Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Kamis, 08 Desember 2011
Boneka Misterius (Chapter 7)
"Semuanya ini bodoh dan mengerikan, ya?" kata Kim So Eun ketika mereka minum teh sore itu. Atas persetujuan bersama, mereka tidak minum di ruang pas sebagaimana biasanya, melainkan di ruangan Kim So Eun sendiri di seberangnya. "Bodoh dalam hal apa?"
"Ya, tidak ada yang bisa kita jadikan pegangan. Hanya sebuah boneka yang selalu berpindah tempat."
Dari hari ke hari, hal itu merupakan bahan peninjauan. Kini bukan hanya malam hari boneka itu berpindah tempat. Setiap saat bila mereka masuk ke ruang pas, setelah mereka meninggalkannya beberapa menit saja, mereka menemukan boneka itu berada di tempat lain. Kadang-kadang mereka melihatnya di meja tulis lagi.
"Dia berpindah-pindah sesuka hatinya," kata Kim So Eun. "Dan aku rasa, sepertinya dia menyukainya, Park Ji Yeon!"
Kedua wanita itu berdiri sambil menunduk memandangi sosok yang terbaring tidak bergerak, dengan baju beludru lembut dan wajah dari sutra bergambar itu.
"Dia sebenarnya hanya terdiri atas beberapa potong beludru, sutra, dan sedikit cat," kata Kim So Eun. Suaranya terdengar tegang. ''Tahukah kau, kurasa kita bisa... kita bisa saja membuangnya."
"Apa kau mau membuangnya, Kim So Eun?" tanya Park Ji Yeon. Suaranya terdengar shock.
"Ya," kata Kim So Eun, "kita bisa melemparnya ke dalam api. Maksudku, membakarnya, seperti nenek sihir.... Atau kita juga bisa saja memasukkannya ke tempat sampah."
"Aku rasa itu tidak akan berhasil," kata Park Ji Yeon. "Mungkin saja seseorang akan mengeluarkannya lagi dari tempat sampah itu, lalu membawanya kembali pada kita."
"Atau kita bisa mengirimkannya ke suatu tempat," kata Kim So Eun. "Misalnya saja ke salah satu yayasan yang sering menulis surat untuk meminta sesuatu untuk dijual di bazar atau semacamnya. Kurasa itulah cara yang terbaik."
"Entahlah...," kata Park Ji Yeon. "Aku takut melakukannya."
"Takut?"
"Ya, aku rasa dia akan kembali," kata Park Ji Yeon.
"Maksudmu, dia akan kembali kemari?''
"Ya."
"Seperti burung merpati pos?"
"Ya, begitulah maksudku."
"Aku rasa kita ini sudah gila." kata Kim So Eun.
"Tidak," kata Park Ji Yeon. "Tapi aku punya perasaan yang menakutkan... suatu perasaan yang mengerikan, bahwa dia terlalu kuat bagi kita."
"Apa? Kumpulan perca-perca kain itu?"
"Ya, kumpulan perca-perca kain yang menjengkelkan itu. Karena dia ternyata bandel sekali."
"Bandel?"
"Dia berbuat seenak hatinya saja! Maksudku, seolah-olah ini kamar dia sekarang!"
"Ya," kata Kim So Eun sambil melihat ke sekelilingnya.
"Iya, itu benar! Kalau dipikir, warnanya dan sebagainya... kurasa dia cocok berada di sini, kamar ini cocok untuknya." kata penjahit itu lagi dengan suara tegas, "rasanya aneh bila sebuah boneka bisa merampas segala-galanya seperti ini. Lihat saja, Baek Suzy sampai tidak mau lagi datang untuk membersihkan rumah."
"Apa dia mengatakannya padamu, kalau ia takut dengan boneka itu?"
"Tidak. Dia memberikan banyak alasan."
Kemudian Kim So Eun berkata lagi dengan agak panik, "Apa yang harus kita lakukan, Park Ji Yeon? Aku jadi tertekan. Sudah berminggu-minggu aku tidak bisa merancang apa-apa."
"Aku juga tidak bisa memusatkan pikiran dengan baik saat menggunting," kata Park Ji Yeon. "Aku banyak membuat kesalahan akhir-akhir ini. Mungkin..." katanya lagi dengan ragu, "Idemu untuk menulis surat pada bagian riset psikis itu bagus juga."
"Tapi kita akan kelihatan seperti orang-orang bodoh," kata Kim So Eun. "Aku tidak serius waktu itu. Tidak, kurasa kita jalani saja dulu sampai..."
"Sampai kapan?"
"Ah, entahlah," kata Kim So Eun, lalu ia tertawa ragu.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar