Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Selasa, 25 Oktober 2011

I Love You, But I Hate You More (Chapter 3-Tamat)



Kim So Eun dapat merasakan hembusan angin halus dari mulut Kim Bum membelai-belai wajahnya. Gadis itu kaku, kelu tak mampu menjawab. Ia hanya berdiri mematung tak berkedip menatap ke arah mata Kim Bum yang tiba-tiba saja menjadi asing baginya. "Tapi,... kenyataannya kau tidak begitu penting, Kim So Eun! Atau mungkin sama sekali tidak penting!" katanya tegas dan tetap dingin.

Seperti palu godam yang diayun untuk meruntuhkan tembok Berlin. Sehancur itulah hati Kim So Eun. Tanpa sadar gadis itu mundur selangkah sambil menggeleng tak percaya. Tidak.... Ini bukan Kim Bum! Dia mana berani begini! Ini tidak terjadi! Kim Bum harusnya diam dan mengalah jika mereka bertengkar!

Kim Bum menyeringai dingin. Lalu mundur selangkah. Tersenyum puas ketika melihat wajah Kim So Eun membeku. Dia sama sekali tidak menduga ini! Pikirnya.

"Kita putus!" ulang Kim Bum, ringan. Seolah sebuah beban maha berat baru saja terangkat dari pundaknya.

Semilir angin sepoi membelai hatinya yang sekarang terasa begitu lega. Kalimat berikutnya ia utarakan seringan kapas. Ia sendiri pun hampir tak percaya bahwa hanya sejengkal saja kedalaman sumur cintanya terhadap Kim So Eun walaupun jauh di lubuk hatinya, masih ada sebuah bandul ukuran sedang yang sedang bergelayut.

Kim So Eun terpaku. Ia tidak siap dengan semua ini. Ia menyayangi Kim Bum. Itu jelas dan sangat jelas! Kim Bum tidak boleh seenaknya saja memutuskannya! Ini tidak boleh terjadi.

"Kau becanda kan, Kim Bum...?" Akhirnya gadis itu bersuara, serak dan patah. Ia lantas diam, menatap Kim Bum, setengah berharap jika pemuda itu akan menunjukan seringai bodohnya dan berkata bahwa ia tidak serius dan main-main saja. Lalu dunianya kembali gelap, lebih gelap dari sebelumnya ketika samar-samar, melintasi embun tebal yang mulai mengumpul di matanya, ia melihat Kim Bum menggeleng.

"Maaf. Tapi dengan keadaan seperti ini, aku rasa kita tidak akan bisa bertahan. Percuma...."

"Aku bisa berubah!" Kim So Eun maju, mengguncang kedua lengan Kim Bum seolah ingin menyadarkannya dari otaknya yang tak beres. "Kalau kau inginkan,... aku bisa berubah! Aku akan lakukan apa saja, asal kau mau memberiku kesempatan."

"Aku rasa, ini saatnya dimana seseorang mengatakan kalau semuanya.... mm... terlambat." Kim Bum berkata meski suaranya selemah hatinya. Haruskah...? Tapi saat itu, ia merasa itulah yang harus dilakukan. Ia hanya tidak dapat kembali... seberapa pun ia sangat menginginkannya. " Maaf...."

Itu kalimat terakhir yang keluar dari mulut Kim Bum sebelum ia memutar tubuhnya dan berlalu pergi, meninggalkan Kim So Eun yang masih termangu, berdiri membeku. Memandangi mantan kekasihnya yang semakin menjauh, ia pun jatuh, berlutut, dan menangis keras. Menyesal... tapi, lalu apa....?

Ini saatnya dimana seseorang mengatakan kalau semuanya... terlambat...!

Mengingat kalimat itu, air matanya semakin deras mengalir. Tangisnya semakin keras. Namun Kim Bum telah pergi. Dia tak akan mendengar suara tangisnya dan mungkin.... tidak mau mendengar lagi.


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

2 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...