Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 07 Desember 2011

Misteri Hantu Merah (Chapter 4)



Chapter 4
Telepon Yang Tak Terduga


Keesokan harinya di Markas Besar, Donghae sibuk mengumpulkan guntingan berita dan foto dari berbagai surat kabar, sementara Heechul menempelkan kumpulan itu dalam sebuah buku yang besar. Sedang Wooyoung tidak berhasil menahan tersebarnya publisitas mengenai kota kecil Sungkyunkwan, sehubungan dengan kisah Hantu Merah di Shinhwa Mansion.

Sebenarnya kisah tentang hantu itu sendiri mungkin tak begitu lama menarik perhatian umum. Tapi kemudian menyusul ditemukannya kamar rahasia serta tengkorak mayat istri Taecyeon dengan kalung mutiara yang begitu tersohor di lehernya! Kejadian itu kembali dijadikan berita penting, dengan kepala berita yang besar-besar... nyaris memenuhi halaman surat kabar yang memuatnya.

Dalam pemberitaan mereka, wartawan menggali masa silam. Dikisahkan kembali berbagai kejadian yang menyangkut kehidupan Taecyeon. Diceritakan bahwa semasa hidupnya ia seorang nakhoda kapal yang berani. Dalam pelayaran ke Cina, badai sedahsyat apa pun tak pernah menggetarkan dirinya.

Ditulis pula bahwa Taecyeon bersahabat dengan beberapa bangsawan bangsa Mancu dan diangkat menjadi penasihat mereka. Banyak batu permata yang diperolehnya sebagai hadiah. Tapi Mutiara Hantu tidak didapatnya sebagai hadiah, melainkan dicuri. Sehabis mencurinya, Taecyeon buru-buru kabur. la melarikan diri dari Cina, dengan membawa istri seorang putri Cina. Sejak itu ia tidak pernah kembali lagi ke sana. Selama sisa hidupnya ia mengurung diri dalam Shinhwa Mansion.

"Bayangkan... kesemuanya itu terjadi di sini, di Sungkyunkwan!" kata Heechul dengan kagum. "Kau tahu, apa kesimpulan Wooyoung serta Chief Siwon?"

Ia tidak melanjutkan kata-katanya, karena saat itu terdengar bunyi logam tergeser. Kedua pemuda itu tahu, yang terdengar itu kisi-kisi besi yang menutupi lubang sebelah luar Terowongan Dua yang digeser ke samping. Tak lama kemudian menyusul bunyi samar sesuatu yang menggeleser. Pasti itu Eunhyuk, yang sedang merangkak dalam pipa di Terowongan Dua. Sesaat setelah itu terdengar pintu rahasia di lantai diketuk dengan irama tertentu. Itu isyarat sandi mereka! Pintu itu terangkat ke atas. Eunhyuk masuk ke caravan. Tubuhnya berkeringat.

"Huh... panasnya!" kata Eunhyuk, lalu menambahkan, "Aku tadi berpikir."

"Lebih baik hati-hati, Eunhyuk," kata Donghae. "Jangan berlebihan! Dalam keadaan berkeringat seperti itu, otakmu pasti kelelahan juga. Jangan sampai macet karena terlalu dipaksa, sehingga kau nanti menjadi pemuda biasa seperti kami-kami ini."

Heechul tertawa geli. Sebetulnya Donghae sangat bangga terhadap kecerdasan otak Eunhyuk. Tapi sekali-sekali ia iseng, menyindir temannya itu. Kadang-kadang itu memang perlu, karena rendah hati tidak ada dalam kamus istilah Eunhyuk.

Eunhyuk melirik Donghae dengan masam.

"Aku tadi sibuk menarik kesimpulan," katanya sambil duduk di kursi putarnya. "Maksudku, mengenai apa yang terjadi waktu itu di Shinhwa Mansion."

"Itu sebenarnya tidak perlu lagi, Eunhyuk," kata Heechul. "Wooyoung menceritakan padaku, kesimpulan apa yang dicapainya bersama Chief Siwon."

Tapi Eunhyuk berbuat seolah-olah tidak mendengar.

"Aku menarik kesimpulan bahwa istri Taecyeon..." katanya, tapi buru-buru dipotong oleh Heechul.

"Wooyoung dan Chief Siwon sependapat, bahwa Suzy - istri Taecyeon itu mungkin meninggal karena sakit," kata Heechul. Ia jarang mendapat informasi yang seperti itu, dan kini ia bertekad untuk menceritakannya.

"Lalu suaminya membaringkannya dalam peti yang indah itu," sambungnya. "Tapi kemudian ia merasa tidak bisa berpisah dari istri tersayangnya itu. Karenanya peti mati lantas ditaruh dalam bilik kecil di ujung gang. Jendela yang ada dalam bilik itu disumbat, begitu pula pintunya. Dengan demikian tidak ada yang tahu bahwa di situ sebenarnya ada kamar.

"Jadi putri Cina itu tetap ada di dekatnya. Saat ini tidak bisa diketahui lagi dengan pasti, kapan hal itu terjadi. Tapi pada suatu malam Taecyeon tersandung ketika sedang menuruni tangga. Para pelayan ketakutan ketika menemukan dirinya sudah mati. Malam itu juga mereka lari dengan diam-diam. Kemungkinannya pergi ke Kampung Cina di Seoul dan membaurkan diri dengan sanak kerabat mereka di sana, atau mungkin juga pulang ke Cina. Ada kemungkinan, beberapa di antara mereka masuk ke Jepang melalui jalan gelap. Jadi secara ilegal! Pokoknya, orang-orang Cina semasa itu maunya hanya bergaul dengan sesama mereka saja. Kalau bisa, mereka memilih lebih baik tidak memberi informasi apa pun pada orang keturunan lain. Jadi tindakan melarikan diri itu wajar, kalau dilihat dari sudut pandang mereka.

"Satu-satunya kerabat Taecyeon ialah ipar perempuannya. Jadi iparnya itu mewarisi segala­galanya. la membeli kebun anggur yang luas yang terletak di dekat kota Seoul. Namanya Namchoseon Valley, la tidak pernah datang ke sini. Begitu pula Victoria, cucunya. la juga tidak pernah ke sini. Kini Victoria itu yang rnemiliki kebun anggur serta Shinhwa Mansion, setelah neneknya meninggal dunia.

"Karena salah satu alasan yang tidak diketahui, Shinhwa Mansion dibiarkan begitu saja, tanpa dirawat sedikit pun. Dan akhirnya tahun ini Victoria menyatakan setuju, ketika ada seorang kontraktor yang mau membelinya."

"Dan ketika para pekerja mulai membongkar rumah itu, ternyata hantu Taecyeon marah," sela Donghae. "Karena itulah ia menjerit, dan dilihat orang masuk ke kamar tersembunyi itu. Rupanya ia mau pamit pada istrinya. Setelah itu… ya, setelah itu rupanya ia pergi dari rumahnya itu."

Eunhyuk nampak agak kesal, karena tepat seperti itulah hasil kesimpulannya tadi. Walau begitu ia tetap menjaga gengsi, bersikap lebih tahu.

"Kau rupanya begitu yakin bahwa itu hantu," katanya, "dan juga bahwa itu hantu Taecyeon!"

"Kami melihatnya sendiri, sedang kau tidak!" tukas Donghae. "Kalau itu bukan hantu, artinya aku belum pernah melihat hantu!"

Sebetulnya Donghae memang belum pernah melihatnya... tepatnya sebelum malam menyeramkan itu. Tapi kenyataan itu tidak diacuhkan olehnya.

"Kalau bukan hantu, lalu apa?" tanya Heechul pada Eunhyuk. "Kalau kau bisa mengajukan kemungkinan lain, mungkin kau akan diberi hadiah oleh Chief Siwon."

Mata Eunhyuk terkejap-kejap sesaat.

"Apa maksudmu?" tanyanya.

"Ya, ada apa dengan Chief Siwon?" sambung Donghae dengan penuh minat.

