Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 23 Oktober 2010

Naluri Perempuan (Part 1)


Part 1
Baby Sitter Dadakan


Park Shin Hye berkemas dengan cepat. Beberapa lembar pakaian dijejalkannya ke dalam tas plastik secara sembarangan. Di luar kamar, Ny. Kim Hee Ae-Ibunya ternyata sudah mencegatnya.

“Kau mau pergi dengan meninggalkan kapal pecah seperti itu?”

Park Shin Hye berpaling dengan sebal, memandang sekilas celana pendek dan handuk yang tergolek di atas kasur. Buku-buku masih berserakan di lantai, bersaing dengan kotak DVD dan kertas tisu yang tercerai-berai.

“Bagaimana mungkin kau bisa mengurus seorang bocah jika mengurus diri sendiri saja tidak becus? Ampun, Park Shin Hye, kau ini sudah besar. Harusnya mulai belajar banyak untuk menjadi perempuan sejati. Perempuan yang bisa mengurus diri sendiri, mengurus rumah....”

“Perempuan sejati... ?” gumam Park Shin Hye.

Dengan bersungut Park Shin Hye mengemasi barang-barang yang berserakan itu dan menumpuk asal-asalan di sudut kamar. Ny. Kim Hee Ae mengawasinya sambil menggeleng-gelengkan kepala putus asa. Tak urung nanti dia sendiri yang akan membereskannya.

“Ibu pasti senang, karena dua hari ini seisi rumah akan rapi tanpa aku.” Park Shin Hye bersungut. “Atau justru kehilangan? Rindu? Hmmm, tidak usah telpon-telpon, ya!”

Ny. Kim Hee Ae menyembunyikan senyumnya. Ya, rumah akan terasa sepi tanpa Park Shin Hye. Dua hari ini Park Shin Hye akan tinggal di rumah keluarga Kim Gab Soo. Tn.Kim Gab Soo, teman Ayah Park Shin Hye itu, meminta tolong Park Shin Hye untuk kesekian kalinya menjadi penjaga rumah. Bedanya kali ini, di rumah ada Seo Shin Ae. Tn. Kim Gab Soo dan Ny. Lee Mi Sook-istrinya akan pergi selama akhir pekan keluar kota, untuk urusan keluarga yang katanya sangat penting. Seo Shin Ae yang berusia tujuh tahun terpaksa tidak bisa ikut karena baru saja sembuh dari sakit.

“Kau bisa menjaga Seo Shin Ae selama dua hari saja, kan?” tanya Ny. Lee Mi Sook tempo hari.

Park Shin Hye terpaksa bilang iya, meski ia juga mengeluh dalam hati. Ia tahu persis siapa Seo Shin Ae. Memang tidak terlalu nakal, tapi bisa jadi akan sangat merepotkannya. Tapi Park Shin Hye tidak ingin menolaknya. Beberapa kali ia menjadi tenaga sukarela di rumah keluarga Kim Gab Soo, ia tak pulang dengan tangan hampa. Hanya pindah tidur dua hari saja, pulangnya saku Park Shin Hye dijejali dengan beberapa lembar uang ratusan ribu. Sangat lumayan untuk bersombong diri mentraktir teman.

Ketika Park Shin Hye tiba di rumah itu, Tn. Kim Gab Soo dan Ny. Lee Mi Sook sudah bersiap diri, bahkan mesin mobil sudah dihidupkan di halaman rumah. Seo Shin Ae nampak masih lemas, duduk di teras rumah mengawasi kesibukan kedua orangtuanya. Ia terlihat gembira ketika Park Shin Hye menghampirinya.

“Just you and me, Seo Shin Ae!” sapa Park Shin Hye.

Seo Shin Ae yang sejak kecil belajar berbahasa Inggris itu tersenyum lega.

“Can you play with me all night long?” bibir kecil itu berceloteh ringan, tak takut salah.

“Ups!” Park Shin Hye memberi isyarat dengan telunjuknya. “Sssst, jangan sampai mereka tahu…,” bisik Park Shin Hye sambil mengerling ke arah Ny. Lee Mi Sook.

Seo Shin Ae tertawa senang.

Keduanya mengantar kepergian Tn. Kim Gab Soo dan Ny. Lee Mi Sook.

Sesaat kemudian Park Shin Hye menggandeng Seo Shin Ae dan mengajaknya masuk ke dalam rumah.

“Well? Kau mau apa dulu? Makan, berenang atau…?”

“Kata Mama, kita tidak boleh keluar rumah. Lagipula…”

“Oh ya, anak baik. Kau harus beristirahat sebanyak mungkin. Jadi, bagaimana kalau kita menghabiskan sore dan malam ini untuk nonton film kartun?”

Seo Shin Ae melonjak gembira ketika Park Shin Hye memperlihatkan tujuh keping DVD yang dibawanya.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...