Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 07 Desember 2011

Misteri Hantu Merah (Chapter 3)



Chapter 3
Kamar Tersembunyi

Seketika itu juga ketiga pemuda itu merangkak ke luar lewat Terowongan Dua, dan muncul di tempat terbuka di dekat pondok kecil yang dijadikan kantor perusahaan barang bekas itu.

Yoona ada di situ. la sedang mengobrol dengan Wooyoung, adik Heechul yang memiliki kilatan mata ramah.

"Muncul juga kau akhirnya, Hyung!" katanya pada Heechul. "Ayo, kita harus bergegas. Chief Siwon ingin bicara denganmu. Kau juga, Hyung!" katanya pada Donghae.

Donghae menelan ludah karena kaget. Apa? Chief Siwon ingin bicara dengan dia? Donghae merasa tahu apa yang akan dibicarakan nanti. Pasti tentang kejadian kemarin malam!

"Aku juga boleh ikut, Wooyoung?" tanya Eunhyuk. Wajahnya kelihatan bersemangat. "Kami ini kan satu team. Jadi kalau dipanggil, ketiga-tiganya harus datang."

"Aku rasa tidak apa-apa kalau ditambah satu orang lagi," kata Wooyoung sambil tersenyum. "Ayo cepat, Chief Siwon menunggu di dalam mobil polisi di luar. Kita akan ikut dengannya."

Di luar menunggu sebuah mobil hitam. Chief Siwon, kepala polisi Sungkyunkwan sendiri yang mengemudikan. Wajannya saat itu sangat serius.

"Bagus, Wooyoung," katanya pada adik Heechul. "Sekarang kita langsung berangkat saja. lngat...anda ini kan orang sini juga. Saya harapkan bantuan dari anda untuk menghadapi wartawan yang datang dari luar, apabila masalah ini... ya, apabila kejadian aneh ini ternyata kemudian menjadi semakin aneh."

"Tentu saya bersedia membantu, Chief," kata Wooyoung. "Tapi sementara dalam perjalanan ke Shinhwa Mansion, sebaiknya anda dengarkan dulu apa yang dilihat kakak saya beserta temannya kemarin malam di sana."

"Ya, baiklah... coba ceritakan," kata Chief Siwon, sementara mobil mulai meluncur dengan kecepatan tinggi. "Saya sudah mendengarnya dari beberapa orang yang kemarin ada di sana. Tapi sekarang ceritakanlah pengalaman anda."

Secara ringkas Heechul menceritakan pengalaman bersama Donghae pada malam itu. Chief Siwon mendengarkan sambil menggigit-gigit bibir.

"Ya, persis begitulah laporan orang pada saya," katanya kemudian dengan wajah suram. "Tapi walau begitu banyak saksi mata, saya cenderung mengatakan itu mustahil. Hanya saja...."

Chief Siwon tidak melanjutkan kalimatnya. Wooyoung, Adik Heechul... seorang wartawan yang cekatan, menatap kepala polisi itu dengan tajam.

"Saya mendapat firasat bahwa anda sendiri juga melihat Hantu Merah itu, Chief," katanya pada Chief Siwon. "Oleh sebab itu anda tidak berkeras mengatakan bahwa itu tidak mungkin."

"Memang, betul," Chief Siwon mengeluh. "Saya juga melihatnya. Di pemakaman! Tepatnya di dekat tugu peringatan yang didirikan untuk mengenang Taecyeon. Dan sementara saya memandangnya, sosok merah itu terbenam ke dalam tanah tempat makam itu, lalu lenyap!"

Donghae, Heechul dan Eunhyuk mendengarkan dengan penuh minat. Sedang Wooyoung memandang kepala polisi itu dengan pandangan bertanya.

"Bisakah saya memuat keterangan anda itu, Chief?" tanyanya. Naluri kewartawanannya timbul.

"Tidak! Anda tidak boleh mengutip kata-kata saya itu!" tukas Chief Siwon. "Keterangan saya tadi off the record... tidak untuk diketahui umum! Wah... Saya sampai lupa bahwa kalian bertiga juga ada," katanya sambil memandang ketiga pemuda yang mendengarkan dengan asyik. "Kalian tidak boleh meneruskan cerita saya tadi pada orang lain, mengerti?"

"Baik, Chief," kata Eunhyuk.

"Jadi sosok merah itu keseluruhannya dilihat oleh... nanti dulu... dua pengemudi mobil di depan restoran, wanita yang menelepon, penjaga malam di gudang, lalu saya serta kedua anak buah saya, kedua pemuda ini..."

"Keseluruhannya sembilan orang, Chief," sela Wooyoung.

