Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Jumat, 21 Oktober 2011
Cincin (Chapter 1)
“Memangnya kau tahu artinya rumput yang bergoyang?”
Terdengar ia menekankan nada suaranya. Matanya menyorot tajam ke arahku. Aku jadi sedikit gugup. Tak kusangka kata-kata yang meluncur dari mulutku tadi ditanggapinya dengan serius.
“Kenapa diam? Ayo jawab!” Ia menuntut jawaban padaku, seolah bisa menebak kalau aku pasti kebingungan menjawabnya. Tangannya sibuk memainkan bantal di pangkuannya. Ada seraut kecewa di wajahnya. Bibirnya mengerucut kecil.
“Maaf, aku tadi tidak bermaksud tidak menghiraukanmu. Aku tadi masih capek, jadi bicara begitu,” kataku menjelaskan sambil mencoba meyakinkan kalau aku masih bersimpati padanya.
Sejak kehilangan cincin seminggu yang lalu, Baek Suzy uring-uringan. Setiap kali datang, pasti mengeluh, dan berkali-kali menanyaiku. Dan berkali-kali pula aku mengatakan supaya ia mengingat-ingat lagi dimana terakhir kali ia menaruh cincin itu.
“Seisi rumah sudah kuobrak-abrik, tapi aku tidak menemukannya juga,” katanya menggerutu. “Jadi dimana cincin itu?” tanyanya lagi.
“Aku kan sudah bilang, aku tidak tahu. Memangnya aku ini paranormal apa?” kataku kesal, “Atau...., jangan-jangan kau menuduhku yang mengambilnya ya?'' lanjutku curiga. Aku harap dugaanku ini meleset.
“Bukan begitu, aku tidak menuduhmu. Aku hanya bertanya.”
“Kalau kau bertanya padaku, aku tidak tahu. Tanya saja pada rumput yang bergoyang,” kataku cuek.
Seminggu sejak itu, Park Shin Hye tidak mengeluhkan cincinnya lagi. Mungkin dia sudah melupakannya atau mungkin dia sudah sadar kalau aku bosan mendengar keluhannya.
Kulihat dia jadi pendiam sekarang, jarang menyapaku. Biasanya setiap malam dia singgah ke kamarku. Cerita apa saja, tentang teman-temannya, kekasihnya atau apapun yang dialami hari itu.
Sebagai saudara kembar, kami saling terbuka, saling bergantung satu sama lain. Perbedaan pendapat seringnya terjadi disebabkan karena aku laki-laki dan dia perempuan.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar