Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 21 Oktober 2010

Di Stasiun Itu...(Part 2-Tamat)


Chapter 2
Akhir Kisah Cinta Rain Bi


Keesokan harinya Rain Bi melihat gadis itu lagi. Gadis itu duduk ditempat yang kemarin. Kali ini gadis itu tidak sedang menunduk sambil membaca buku lagi. Sekarang wajah gadis itu menghadap ke depan sambil sesekali menganggukkan kepalanya. Sepertinya ia sedang mendengarkan lagu karena di telinganya terlihat ada earphone yang terpasang. Rain Bi mendekat, tapi kali ini ia tidak berdiri di samping gadis itu melainkan sedikit di depan gadis itu.

“Wah, kalau dilihat dari depan seperti ini semakin kelihatan cantiknya. Sayang dia pakai kacamata. Coba saja kacamatanya dilepas pasti semakin cantik”. Gumam Rain Bi.

Begitulah, semenjak itu Rain Bi tak bosan-bosannya menunggu kedatangan gadis itu. Walau hanya untuk memandangnya saja, Rain Bi sudah merasa lebih dari cukup karena memang hanya itulah yang dapat ia lakukan. Rain Bi merasa tidak cukup pantas untuk mengenal gadis itu lebih jauh. Senin sampai jumat jam 9 di bangku line 3 jurusan kota, hanya itulah yang ia tahu dari gadis itu. Rain Bi tidak berani bertanya pada gadis itu siapa namanya, alamatnya, dll. Ia hanya berani menatapnya dari kejauhan.

Sudah hampir dua minggu Rain Bi memandangi gadis itu di kejauhan hingga suatu hari Rain Bi melihat gadis berkacamata itu tidak mengenakan kacamatanya. Tapi kali ini gadis itu menundukkan kepalanya sambil sesekali mengusapkan tisu ke matanya. Sepertinya gadis itu sedang menangis.

“Kenapa ya gadis itu menangis? Sepertinya sedih sekali. Sayang, padahal dia cantik kalau tidak pakai kacamata,tapi lebih cantik lagi kalau sambil tersenyum. Kenapa dia menangis ya?” Tanya Rain Bi dalam hati. Rain Bi mendekati gadis itu. Tapi ia cuma bisa berdiri di samping gadis itu tanpa bisa berbuat apapun untuk menghibur gadis itu. Ia tidak punya cukup keberanian untuk melakukan hal itu.

Semenjak hari itu, hari dimana Rain Bi melihat gadis itu menangis, Ia tidak melihat gadis itu lagi di stasiun. Rain Bi terlihat sedih dan tidak bersemangat untuk berjualan. Ia terus menerus memikirkan gadis itu. “Apa yang terjadi pada gadis itu ya? Apa terjadi sesuatu padanya? Apa dia sakit?” Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang selalu muncul di benaknya tanpa pernah ia tahu jawabannya.

Namun beberapa hari kemudian Rain Bi kembali melihat gadis itu duduk di tempat biasa di stasiun. Tapi kini gadis itu tidak sendirian, di sampingnya duduk seorang pemuda yang tampan. Gadis itu berbincang dan bercanda dengan mesra dengan sang pemuda. Berbeda sekali dengan saat terakhir kali Rain Bi melihatnya, kali ini senyum dan tawa tak henti-hentinya menghiasi wajah gadis itu.

Hati Rain Bi hancur, namun ia turut bahagia untuk gadis itu karena setidaknya gadis itu dapat tersenyum kembali walau bukan karena dirinya…

Begitulah kisah cinta Rain Bi berakhir walau tanpa pernah memulainya…….


TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...