Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 08 Desember 2011

Boneka Misterius (Chapter 1)



Boneka itu tergeletak di kursi besar berlapis beludru. Tak banyak cahaya dalam kamar itu. Langit di Seoul gelap. Dalam ketemaraman hijau keabu-abuan yang lembut itu, warna pelapis kursi yang hijau melebur menjadi satu dengan gorden dan alas lantai. Boneka itu pun melebur.

Ia terbaring memanjang dan lunglai, mengenakan pakaian dari beludru berwarna hijau, bertopi beludru, dengan wajah dicat. Ia adalah boneka mainan yang digandrungi wanita-wanita kaya, boneka yang biasa diletakkan di sebelah pesawat telepon, atau di antara bantal-bantal kursi di sofa.

Ia tergeletak di situ, senantiasa lunglai, namun anehnya ia seolah-olah hidup. Ia seperti produk mahal kelas atas yang laris manis saat awal kemunculannya, dan dilupakan begitu saja setelah tidak ada satu orang pun yang berminat untuk membelinya.

Park Ji Yeon, bergegas masuk dengan membawa beberapa pola, melihat ke boneka itu dengan perasaan heran dan bingung. Ia ingin bertanya, tapi apa yang ingin ditanyakannya tidak muncul ke dalam pikirannya.

"Apa yang terjadi dengan pola bahan beludru biru itu? Dimana aku menaruhnya? Aku yakin aku meletakkannya di sini tadi." Ia keluar ke tangga dan berseru ke arah ruang kerja di atas. "Jung So Min... Jung So Min, apa pola biru itu ada padamu? Nn. Victoria Song akan datang beberapa menit lagi."

Ia masuk lagi sambil menyalakan lampu. Ia menoleh ke arah boneka itu lagi.

"Ah, di mana pola biru itu... oh, itu dia." Diambilnya pola itu, yang tadi terjatuh dari tangannya.

Terdengar suara berderak di luar, waktu lift berhenti. Beberapa menit kemudian, Victoria Song masuk dengan terengah-engah, diiringi oleh anjing peliharaan-nya, tak ubahnya kereta api yang masuk dengan ribut di stasiun.

"Diluar sepertinya mau hujan," katanya, "pasti akan hujan lebat!" Ditanggalkannya sarung tangannya, lalu dilemparkannya bersama mantel bulu hewannya.

Kim So Eun pun masuk. Akhir-akhir ini ia tidak selalu masuk, hanya bila ada pelanggan istimewa dan Victoria Song adalah pelanggan semacam itu.

Jung So Min, kepala penjahit, turun membawa gaun pesanan Victoria Song dan Park Ji Yeon membantu memakaikannya.

"Lihatlah," katanya, "aku rasa sudah bagus. Ya, benar-benar bagus."

Victoria Song berdiri miring dan melihat ke cermin.

"Terus terang," katanya, "pakaian jahitanmu bisa menyembunyikan bokongku."

"Kau jauh lebih kurus daripada tiga bulan, yang lalu," kata Park Ji Yeon meyakinkannya.

"Sebenarnya tidak," kata Victoria Song, "tapi dengan gaun ini aku kelihatan begitu. Garis potongan yang kau buat jadi mengecilkan bokongku. Aku jadi kelihatan seolah-olah tidak punya bokong... maksudku, besarnya jadi biasa-biasa saja, seperti yang dimiliki orang pada umumnya." Ia mendesah dan dengan ragu mengempiskan bagian yang mengganggu dari tubuhnya itu.

"Aku selalu merasa agak terganggu," katanya. "Selama bertahun-tahun aku memang bisa menyembunyikannya dengan menonjolkan tubuhku ke depan. Tapi sekarang aku tidak bisa lagi melakukannya, karena selain bokong, sekarang perutku pun mulai gendut. Maksudku, kita kan tidak bisa mengempiskan keduanya?"

"Coba saja, kau lihat pelanggan kami yang lain!" kata Kim So Eun.

