Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 23 Oktober 2010

Duniaku (Part 1)


Part 1
Sebuah Cinta


Duniaku adalah bayang semu yang tercipta dalam wujud imajinasi dan harapan. Aku berharap ada sebait puisi indah muncul dari sesosok makhluk yang bisa mencintaiku tanpa menoleh ke belakang, tanpa meneliti dengan cermat segala hal dalam lekuk tubuhku, dalam benak akal sehatku, dalam hati dan perasaanku. Aku adalah aku, makhluk Tuhan yang patut dicintai dan mencintai. Aku tetaplah aku meski semua fatamorgana telah tercipta untukku. Aku akan selalu menghapus air mata yang mengambang lemah di kedua pipiku. Aku akan selalu berkata, oh derita ‘pergi‘ pergilah kau dari sisiku.

Itulah aku. Dan aku tetap seperti aku apa adanya. Aku menerima cibiran dan pandang sinis dengan senyum getir. Karena sesungguhnya aku adalah sosok yang terus berjalan dalam kegetiran itu sendiri. Aku menerima semuanya dengan pasrah, sepasrah wujudku yang dirongrong beragam virus ganas yang perlahan-lahan melemahkan seluruh sendi dan sel-sel di tubuhku. Aku sadar kematian berjalan perlahan mengikis hari-hari yang setia menemaniku. Aku sadar, aku mengutuk dan menyesali diriku, mengapa‘ mengapa semua ini menimpaku. Virus-virus itu kini entah telah menyebar ke mana, karena sebelum aku tahu dia bersemayam di tubuhku, aku telah mengencani banyak lelaki. Aku tahu dosaku terus menumpuk dan menumpuk. Akan tetapi‘ aku tak kuasa untuk merintanginya.

Dan ketika lelaki bernama Hyun Bin itu datang dengan cintanya yang tulus, aku berusaha sekuat tenaga untuk tidak membuatnya menderita. Dia adalah lelaki terkasih yang membuatku berharga sebagai wanita, sebagai manusia, sebagai makhluk Tuhan yang ingin mencintai dan dicintai. ‘Hyun Bin’ mengenang nama itu, air mata membasahi pipiku. Dia datang dengan setumpuk cinta untukku.

“Aku tidak peduli siapa dirimu, Lee Hyori. Cinta telah menggiringku kepadamu,” katanya jujur sekaligus naif.

Aku meradang. Ingin kutolak semua keindahan yang telah ia berikan. Namun aku tak kuasa. Tatkala ia melamar dan memintaku untuk menemui orang tuanya, batinku menangis.

“Apa yang membuatmu yakin sehingga kau begitu ingin menjadikanku istrimu, Hyun Bin?” tanyaku.

“Kau cantik, kau mencintaiku, dan kau baik,” katanya tulus.

Aku terdiam. Kucari makna di balik kalimat pujiannya. Apakah lelaki ini bodoh? Pikirku. Matanya yang polos tidak menyiratkan beragam dusta, cibiran, atau jebakan. Aku mulai menyukai apa yang ada pada dirinya. Aku merasa menjadi manusia seutuhnya, manusia yang benar-benar manusiawi. Dia berbeda dengan puluhan laki-laki yang pernah kukencani.

“Aku sungguh mencintaimu, Lee Hyori. Kita akan hidup bahagia,” katanya meyakinkan.

Aku tertawa getir. Hyun Bin. Aku tidak berani berjanji. Aku hanya mampu menikmati saat-saat indah yang kauberikan, meski hanya untuk sesaat saja. Aku tahu kau meradang tatkala kutolak lamaranmu, kau berlalu bagai singa yang terluka. Kenyataan itu memang membuatku merintih pilu.

Di kamarku, aku merenungi takdirku. Kulihat diriku di depan kaca. Inikah aku? Dalam wajah cantikku tersembul sosok asing yang selalu kubenci. Aku selalu berusaha memusnahkan sosok tersebut dalam bentuk apapun. Namun, beratus bahkan beribu kali kulakukan, dia tetap kembali dan kembali lagi.

Aku adalah aku, wajahku cantik. Hidungku mancung. Bibirku seksi. Mataku indah, rambutku hitam, lebat dan panjang. Lekuk tubuhku sempurna. Sesempurna dewi malam yang turun dan masuk ke tiap mimpi para lelaki hidung belang. Semuanya indah, seindah sosok wanita yang bersemayam di jiwa dan imajinasiku. Aku adalah aku, aku tak pernah minta dilahirkan seperti adanya aku saat ini.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...