Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 22 Oktober 2011

Selingkuh??? (Chapter 1)



Kim So Eun sedang tidur-tiduran di kamarnya sambil senyum-senyum sendiri memandangi layar ponselnya. Dia tersenyum membaca SMS yang diterimanya dari Kim Bum. Gadis cantik itu mengetikkan balasan SMS dengan wajah sumringah. Dia menekan tombol kirim, kemudian meletakkan ponsel itu di meja kecil di samping ranjangnya.

Dia kemudian memeluk bantal gulingnya sambil tersenyum lebar. Dia tidak percaya bahwa Kim Bum menyatakan cintanya dua minggu yang lalu.

Kim Bum adalah pemuda idaman di kampusnya. Tidak hanya wajahnya yang tampan, Selain itu Kim Bum juga tergolong mahasiswa yang cerdas. Kim Bum juga jago bermain basket. Dia masuk dalam pemain inti tim basket di kampusnya yang sudah terkenal karena sering menjuarai kejuaraan Basket antar Universitas.

Yang paling luar biasa, Kim Bum yang itu, yang begitu diidolakan gadis-gadis di kampusnya itu, tiba-tiba saja meminta Kim So Eun menjadi kekasihnya.

Memang, Kim So Eun sudah merasa bahwa Kim Bum mulai melakukan pendekatan dengannya sejak dua bulan yang lalu. Kim Bum rajin bercakap-cakap serta mengirim SMS kepadanya. Kim Bum juga sering mengantar Kim So Eun pulang. Tapi Kim So Eun tidak mau GR dulu.

Dia pikir, wajar saja kalau mereka sering bercakap-cakap. Mereka sudah kenal lama. Mereka selalu sekelas sejak SMA. Ditambah lagi, mereka berdua sama-sama menyukai basket.

Soal mengantar pulang, rumah mereka memang searah. Wajar kan kalau Kim Bum mengantarnya pulang.

Ponselnya tiba-tiba saja bergetar.

Kim So Eun mengambil ponsel berwarna pink itu dari meja kecil di sampingnya. Sebuah pesan dari Kim Bum masuk.

Dibukanya pesan itu. Dia tersenyum membaca isi pesannya.

Kim Bum mengajaknya keluar, nonton bioskop.

Tentu saja Kim So Eun mau. Dia segera mengetikkan ‘ok’, menyetujui dijemput Kim Bum pukul tujuh nanti.

“Kim So Eun, kenapa kau senyum-senyum sendiri?” tanya Ibu Kim So Eun yang tiba-tiba masuk.

Kim So Eun terduduk karena kaget.

“Ah, Ibu. Mengagetkanku saja. Ketuk pintu dulu kalau mau masuk, Bu.”

“Sudah Ibu ketuk dari tadi. Kau saja yang tidak mendengar. Ibu pikir kau pingsan.”

“Eh, memangnya Ada apa Ibu mencariku?”

“Ibu mau menyuruhmu mengantar Brownies ke rumah Bibi Kim Tae Hee. Dia pesan Brownies pada Ibu minggu lalu. Kau antarkan kesana ya?”

“Ah, Ibu. Suruh Jung Yong Hwa Oppa saja.”

“Kau ini. Jadi anak perempuan kenapa malas sekali. Cuma dimintai tolong mengantarkan kue ke rumah depan saja susahnya minta ampun. Kakakmu, Jung Yong Hwa itu sedang ke bengkel. Ibu mau membereskan dapur dulu. Kau antarkan Browniesnya ya. Browniesnya ada dalam kotak merah di meja makan. Uangnya sudah Bibi Kim Tae Hee berikan pada Ibu, jadi kau tidak perlu minta lagi.” kata Ibu Kim So Eun memberi instruksi, kemudian dia keluar dari kamar.

“Ah, Ibu. Mengganggu orang saja,” gerutu Kim So Eun.

Kim So Eun segera keluar dari kamarnya.

Dia mengambil kotak merah berisi Brownies yang terlihat lezat dan menggiurkan itu dari atas meja makan. Dia kemudian membuka pagar lalu menyeberang ke rumah yang berada tepat di depan rumahnya.

Kim So Eun memencet bel dan tidak lama kemudian Bibi Kim Tae Hee keluar.

“Ah, Kim So Eun. Selamat siang.”

“Selamat siang Bibi. Ini Brownies pesanan Bibi.”

Kim So Eun kemudian menyerahkan kotak merah berisi Brownies itu.

Bibi Kim Tae Hee menerimanya sambil tersenyum. “Terima kasih ya, Kim So Eun. Sampaikan terima kasih Bibi juga untuk Ibumu.”

“Sama-sama Bibi. Nanti aku sampaikan pada Ibu.”

Kim So Eun kemudian berbalik menuju rumahnya.

Dia hendak menyeberang ketika dari kejauhan dilihatnya motor yang sudah tidak asing lagi baginya. Motor Kim Bum.

Kim So Eun tersenyum melihat motor itu di kejauhan, namun senyumnya segera lenyap ketika dilihatnya Kim Bum membonceng seorang gadis di belakangnya. Mereka berdua nampaknya sedang asik bercakap-cakap. Dilihatnya Kim Bum tertawa-tawa sambil berbicara dengan gadis yang tidak Kim So Eun kenal itu.

Cepat-cepat Kim So Eun berbalik dan pura-pura berjalan ke arah rumah Bibi Kim Tae Hee ketika motor itu mendekat. Dia mendengar motor itu melewatinya, kemudian perlahan-lahan suara motor itu menghilang di kejauhan.

Kim So Eun berbalik, kemudian melihat ke arah motor itu pergi.

"Siapa gadis itu?" batin Kim So Eun.

Wajah gadis itu memang tidak terlihat karena tertutup kaca helm, tetapi rambut hitamnya terurai panjang keluar. Terbayang wajah Kim Bum yang asik bercerita dengan gadis itu, membuat Kim So Eun menjadi cemburu.

Tidak, tidak mungkin. Batin Kim So Eun mencoba menenangkan dirinya sendiri. Pasti gadis tadi itu adik Kim Bum. Kalau tidak salah, Kim Bum memang memiliki seorang adik perempuan yang belum pernah Kim So Eun temui.

Hmmm, tapi kalau tidak salah,... adiknya itu saat ini masih duduk di bangku SMP. Gadis tadi terlihat seumuran dengan dirinya. Rasanya tidak mungkin itu adik Kim Bum. Kim So Eun mengelengkan kepalanya keras-keras. Dia berusaha membuyarkan gambaran Kim Bum dan gadis yang tak dikenalnya itu dari pikirannya. Tapi semakin keras dia berusaha membuyarkannya, semakin gambar itu bertahan di kepalanya.

“Ah, membuat kesal saja!”

Kim So Eun lalu berlari menyeberangi jalan. Dia kemudian menutup pagar dengan keras, lalu berlari ke kamarnya.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...