"Ya... kita semua kan mendengar penuturan­nya kemarin bahwa ia melihat hantu itu," kata Heechul. "Kemudian Wooyoung bercerita bahwa Chief Siwon saat ini benar-benar bingung. Karena, secara resmi ia tidak mungkin bisa mengatakan bahwa hantu itu ada. Jadi karenanya ia tidak bisa menugaskan anak buahnya untuk melacaknya. Tapi di pihak lain ia juga tidak bisa melupakan bahwa ia benar-benar melihatnya. Jadi mungkin saja hantu memang ada. Karenanya ia pasti akan sangat berterima kasih pada siapa saja yang bisa membuktikan apa sebenarnya yang dilihat oleh kita semua... jika itu memang bukan hantu."

"Hmmm." Eunhyuk kini kelihatan senang. "Kurasa kita perlu menangani kasus Hantu Merah ini, untuk menolong Chief Siwon. Kecuali itu, aku juga punya firasat bahwa masih banyak yang tersembunyi di balik misteri ini, melebihi dugaan kita sekarang."

"Tunggu dulu!" sela Donghae dengan buru-buru. "Chief Siwon sama sekali tidak meminta kita agar mau menangani persoalan ini. Dan kalaupun disuruh menyelidiki Hantu Merah... aku tidak mau ikut-ikut!"

Tapi Heechul sama tertariknya seperti Eunhyuk.

"Semboyan kita kan, "Kami Menyelidiki Apa Saja"," katanya mengingatkan. "Tapi aku sendiri pun ingin tahu, yang kita lihat itu hantu atau bukan. Tapi bagaimana cara kita menyelidikinya?"

"Sebaiknya kasus ini kita telaah dari awal mulanya," kata Eunhyuk. "Pertama-tama, apakah hantu itu kelihatan lagi kemarin malam?"

"Menurut koran, tidak," jawab Heechul. "Dan adikku - Wooyoung mendengar dari Chief Siwon bahwa tidak ada kabar baru yang masuk mengenai itu."

"Apa Wooyoung sudah mewawancarai orang-orang yang melihat sosok bayangan waktu itu?" tanya Eunhyuk pada Heechul.

"Wooyoung ikut berkeliling dengan Chief Siwon," jawab Heechul. "Tapi yang berhasil dijumpai cuma empat orang saja, yaitu yang berbadan atletis, lalu yang membawa anjing kecil, serta dua tetangga mereka. Laporan mereka semua sama... tepat seperti yang ada dalam catatanku."

"Lalu bagaimana dengan dua... atau tiga orang lagi?"

"Mereka tidak bisa ditemukan. Menurut Wooyoung, ada kemungkinan mereka itu tidak ingin dikenal, sebab takut nanti diganggu teman-teman mereka karena mengaku melihat hantu. Tapi aku tetap yakin jumlahnya tiga orang, dan bukan dua!"

"Apa sebetulnya yang mendorong orang-orang itu datang ke Shinhwa Mansion?" tanya Eunhyuk.

"Kata mereka, waktu itu ada dua orang datang dan menyarankan agar datang melihat bangunan tua itu malam hari pada saat terang bulan, sebelum dibongkar. Kedua orang itu begitu pintar membujuk, sehingga mereka merasa tertarik lalu ikut pergi. Lalu ketika mereka sedang memasuki pekarangan, tahu-tahu terdengar jeritan. Selebihnya kau sudah tahu, kan."

"Apa sekarang pekerjaan membongkar rumah itu dihentikan?" tanya Eunhyuk lagi.

"Ya... setidak-tidaknya untuk sementara waktu," kata Heechul. "Kepala polisi sudah memerintahkan anak buahnya memeriksa seluruh bangunan kalau-kalau ada lagi kamar rahasia yang lain, tapi ternyata tidak ada. Walau begitu ia masih menyuruh anak buahnya menjaga di sana untuk mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan masuk. Menurut Wooyoung, ada desas-desus yang mengatakan bahwa rencana membongkar gedung tua itu untuk membangun gedung baru di tempatnya mungkin akan dibatalkan. Maklumlah, cerita tentang hantu itu tidak bisa dibilang berita bagus!"

