Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Sabtu, 22 Oktober 2011
Selingkuh??? (Chapter 2)
Waktu sudah menunjukkan pukul 6 lewat 45 menit. Kim So Eun sudah berpakaian lengkap. Tinggal sepatunya saja yang belum dia kenakan.
Dikenakannya sebuah mini dress warna putih gading yang panjangnya sampai lima senti di atas lutut. Sebuah pita warna hitam yang menjadi bagian dari mini dress itu melingkar di pinggangnya dan diikat berbentuk pita di depan perutnya. Di lehernya ada sebuah kalung warna perak dengan mata kalung berbentuk hati.
Ponselnya bergetar tepat ketika Kim So Eun selesai mengenakan sepatunya. Dilihatnya ada telepon dari Kim Bum.
“Halo?” Kim So Eun mengangkat telepon itu.
“Halo sayang. Aku sudah ada di depan rumah.”
“Oh, baiklah. Tunggu sebentar ya, Aku pamit dulu pada Ibu.”
Kim So Eun lalu menutup telepon itu, kemudian dia melongok ke ruang keluarga.
“Bu, aku pergi dulu ya.”
Ibunya yang sedang asik nonton Drama seri di TV melihat ke arahnya, mengangguk kemudian berkata, “Hati-hati, Kim So Eun. Pulangnya sebelum pukul sepuluh.”
“Baik, Bu.” kata Kim So Eun sambil mengacungkan jempol.
Dia tadi memang sudah memberi tahu Ibunya bahwa dia akan keluar dengan Kim Bum. Kedua orang tuanya juga sudah tahu bahwa mereka pacaran.
“Hai sayang. Maaf ya, kau jadi menunggu lama,” sapa Kim So Eun.
“Ah, tidak. Aku hanya menunggu sebentar. Kita pergi sekarang, ya!”
Kim Bum menyodorkan helm kepada Kim So Eun.
Kim So Eun menyadari bahwa helm itu adalah helm yang digunakan oleh gadis tadi siang. Dengan tangan yang sedikit gemetar, Kim So Eun menerima helm itu.
“Ada apa?” tanya Kim Bum.
“Ah, tidak ada apa-apa,” jawab Kim So Eun mengelak.
Kim So Eun kemudian naik ke belakang Kim Bum dan melingkarkan kedua tangannya di pinggang Kim Bum.
Kim Bum menyalakan motor, tidak lama kemudian mereka berdua telah berada di jalanan.
Bioskop yang mereka tuju terletak di salah satu mal yang cukup besar di Seoul. Jaraknya sekitar 20 menit dari rumah Kim So Eun.
Setelah memarkir motornya di tempat parkir yang disediakan, Kim Bum menggandeng tangan Kim So Eun dan mereka berdua lantas berjalan beriringan.
Kim So Eun merasakan dadanya sedikit berdebar-debar saat itu. Dia belum terbiasa digandeng seorang pria di depan umum. Kim Bum adalah kekasihnya yang pertama dan mereka sendiri belum begitu lama berpacaran. Ini perlu pembiasaan.
“Kita nonton film apa hari ini?” tanya Kim So Eun yang baru menyadari bahwa dia tidak tahu mereka akan nonton film apa.
“Flower Love,” jawab Kim Bum. ”Mau kan?”
“Tentu saja,” jawab Kim So Eun sambil tersenyum ceria. Dia sudah lama menunggu film ini keluar.
Mereka berdua memasuki bioskop yang dipenuhi banyak orang. Kim So Eun melihat ke arah antrian panjang di tempat membeli tiket.
“Tenang. Aku sudah membeli tiketnya,” jawab Kim Bum sambil menunjukkan dua buah tiket di tangannya.
“Wah, kapan kau membelinya?”
“Tadi siang.”
Mendengar jawaban Kim Bum, Kim So Eun tiba-tiba teringat akan apa yang tadi dilihatnya. Gambar Kim Bum yang sedang membonceng seorang gadis kembali muncul di pikirannya. Jangan-jangan mereka berdua tadi ke sini untuk kencan.
Kim So Eun melepaskan genggaman tangannya dari Kim Bum.
“Aku ke toilet sebentar.”
Kim So Eun segera pergi dari situ.
Dia sebenarnya tidak merasa mau ke toilet, hanya saja dia merasa perlu membenahi pikirannya dulu. Dia tidak mau acara kencan ini jadi terganggu gara-gara apa yang dilihatnya tadi siang. Lagipula, belum tentu gadis itu memiliki hubungan khusus dengan Kim Bum.
Kim So Eun menatap wajahnya di depan cermin toilet.
“Apa sebaiknya aku tanya langsung padanya?”
Dia berpikir sejenak. Tapi kalaupun dia menayakannya langsung, belum tentu Kim Bum akan menjawab yang sebenarnya. Setidaknya dia sendiri tidak tahu bagaimana yang sebenarnya itu.
Terdengar suara pengumuman, yang menandakan film yang akan mereka tonton segera dimulai. Kim So Eun membasahi tangannya dengan air, lalu kembali ke tempat Kim Bum berada.
“Ayo masuk. Filmnya mau dimulai,” ajak Kim Bum.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam studio.
Setelah beberapa trailer film mendatang, lampu dipadamkan dan film pun dimulai.
Sebuah kisah cinta. Film yang mereka tonton mengisahkan kisah cinta antara sepasang muda-mudi. Sang pria dalam cerita itu ternyata berpacaran dengan si gadis hanya untuk mempermainkan gadis tersebut, sebagai balas dendam bagi orang tua gadis tersebut.
Sepanjang film, Kim So Eun tidak bisa fokus menontonnya. Berbagai pikiran buruk bermunculan, sedikit banyak dipengaruhi oleh alur cerita film yang sedang ditontonnya.
Ditatapnya Kim Bum yang duduk di sampingnya.
Mungkinkah pria ini memang membohonginya?
Mungkinkah dia memang menjadikanku kekasihnya hanya sekedar untuk bersenang-senang? Sama seperti kisah yang tengah mereka berdua saksikan ini? Pikiran itu terus berkecamuk dalam kepala Kim So Eun.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar