Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 07 Desember 2011

Misteri Hantu Merah (Chapter 5)



Chapter 5
Kemunculan Hantu Di Namchoseon Valley


Heechul memandang Eunhyuk. Temannya itu meng­angguk, sebagai tanda setuju.

"Ya, tentu saja kami bisa datang, Victoria," kata Heechul kemudian.

"Syukurlah kalau begitu!" Nada suara Victoria terdengar lega. "Namchoseon Valley ini tempat yang sangat tenang. Dan di sini kalian nanti bisa ditemani saudara sepupuku. Namanya Nichkhun. Sedari kecil ia tinggal di Cina."

Setelah itu mereka membicarakan urusan penjemputan. Heechul dan Donghae akan berangkat dengan pesawat jet pukul enam sore ke Seoul. Di Bandara mereka dijemput dengan mobil, lalu diantarkan ke Namchoseon Valley. Setelah mengucapkan terima kasih sekali lagi, Victoria memutuskan pembicaraan.

"Bukan main!" kata Heechul dengan gembira. "la ingin mendapatkan segala macam keterangan tentang hantu itu dari orang yang melihatnya sendiri, dan karenanya kita akan di undang ke rumahnya di Namchoseon Valley!" Saat itu ia baru terkejut, karena teringat pada sesuatu. "Tapi kau tidak ikut diundang, Eunhyuk!" Eunhyuk berusaha keras untuk tidak menunjukkan kekecewaannya.

"Karena, kalian berdua melihat hantu itu... sedang aku tidak," katanya. "Lagi pula aku besok memang tidak bisa pergi! Junsu dan Yoona akan pergi ke Chuncheon. Mereka mau memborong barang­barang bekas Angkatan Laut di sana. Jadi aku harus tinggal di sini, menjaga toko."

"Tapi bagaimanapun, kita kan satu team," bantah Donghae. "Tidak enak rasanya pergi kalau kau tidak ikut, Eunhyuk. Apalagi kalau kepergian itu ada urusannya dengan hantu," tambahnya.

Eunhyuk menggosok-gosok dagunya.

"Mungkin ini pertanda bagus," katanya. "Jika hantu itu dilihat muncul di Namchoseon Valley, kalian berdua bisa melakukan penyelidikan di sana untuk Chief Siwon. Sementara itu aku melacak setiap jejak yang bisa kupikirkan di sini. Gunanya tim penyelidik adalah kita bisa mengusut dua dan bahkan tiga jalur penyelidikan pada waktu yang sama."

Jadi persoalan ini sudah diputuskan. Penjelasan Eunhyuk memang masuk akal. Tidak lama kemudian Heechul dan Donghae pulang ke rumah masing-masing untuk bersiap-siap. Pakaian sudah dimasukkan ke dalam koper. Mereka berdua pun menambahkan senter, serta membekali diri dengan kapur tulis khusus. Heechul berbekal kapur berwarna hijau, sedang Donghae biru. Kapur itu untuk membubuhkan tanda Trio Detektif, apabila ternyata nanti diperlukan.

Wooyoung mengantarkan mereka ke Bandara Incheon yang ramai dan modern. Eunhyuk ikut mengantarkan.

"Kalau ada perkembangan baru, telepon aku, ya," katanya pada Heechul. "Jika hantu itu benar-benar ada di sana, nanti aku akan mencari jalan untuk menyusul kalian."

Tidak lama kemudian pesawat jet yang ditumpangi kedua pemuda itu sudah terbang ke arah utara. Penerbangan itu hanya satu jam lamanya. Heechul dan Donghae merasa waktu itu begitu, singkat, apalagi karena mereka juga masih disibukkan dengan makan malam yang dihidangkan di atas piring plastik yang berkotak-kotak. Selesai makan mereka kembali melayangkan pandangan ke luar, memperhatikan tanah yang bagaikan mengalir di bawah mereka. Tahu-tahu pesawat sudah membelok, lalu menukik untuk mendarat di Bandara Taekgoo, Seoul.

Di sana mereka dijemput seorang pemuda. Pemuda itu memperkenalkan diri sebagai Nichkhun. Ia sejak kecil hampir selalu tinggal di Hongkong. Setelah memperkenalkan diri, ia membantu Donghae dan Heechul mengambil barang-barang mereka di bagian bagasi. Kemudian Nichkhun mengajak mereka menyeberang jalan yang ramai, menuju ke sebuah pelataran parkir yang luas sekali.

Di situ sudah menunggu sebuah mobil kecil. Dengan Sopir yang masih muda.

"Ini tamu-tamu kita, Kyuhyun," kata Nichkhun. "Ini Donghae, dan yang ini Heechul. Kita langusung kembali sekarang, ke Namchoseon Valley. Mereka tadi sudah makan malam di pesawat."

"Baiklah, Tn. Nichkhun," kata Kyuhyun. Kedua koper Heechul dan Donghae dimasukkan olehnya ke bagian belakang mobii, sementara ketiga pemuda itu duduk di bangku di belakang tempat supir. Dengan begitu mereka bisa duduk berjejer.

Dalam perjalanan Donghae dan Heechul sibuk berbicara dan bertanya-tanya, sambil memandang ke sekeliling mereka pada waktu bersamaan. Kedua­nya agak menyesal karena ternyata mereka tidak masuk ke dalam kota Seoul, melainkan mengitari tepinya. Beberapa saat kemudian mobil itu sudah meluncur melewati daerah yang berbukit-bukit tapi masih bisa dibilang lapang.

"Kita sekarang menuju ke lembah Namchoseon, dimana saudara sepupuku - Victoria, mengelola perusahaan anggur," kata Nichkhun. Heechul sudah tahu dari Wooyoung, bahwa perusahaan itu bernama Deoksugung Garden. Nichkhun melanjutkan penjelasannya.

"Menurut Victoria, akulah yang sebenarnya memiiiki kebun dan perusahaan anggur itu, karena Victoria hanya cucu moyang dari istri kedua kakek moyang Taecyeon. Tapi aku sama sekali tak bermaksud untuk mengambil alih darinya."

Donghae dan Heechul menoleh ke samping, memandang Nichkhun dengan penuh minat. Keduanya menunggu penjelasan lebih lanjut. Dan Nichkhun memang menjelaskan, sementara mobil melucur terus ke Namchoseon Valley.

Ternyata Nichkhun itu cucu moyang Taecyeon, dari istri pertamanya. Istrinya yang pertama semasa hidupnya selalu ikut dalam setiap pelayaran Taecyeon. la meninggal terserang penyakit mematikan ketika sedang berada dalam pelayaran lagi di daerah Eropa.''

Nichkhun berhenti sebentar. Heechul dan Donghae melihat pemuda itu menelan ludah beberapa kali, untuk mengendalikan perasaannya.

"Aku masih bayi saat itu," katanya meneruskan kisah. " Sepasang suami istri bangsa Cina menyelamatkan diriku dari cengkeraman banjir. Selama beberapa tahun aku tinggal bersama mereka. Ketika mereka kemudian mendengar bahwa keselamatanku terancam karena aku orang Korea, mereka membawaku lari ke Hongkong.

"Waktu itu aku belum mengetahui namaku yang sebenarnya. Aku dititipkan di suatu sekolah oleh Sepasang suami istri bangsa Cina yang menyelamatkan diriku dari cengkeraman banjir. Pada suatu hari, ada seorang guru yang mengatakan padaku bahwa aku adalah orang yang dicari-cari selama ini oleh Victoria. Lalu Guruku itu menghubungi Victoria di Namchoseon Valley. Kemudian Victoria menyuruhku datang kemari.