Eunhyuk sibuk berpikir selama beberapa menit.

"Kurasa ada baiknya jika mendengarkan kembali rekamanmu waktu itu, Heechul," katanya kemudian. "Karena, hanya itu saja petunjuk yang ada pada kita saat itu."

Heechul menghidupkan tape recorder. Sekali lagi terdengar suara jeritan seram itu, disusul pembicaraan orang-orang yang datang malam itu. Eunhyuk mendengarkan dengan kening berkerut.

"Ada sesuatu dalam rekaman ini yang menggelitik pikiranku, tapi aku belum tahu pasti apa itu," katanya. "Tadi terdengar sebentar goggongan anjing. Anjing jenis apa itu?"

"Apa hubungannya jenis anjing dengan persoalan ini?" tukas Donghae. "Apa pun juga, bisa saja penting artinya," kata Eunhyuk dengan lagak menggurui.

"Aku tidak tahu, anjing itu jenis apa... Tapi yang pasti, Anjing itu kecil dan berbulu ikal," kata Heechul. "Ada jawaban yang bisa kautemukan sekarang, Eunhyuk?"

Eunhyuk terpaksa mengatakan bahwa ia masih tetap belum tahu apa-apa. Rekaman suara malam itu didengarkan berulang-ulang. Ada sesuatu di dalamnya yang dirasakan aneh oleh Eunhyuk. Tapi ia tidak bisa mengatakan, apa sesuatu itu. Akhirnya mereka mengalihkan perhatian pada guntingan koran. Satu-persatu dibaca dengan cermat.

"Kurasa Hantu Merah itu memang sudah pindah ke tempat lain," kata Donghae kemudian dengan nada puas. "Rumah tua yang dihuninya selama ini dibongkar, karena itu ia pergi!"

Sementara Eunhyuk sedang memikirkan jawaban atas komentar Donghae, tiba-tiba telepon berdering. Eunhyuk menerimanya.

"Halo," katanya. Teman-temannya bisa mengikuti pembicaraan yang terjalin setelah itu, lewat alat pengeras suara yang dihubungkan dengan pesawat telepon.

"Hallo, bisa bicara dengan Heechul." terdengar suara seorang wanita.

Ketiga pemuda itu saling berpandang-pandangan.

"Untukmu, Heechul," kata Eunhyuk sambil menyerahkan gagang telepon pada temannya itu.

"Halo! Di sini Heechul," kata Heechul. Suaranya agak gemetar karena perasaannya yang tegang. la ingin tahu, siapa yang ingin bicara dengan dirinya.

"Halo, Heechul. Aku Victoria! Aku menelepon dari Namchoseon Valley."

Victoria! Cucu Taecyeon, yang hantunya... kalau betul yang muncul itu hantu... Yang dilihat oleh Heechul dan Donghae!

"Ya, Victoria," kata Heechul dengan sopan.

"Aku ingin minta tolong," kata Victoria. "Bisakah kau datang ke Namchoseon Valley, bersama temanmu, Donghae?"

"Datang ke Namchoseon Valley?" tanya Heechul. la tidak mengerti.

"Aku ingin sekali bicara dengan kalian," kata Victoria. "Kalian berdua yang melihat kakek moyangku... kan, kata orang hantu yang kalian lihat dua malam yang lalu itu, kakek moyangku. Aku ingin mengetahui kejadian itu dengan jelas, dari saksi yang melihatnya sendiri. Aku ingin tahu seperti apa rupanya, apa yang dilakukan olehnya dan lain-lainnya lagi. Pokoknya, aku ingin tahu semuanya. Karena..." sesaat Victoria terdengar agak bingung, lalu melanjutkan dengan suara lemah, "karena, hantu itu muncul di Namchoseon Valley. Kemarin malam aku... aku melihatnya di dalam kamarku."

Bersambung…

Chapter 3
Chapter 2
Chapter 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...