Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Sabtu, 01 Oktober 2011

Bersama Hujan (Chapter 1)



Aku kembali menyesap cappuccino hangat di sudut ruang itu. Ruang yang sama di sebuah café ketika aku melihatmu bernyanyi. Suasana yang sama juga seperti waktu itu. Hujan rintik-rintik. Di sudut inilah aku bisa melihatmu dengan jelas. Menikmati alunan nada yang kau mainkan melalui gitarmu, dan juga suara merdu yang tak pernah bisa kulupakan, sambil sesekali menyesap minuman favoritku.

“Ada yang mau request lagu?” tiba-tiba suara itu membuyarkan lamunanku. Sendirian, aku mencoba untuk mengusir penat setelah seharian bekerja. Temanku memberi tahu bahwa ada café yang menyajikan cappuccino terenak yang pernah dia rasakan. Tergoda, dan akupun mampir. Sendiri. Aku baru sadar bahwa ada live music disini karena pertanyaan si penyanyi kafe itu. Request lagu? Aku tertawa dalam hati. Sombong benar pemuda ini. Apa dia bisa menyanyikan semua jenis lagu? Kalau begitu, aku mau request.

“Just The Way You Are! Bisa?” aku berseru dari sudut ruangan itu.

“Oh. Emm. Tentu saja bisa.” jawabmu waktu itu.

Just The Way You Are mengalun dari bibir itu beserta petikan gitar yang menambah indah suasana. Boleh juga, pikirku. Aku melirik, di luar hujan masih rintik-rintik. Dan suaramu membuatku enggan untuk beranjak. Aku kembali melayangkan pandangan padamu. Pria yang cukup tampan. Ditambah suara yang bagus untuk bernyanyi. Pastilah banyak perempuan yang bermain mata denganmu. Tiba-tiba imajinasiku bergerak liar membayangkan sesuatu. Aku dan kau di suatu tempat, bercumbu. Ahhh! Pikiran wanita lajang yang berumur seperempat abad. Aku tertawa sendiri. Tapi, kau memang tampan.

“Ada yang mau request lagi?” tanyamu lagi. Aku tidak menyadari bahwa lagu permintaanku sudah selesai dinyanyikan. Berikutnya lagu lain kembali mengalun dari bibirmu. Rasanya semakin malas aku beranjak dari sini. Menikmati cappuccino sembari mendengarkan alunan indah darimu, cukuplah untuk mengusir penatku. Tidak terasa malam semakin pekat. Aku memutuskan untuk pulang saja.

“Terima kasih, Nona. Datang lagi ya,” ujar pramusaji yang membukakan pintu untukku. Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

Datang lagi? Mungkin saja. Tapi kalau ada pemuda itu, pastilah aku akan sudi mampir kembali. Aku pun melirik kearah pemuda itu sebelum keluar. Dan pada saat yang bersamaan si tampan membalas tatapan ku sambil melambaikan tangan. Sial!! Aku jadi deg-degan.

Aku selalu memintamu untuk menyanyikan Just The Way You Are. Pertemuan demi pertemuan di café itu membuat kita semakin akrab. Bahkan tak jarang kita menghabiskan waktu bersama di tempat-tempat lain. Sekedar karaoke bersama ataupun bercerita tentang hidup masing-masing.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...