"Kim Bum, ada yang ingin kutanyakan padamu. Tapi kau jangan marah atau tersinggung," kata Kim So Eun. Kali ini mereka sedang makan Mie Ramen bersama sepulang sekolah.
"Apa?"
Kim So Eun mengatur napasnya. "Hmm....Begini… Aku kan sedang sendirian, kau juga.... Mmh, Lalu kita juga sudah beberapa kali jalan bersama...."
"Lantas?"
"Menurutmu, apa arti hubungan yang sedang kita jalani ini?" Kim So Eun merasa dadanya plong setelah melontarkan seluruh perasaannya tadi.
Kim Bum tersenyum simpatik. "Jujur, aku tidak tahu."
"Jadi?"
Kim Bum meraih tangan Kim So Eun perlahan.
"Aku laki-laki. Pernah sakit hati dengan penolakanmu. Apa tidak terpikir olehmu, kalau kedekatan ini bisa menjadi ajang balas dendamku, Kim So Eun?"
Serta-merta Kim So Eun menarik tangannya. Wajahnya pucat pasi. Jadi, itukah yang sedang dilakukan Kim Bum terhadapnya? Pemuda sederhana yang pintar itu sedang berusaha untuk membalas sakit hatinya dulu?
"Hei, kenapa? Ada yang salah dengan pertanyaanku?"
"Rasanya... tidak mungkin. Tidak mungkin kau... begitu....," desis Kim So Eun.
"Terima Kasih, kalau kau mempercayaiku sebagai pemuda yang baik. Taukah kau, Kim So Eun… kalau aku bertahan sampai sekarang… itu semuanya karenamu?"
"Karena aku?"
Suara Kim Bum terdengar kembali, gemanya menyelusup masuk sampai ke dada Kim So Eun.
"Iya, karena kau, Kim So Eun. Dan saat ini aku juga sedang bingung. Mau memintamu jadi kekasihku, takut ditolak seperti dulu. Atau lebih parahnya aku hanya jadi bayang-bayang Jung Yong Hwa saja. Aku tidak mau jadi tempat pelarian."
Kim So Eun tergugu. Itukah arti kepasifan Kim Bum. Sejauh itukah ia menilai arti sebuah hubungan cinta. Mereka belum tentu akan menikah kalau jadi pacaran sekarang, bukan? Seperti kata Baek Suzy. Tetapi Kim Bum tetap setia menunggu Kim So Eun, sebuah bukti kalau Kim Bum memang pemuda yang baik.
"Kim Bum, bisakah kau memberikanku sedikit waktu lagi?"
"Menunggu sampai Valentine datang?"
"Tidak. Tidak perlu menunggu sampai Valentine tiba. Aku hanya ingin mempersiapkan hatiku lebih baik lagi, untuk menerimamu."
Kim Bum tersenyum. Tampan.
Kim So Eun merasa nuansa di hatinya mulai berwarna cerah. Ada tunas-tunas baru yang mekar memenuhi dadanya. Ia rasa jika ia mau bersabar menyiram tunas-tunas itu bersama Kim Bum, ia bisa memusnahkan seratus kenangannya bersama Jung Yong Hwa dulu, menggantinya menjadi seribu harapan bersama Kim Bum.
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
so sweeeeet
BalasHapusRokmanteeeeZZ as usually..
BalasHapus