuali kau yang suruh.”

“Yoon Eun Hye! Cukup, jangan bicarakan Onew lagi! Aku kesal sekali mendengar namanya!!.” Akhirnya Yoona mau juga ngomong meski suranya hampir membuatku tuli.

“Bukannya kau yang memulainya,” Aku pura-pura cemberut.

“Ssst, jangan ribut! Dosen sudah datang.” Yoona menepuk lenganku pelan. Aku mengarahkan pandang ke depan. Pak Ahn Jae Wook, dosen Sosiologi melangkah gagah memasuki ruangan.

“Tidak seperti biasanya, baru jam tujuh lewat lima pak Ahn Jae Wook sudah datang.” Aku bergumam. “Kalau seperti ini Onew bisa ketinggalan pelajaran. Dia kan suka telat. “

“Kau menyebalkan sekali, Yoon Eun Hye. Sekali lagi kau menyebut nama Onew, aku akan memusuhinmu seumur hidup,” Yoona menyikut lenganku. Aku tertawa. Puas rasanya melihat Yoona kesal.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...