Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 08 Desember 2011

Boneka Misterius (Chapter 5)



"Nn. Park Ji Yeon? Nn. Park Ji Yeon?"

"Ada apa, Jung So Min?" kata Park Ji Yeon. "Ada apa?" Park Ji Yeon sedang sibuk menggunting sepotong bahan satin yang ditebarkan di meja.

"Oh, Nn. Park Ji Yeon, lagi-lagi boneka itu. Saya membawa turun gaun cokelat seperti yang Anda perintahkan, dan saya lihat boneka itu duduk di meja tulis lagi. Bukan saya yang mendudukkannya... bukan salah seorang di antara kami. Sungguh, Nn. Park Ji Yeon, kami tidak akan mau melakukan perbuatan semacam itu."

Gunting Park Ji Yeon tergeser sedikit. "Lihat," katanya dengan marah, "lihat, apa yang terjadi gara-gara kau. Mudah-mudahan tidak apa-apa. Lalu kenapa dengan boneka itu?"

"Dia duduk di meja tulis lagi."

Park Ji Yeon turun dan masuk ke ruang pas. Boneka itu duduk di meja tulis, sama persis seperti sebelumnya.

"Kau ini nakal sekali, ya?" kata Park Ji Yeon pada boneka itu. Diangkatnya boneka itu dengan kasar, lalu diletakkannya kembali di sofa. "Di sini tempatmu," katanya. "Tinggal di sini." Lalu ia pergi ke kamar sebelah.

"Kim So Eun."

"Ada apa, Park Ji Yeon?"

"Sepertinya memang ada orang yang mempermainkan kita. Boneka itu duduk di meja tulis lagi."

"Menurutmu siapa yang melakukannya?"

"Pasti salah seorang dari 3 pekerja kita yang ada di lantai atas," kata Park Ji Yeon. "Mereka pikir, lelucon ini lucu. Ya, walaupun Mereka memang sudah bersumpah bahwa bukan mereka yang melakukannya."

"Menurutmu siapa? Jung So Min?"

"Bukan, aku rasa bukan Jung So Min. Dia kelihatan ketakutan waktu dia masuk dan mengatakannya padaku. Aku rasa Im Yoona, si tukang cekikikan itu."

"Ini perbuatan konyol."

"Memang... bahkan gila," kata Park Ji Yeon. "Bagaimanapun," katanya lagi dengan geram, "Aku akan menghentikan perbuatan itu."

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Kim So Eun

"Lihat saja," kata Park Ji Yeon.

Malam itu, sebelum pulang, Park Ji Yeon mengunci ruang pas dari luar. "Kamar ini aku kunci," katanya, "dan kuncinya aku bawa."

"Jadi itu rencanamu," kata Kim So Eun dengan agak geli. "Rupanya kau mulai menduga kalau aku yang melakukannya? Kau pikir demikian pikunnya aku, hingga aku masuk ke situ dengan niat akan menulis di meja itu. Tapi yang kulakukan adalah mengangkat boneka itu dan mendudukkannya di situ supaya dia yang menulis untukku. Begitukah menurutmu? Lalu aku sama sekali lupa? Begitu?"

"Ya, itu mungkin saja," kata Park Ji Yeon. "Pokoknya aku hanya ingin meyakinkan, bahwa tidak akan ada lelucon konyol malam ini."

Keesokan paginya, dengan bibir terkatup rapat, yang pertama dilakukan Park Ji Yeon begitu tiba adalah membuka pintu ruang pas yang terkunci, dan berjalan masuk.

Baek Suzy sudah menunggu di tangga dengan lap, pel, dan wajah sedih.

"Sekarang kita lihat!" kata Park Ji Yeon. Lalu ia mundur dengan tercekat.

Boneka itu duduk di meja tulis.

"Astaga!" kata Baek Suzy. "Mengerikan! Ini benar-benar aneh. Oh, Nn. Park Ji Yeon, Anda pucat sekali, seolah-olah Anda baru saja melihat hantu. Anda tidak apa-apa kan, Nona?"

"Aku tidak apa-apa," kata Park Ji Yeon. Ia berjalan ke arah boneka itu, diangkatnya dengan hati-hati, lalu ia menyeberangi ruangan dengan boneka itu.

"Ada orang yang mempermainkan Anda lagi," kata Baek Suzy.

"Kali ini aku tidak tahu bagaimana orang itu bisa mempermainkanku," kata Park Ji Yeon pelan. "Pintu itu kukunci semalam. Kau tahu sendiri bahwa tidak seorang pun bisa masuk."

"Mungkin ada orang yang memiliki kunci lain," kata Baek Suzy, membantu memberikan pandangannya.

"Kurasa tidak," kata Park Ji Yeon. "Selama ini kami tak pernah merasa perlu mengunci kamar ini. Kunci pintu ini kunci kuno, hanya ada satu."

Mereka lalu mencoba semua kunci di toko itu, tapi tidak ada satu pun yang cocok untuk ruang pas itu.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...