Victoria Song berjalan mondar-mandir untuk mencoba. "Perut gendut lebih jelek daripada bokong," katanya. "Karena lebih kelihatan. Atau mungkin kita mengira begitu, karena... maksudku, jika kita berbicara dengan orang-orang, kita berhadapan dengan mereka, dan pada saat itu orang tidak bisa melihat bokong kita, tapi mereka bisa melihat perut kita. Pokoknya, aku jadi terbiasa mengempiskan perutku dan membiarkan saja bokongku apa adanya."

Ia melihat ke sekeliling ruangan, lalu tiba-tiba ia berkata, "Ihh, bonekamu itu! Aku takut melihatnya. Sudah berapa lama benda itu ada di sini?"

Park Ji Yeon melihat dengan tidak yakin pada Kim So Eun yang kelihatan tidak mengerti, tapi agak tertekan.

"Aku tidak tahu pasti... aku rasa sudah cukup lama. Aku benar-benar tidak bisa mengingatnya. Park Ji Yeon, sudah berapa lama kita memilikinya?"

"Entahlah," kata Park Ji Yeon singkat.

"Aku takut melihatnya. Boneka itu Menakutkan sekali! Seolah-olah dia memperhatikan kita semua, dan mungkin dia menertawakan kita di belakang. Kalau aku jadi kalian, akan aku buang benda itu." kata Victoria Song. Ia agak bergidik. Lalu ia mengenakan pakaiannya lagi dan bersiap-siap untuk pulang. Waktu melewati boneka itu, ia berpaling lagi.

"Sungguh," katanya, "Aku tidak suka boneka itu. Dia tampak terlalu nyaman di sini. Dan itu tidak wajar."

"Apa maksudnya?" tanya Park Ji Yeon setelah Victoria Song pergi menuruni tangga.

Sebelum Kim So Eun sempat menjawab, Victoria Song muncul kembali, melongokkan kepalanya di pintu.

"Ya Tuhan, aku betul-betul lupa pada Snopy. Dimana kau, Sayang? Astaga!" Ia terbelalak, begitu juga dengan Kim So Eun dan Park Ji Yeon.

Anjing itu sedang duduk di dekat kursi berlapis beludru hijau, mendongak dan menatap boneka lunglai yang terbaring di atasnya. Pada wajahnya yang kecil dan bermata menonjol itu tidak tampak ekspresi apa pun, tidak ada rasa senang maupun benci. Ia hanya melihat saja.

"Ayo, Snopy," kata Victoria Song. Namun si anjing sama sekali tidak menaruh perhatian. "Semakin hari dia semakin bandel saja," kata Victoria Song.

"Ayolah, Snopy. Aku punya biskuit yang lezat sekali." Snopy memalingkan kepala kira-kira satu inci ke arah Victoria Song, lalu dengan sikap melecehkan memandangi boneka itu lagi.

"Dia pasti terkesan dengan boneka itu," kata Victoria Song. "Aku rasa selama ini dia belum pernah melihatnya. Aku juga tidak. Apa boneka itu sudah ada di sini waktu aku kemari terakhir kali?"

Kim So Eun dan Park Ji Yeon saling berpandangan. Park Ji Yeon tampak mengernyitkan alisnya, sedangkan Kim So Eun berkata sambil mengerutkan dahi, "Sudah aku katakan, aku sama sekali tak bisa mengingatnya. Sudah berapa lama kita memilikinya, Park Ji Yeon?"

"Apa kau membelinya?" tanya Victoria Song.

"Oh, tidak." Entah mengapa, Kim So Eun terkejut sekali mendengar pertanyaan itu. "Oh, tidak. Kalau tidak salah, aku rasa ada orang yang memberikannya padaku."

"Ayo, kita pulang Snopy!" kata Victoria Song tajam. "Baiklah, Aku terpaksa mengangkatmu." Diangkatnya anjing itu. Snopy memprotes dengan melolong sedih. Mereka keluar dari ruangan. Snopy menoleh lewat pundaknya yang berbulu panjang. Ia masih tetap menatap boneka di kursi itu dengan penuh perhatian.

Bersambung…

1 komentar:

  1. kyak pernah baca dimana gitu... hmm
    klo nggak salah novelx agatha christie?

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...