"Sejak itu aku tinggal di Namchoseon Valley, bersama Victoria. la sangat baik padaku. Aku ingin sekali menolongnya, karena saat ini ia sedang dalam kesulitan. Leeteuk Hyung juga berusaha membantu, tapi ia sendiri juga bingung. Kini situasi menjadi bertambah sulit, karena adanya desas-desus mengenai munculnya hantu moyangku, Taecyeon. Saat ini aku tidak bisa menceritakan segala kesulitan itu, karena banyak yang tidak kupahami. Tapi kalian akan bisa melihatnya sendiri."

Heechul sebenarnya mau bertanya, tapi ia lupa dengan apa yang akan ditanyakannya. Kesibukannya seharian itu, melelahkannya. Gerak mobil yang meluncur dengan nyaman, seperti meninabobokkannya. Matanya terpejam, dan tahu-tahu ia sudah terlelap.

Ia baru terbangun lagi ketika mobil berhenti. Matahari sudah menghilang di balik punggung bukit. Ternyata mereka sudah berada di depan sebuah rumah tua yang besar, membelakangi lereng yang curam. Rupanya rumah itu dibangun dalam suatu lembah yang sempit tapi memanjang. Tidak banyak yang bisa dilihat karena saat itu hari sudah senja. Tapi samar-samar masih nampak juga kelompok semak berjejer-jejer sejauh mata memandang. Pasti itulah tanaman anggur yang dipelihara Victoria.

"Ayo bangun! Kita sudah sampai!" kata Donghae. Kini Heechul benar-benar bangun. Sambil menguap, ia turun dari mobil. Sementara itu Nichkhun sudah mendahului, mendaki undak-undakan kayu yang agak tinggi menuju beranda rumah tua itu.

"Inilah Namchoseon House," kata Nichkhun. "Kalian akan kubawa menemui Victoria. la ingin sekali berjumpa dengan kalian."

Mereka memasuki sebuah ruangan yang luas. Dinding ruangan itu dilapisi dengan papan kayu merah. Seorang wanita cantik keluar dari sebuah kamar untuk menyambut mereka.

"Selamat sore," sapanya. "Aku senang kalian bisa datang. Bagaimana perjalanan kalian tadi?"

Setelah berbasa-basi sebentar, wanita itu mengajak mereka masuk ke ruang makan.

"Kalian pasti lapar sekarang," katanya, "Kalau begitu kutinggalkan kalian di sini supaya bisa makan sepuasnya, sambil mengobrol dengan Nichkhun. Besok saja, kita mengobrolnya. Sekarang aku agak capek, karena seharian ini aku sangat sibuk. Aku mau cepat-cepat tidur."

Wanita itu membunyikan sebuah bel kecil. Sesaat kemudian seorang wanita muncul.

"Kau bisa menghidangkan makan malam sekarang, Seohyun," kata wanita itu, yang tadi sudah memperkenalkan diri sebagai Victoria, saudara sepupu Nichkhun.

"Baik Nn. Victoria, akan saya siapkan," kata wanita yang akhirnya diketahui bernama Seohyun itu.

Setelah itu ia keluar lagi, sementara seorang laki-laki masuk. Heechul dan Donghae langsung mengena­linya kembali. Orang itu Leeteuk, yang mereka lihat sehari sebelumnya di Sungkyunkwan, yaitu ketika ditemukan tengkorak putri Cina dalam kamar rahasia di Shinhwa Mansion. Leeteuk nampak gelisah.

"Selamat malam," sapanya dengan nada ramah. "Ketika kita berjumpa kemarin dalam situasi yang begitu aneh, sama sekali tak kusangka bahwa hari ini kita akan berjumpa lagi di sini. Tapi..." ia berhenti sebentar, lalu menggelengkan kepala. "Terus terang saja, aku sama sekali tidak bisa mengerti. Begitu pula orang-orang di sini." Ia mengeluh.

"Aku tidur saja sekarang," kata Victoria. "Selamat sore, semuanya! Leeteuk Oppa, maukah kau menolongku sebentar?

"Tentu saja, Victoria." Leeteuk membimbing Victoria dengan hati-hati, membantunya naik tangga menuju ke tingkat atas. Kemarin sore Victoria terjatuh dari kuda, sehingga kakinya bengkak, dan itu membuatnya agak susah untuk berjalan. Sementara itu Nichkhun menyalakan lampu.

"Kalau sore, di lembah ini cepat sekali gelap," katanya menjelaskan. "Ya... kita makan saja sekarang, sementara aku melanjutkan cerita mengenai keluarga kami. Atau mungkin kalian ingin bertanya?"

"Sekarang bukan waktunya mengobrol!" tukas Seohyun, Kepala Pelayan itu masuk lagi ke ruang makan sambil mendorong meja kecil yang beroda. Di atas meja itu terhidang berbagai makanan. "Sekarang saatnya makan. Silakan menikmati, Tn.muda!"

Melihat hidangan yang begitu lezat diatur di meja, barulah Heechul merasa sangat lapar. Hidangan di pesawat terbang tadi rasanya sudah lama sekali, dan sangat sedikit!

Ketiga pemuda itu menghampiri meja makan. Tapi ketika mereka hendak duduk, tiba-tiba dari arah tingkat atas terdengar jeritan melengking. Setelah itu, sunyi!

"Itu suara Victoria!" seru Nichkhun, sambil melompat dari kursinya. "Ada sesuatu yang terjadi di atas!"

la lari menuju tangga, disusul oleh Heechul dan Donghae, diikuti oleh Seohyun serta beberapa pelayan yang tahu-tahu muncul.

Nichkhun mendahului lari naik tangga, lalu menyusuri sebuah gang. Di ujung, nampak sebuah pintu terbuka. Lampu kamar di belakang pintu itu menyala. Leeteuk kelihatan sedang membungkuk di depan Victoria, yang terkapar di tempat tidur. Leeteuk mengusap-usap pergelangan tangan Victoria, sambil berbicara dengan gugup.

"Victoria!" katanya memanggil-manggil.

Kemudian dilihatnya orang-orang yang datang bergegas-gegas. "Seohyun! Tolong ambilkan minyak angin!"

Wanita itu berjalan ke kamar mandi, dan sesaat kemudian kembali dengan sebuah botol kecil. Ditonton oleh para pelayan yang berkerumun di depan pintu, ia menyodorkan botol kecil itu ke bawah hidung Victoria. Setelah beberapa saat nampak tubuh Victoria bergidik. Matanya terbuka.

"Apa aku pingsan?" katanya. "Ya, aku ingat... tadi aku menjerit, lalu pingsan. Baru kali ini hal itu terjadi seumur hidupku."

"Tapi apa yang terjadi tadi, Victoria?" tanya Nichkhun dengan cemas. "Kenapa kau menjerit?"

"Aku melihat hantu itu lagi," kata Victoria dengan suara gemetar. "Setelah mengucapkan selamat tidur pada Leeteuk Oppa, aku masuk ke kamarku. Sebelum menyalakan lampu, aku berpaling ke relung yang di sana itu."

Ia menuding sebuah relung sempit dekat jendela.

"Kulihat jelas hantu itu berdiri di situ, la menatapku dengan mata menyala-nyala. Ia memakai jubah merah, persis seperti yang dulu biasa dipakai Kakek Moyang Taecyeon. Aku yakin tadi itu dia, walau wajahnya kabur kecuali matanya yang nampak jelas menyala-nyala menatapku."

Suaranya kini merendah. Berbisik-bisik. "la kelihatannya marah padaku. Aku tahu pasti, ia marah! Dulu leluhur kita pernah berjanji, setelah Kakek moyang Taecyeon meninggal... rumah yang di Sungkyunkwan akan ditutup untuk selama-lamanya. Tidak akan dijual, atau diapa-apakan! Kini aku melanggar janji itu. Aku setuju untuk menjualnya. Jenazah istri Kakek moyang Taecyeon terganggu ketenangannya... dan kini Kakek Moyang Taecyeon marah padaku!"

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...