Kim So Eun melangkah masuk ke dalam sebuah café yang tidak begitu ramai.
Kim Bum berjalan di depannya. Kim Bum melihat berkeliling mencari seseorang.
Kim So Eun semakin tidak sabaran.
Dia ingin cepat-cepat bertemu dengan Princess itu.
Kim Bum mengangkat tangannya sambil tersenyum ke arah meja yang berada di pojokan. Orang yang duduk di meja itu juga tersenyum dan balas mengangkat tangannya.
“Ayo.”
Kim Bum menggandeng tangan Kim So Eun berjalan menuju meja itu.
Kim So Eun mengamati orang itu.
Tidak salah lagi. Rambut itu, rambut panjang itu. Itu adalah rambut gadis yang dibonceng Kim Bum kemarin siang. Tapi tunggu sebentar. Yang duduk di sana bukanlah seorang gadis berambut panjang, melainkan seorang PRIA! Seorang pria berambut panjang.
“Kim So Eun kenalkan. Ini Princess,” kata Kim Bum memperkenalkan pria itu.
“Hai. Kau pasti Kim So Eun, kekasih Kim Bum,” sapa pria yang dipanggil Kim Bum dengan Princess itu.
“Tunggu. Tunggu sebentar. Dia, maksudku... dia laki-laki? Tapi kenapa kau panggil dia Princess. Itu kan nama panggilan untuk perempuan?” Kim So Eun semakin tidak mengerti.
“Nah, itu dia. Princess memang bukan namanya. Namanya adalah Lee Hong Ki. Dia adalah sahabatku yang pindah ke Amerika saat aku kelas dua SMA.”
“Tapi, kenapa dia dipanggil Princess?”
Kim Bum tersenyum.
Dia melirik ke arah temannya itu.
''Karena waktu kecil dulu, dia...si Lee Hong Ki ini, lebih senang main boneka dengan anak perempuan daripada main bola dengan anak laki-laki.''
Wajah Kim So Eun memerah. Kali ini bukan karena marah, tetapi karena malu.
“Hahaha… Makanya, jangan panggil aku begitu. Kekasihmu jadi salah paham kan. Dia jadi menyangka kalau aku ini selingkuhanmu,” tawa Lee Hong Ki itu.
“Hah, ini juga gara-gara rambut panjangmu itu. Kenapa tidak kau potong saja?” jawab Kim Bum menangkis kata-kata Lee Hong Ki.
''Walaupun rambutku panjang seperti perempuan dan waktu kecil aku lebih suka main boneka bersama perempuan, bukan berarti orientasi seks-ku berubah. Aku tetap suka perempuan, lagipula begini-begini aku juga sudah punya kekasih.''
''Iya, aku tahu. Kau jangan marah seperti itu.''
''Tidak mungkin aku marah padamu, Kim Bum. Kau itu sahabatku yang paling baik. Oh ya Kim So Eun, maafkan aku ya karena sudah membuatmu salah paham.''
''Aku juga salah, Lee Hong Ki. Seharusnya aku menanyakan kebenarannya dulu pada Kim Bum.''
“Kim So Eun, Dan soal aku membonceng Lee Hong Ki kemarin, itu karena dia memintaku mengantarnya jalan-jalan. Sekalian kemarin aku memang pergi membeli tiket bioskop.”
Kim So Eun mengangguk-angguk mengerti.
Ternyata semua kesalahpahaman ini disebabkan oleh dirinya sendiri. Seharusnya dia lebih mempercayai Kim Bum. Minimal menanyakan masalah ini kepada Kim Bum secepatnya. Bukannya malah membiarkan dirinya berpikir yang tidak-tidak.
“Maafkan aku, Kim Bum,” kata Kim So Eun. “Seharusnya aku lebih percaya padamu.”
Kim Bum hanya tersenyum. Dia menggenggam tangan Kim So Eun, lalu berkata, “Aku juga seharusnya lebih cepat mengenalkannya padamu.”
Saat wajah Lee Hong Ki tertutup oleh buku menu di tangannya. Kim Bum memberikan satu sentuhan cepat ke bibir Kim So Eun.
Tamat
Copyright Sweety Qliquers
Copyright Sweety Qliquers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar