Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 21 Oktober 2010

Di Stasiun Itu...(Part 1)


Part 1
Gadis Pujaan Rain Bi


Hari ini hari Senin, hari yang sibuk seperti hari-hari sebelumnya. Hari ini matahari terasa membakar orang-orang di stasiun ini sehingga baju mereka terlihat basah karena keringat. Padahal waktu masih menunjukkan angka sembilan pagi. Seperti biasa stasiun KangSan sudah dipenuhi oleh orang-orang yang menunggu kereta api. Ada yang ingin ke kantor, ke kampus, atau ke rumah sanak saudara mereka. Entahlah, yang jelas Rain Bi bukan salah satu di antara mereka. Maksudnya bukan termasuk orang yang menunggu kereta api.

Rain Bi adalah seorang pemuda pedagang asongan yang saat ini sedang menjajahkan dagangannya kepada orang-orang di stasiun ini. Di stasiun KangSan inilah Rain Bi biasa mangkal. Di saat dagangannya sepi dengan pembeli, biasanya Rain Bi hanya berjalan-jalan sambil memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Ia suka menebak-nebak pekerjaan apa yang dilakukan oleh orang-orang itu. Seperti yang sedang ia lakukan saat ini, Rain Bi melihat seorang bapak yang berkumis tebal memakai jas lengkap dengan dasinya dan sepatu hitam mengkilap. “Ah, dia pasti seorang bos yang pelit, pakaiannya elit tapi berangkat ke kantor naik kereta api”, kata Rain Bi dalam hati sambil tersenyum.

Rain Bi terus jalan berkeliling sambil memperhatikan satu persatu orang di sekitarnya sampai akhirnya matanya berhenti pada sesosok gadis berkacamata yang sedang duduk sambil membaca sebuah buku. “Wah,cantik sekali gadis ini. Pasti dia seorang mahasiswa pintar di kampusnya. Buktinya,di suasana ramai seperti ini saja dia masih sempat-sempatnya membaca buku. Serius sekali bacanya. Kira-kira dia sedang baca buku apa ya?”

Rain Bi mendekat ke arah gadis itu dan kini ia berdiri tepat disampingnya. Nampaknya gadis itu tidak menyadari kehadiran Rain Bi karena ia masih saja terus membaca tanpa menoleh sedikitpun.

Rain Bi memperhatikan buku yang di baca gadis itu, tapi ia tetap saja tidak tahu buku apa itu karena ia sama sekali tidak mengerti isi buku itu. “Mungkin itu buku kuliahnya”, batin Rain Bi. Lalu Rain Bi mengalihkan pandangannya dari buku ke si pemilik buku tersebut. “Ternyata dilihat dari dekat gadis ini terlihat makin cantik.”

Ketika Rain Bi sedang asyik-asyiknya memandangi gadis itu, tiba-tiba kereta pun datang. Gadis itu segera menutup buku yang sedang dibacanya dan beranjak pergi memasuki kereta itu. Dan kereta itupun pergi, meninggalkan Rain Bi yang masih terpesona oleh kecantikan gadis itu.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...