"Sembilan, ditambah keenam orang yang datang malam kemarin untuk melihat-lihat rumah tua itu," kata Chief Siwon. "Keseluruhannya lima belas orang. Lima belas orang saksi yang melihat sosok tubuh yang seperti hantu!"

"Yang ada di Shinhwa Mansion kemarin malam enam atau tujuh orang, Chief?" tanya Eunhyuk. "Donghae dan Heechul tidak sependapat mengenai itu."

"Saya tidak tahu pasti," kata Chief Siwon dengan nada menggerutu. "Empat orang datang melaporkan kejadian itu. Tiga dari mereka mengatakan bahwa mereka semula berenam. Sedang yang satu lagi ngotot, mengatakan mereka bertujuh. Aku tidak bisa berbicara dengan yang lain-lainnya... karena tidak berhasil menghubungi mereka. Rupanya mereka tidak ingin nama mereka tersebar sehubungan dengan kejadian ini. Tapi pokoknya, saksi mata ada lima belas atau enam belas orang. Tidak mungkin orang sebanyak itu salah lihat! Aku lebih senang apabila kejadian itu bisa kuanggap perbuatan iseng belaka, tapi sesudah menyaksikannya sendiri... melihat dengan mata sendiri bagaimana sosok tubuh itu menghilang ke dalam kubur. Ya....!"

Sementara itu mobil sudah memasuki peka­rangan Shinhwa Mansion yang tidak terawat. Dilihat siang hari bangunan itu mengesankan sekali bentuknya, walau satu sayapnya sudah dibongkar sebagian. Dua orang polisi menjaga di pintu. Sedang seorang laki-laki dengan stelan jas nampak menunggu dengan sikap tidak sabar.

"Siapa itu?" gumam Chief Siwon, sementara mereka keluar dari mobil. "Mungkin reporter!"

"Chief Siwon!" Laki-laki berstelan jas yang tampangnya kelihatan cerdas itu menyapa sambil datang menghampiri. Cara bicaranya cepat sekali. "Anda Chief Siwon, kan? Saya sudah menung­gu dari tadi. Apa sebabnya saya tidak boleh masuk ke rumah klien saya?"

"Rumah klien Anda?" Chief Siwon menatap orang itu. "Anda ini siapa?"

"Nama saya Leeteuk," kata orang itu. "Ini kan rumah Victoria. Saya pengacaranya, dan sekaligus juga sepupunya. Saya mewakili kepentingannya. Begitu saya membaca berita dalam surat kabar tadi pagi tentang kejadian kemarin malam, saya langsung datang dengan pesawat terbang dari Seoul, lalu naik mobil sewaan kemari. Saya ingin menyelidiki kejadian itu. Rasanya itu cuma omong kosong yang fantastis."

"Kalau fantastis, cocok!" kata Chief Siwon, "Tapi bukan omong kosong. Saya senang Anda ada di sini sekarang, Tn. Leeteuk. Karena mungkin kami memang perlu memanggil Anda. Kedua bawahan saya ini, saya suruh menjaga di sini agar mencegah masuknya orang-orang yang tidak berkepentingan. Karena itulah mereka melarang Anda masuk. Tapi sekarang kita masuk saja semua, untuk melihat-lihat di dalam. Saya membawa dua orang pemuda yang ikut melihat kejadian itu kemarin malam, dan mereka akan menunjukkan di mana tepatnya han… eh, bayangan aneh itu muncul."

Chief Siwon memperkenalkan Wooyoung, Heechul, Donghae dan Eunhyuk pada Leeteuk. Setelah itu ia mendului masuk ke dalam rumah, sementara kedua bawahannya ditinggal di luar untuk menjaga. Dalam kamar-kamar yang besar dan gelap di dalam masih terasa ada kesan seram seperti malam sebelumnya. Heechul dan Donghae menunjukkan pada Chief Siwon, di mana tepatnya mereka berada, dan di mana sosok tubuh kemerahan itu mula-mula nampak.

Setelah itu Donghae mendului naik ke tingkat atas. "Bayangan itu meluncur naik tangga ini, lalu menyusuri serambi," katanya. "Sebelum kami menyusulnya, lantai diperiksa dulu untuk mencari tapak kaki. Itu ide Heechul. Tapi debu yang menutupi lantai masih kelihatan seperti semula. Tidak nampak tapak kaki di situ."

"Bagus, Hyung," kata Wooyoung sambil menepuk bahu kakaknya.

"Lalu hantu itu menuju gang itu," kata Donghae sambil menuding, "dan berhenti di ujungnya. Tapi tahu-tahu lenyap, seperti masuk ke dalam dinding."

"Hmmm," gumam Chief Siwon. Tampang­nya masam, sementara semua menatap ujung gang yang berupa dinding belaka. Leeteuk menggeleng-gelengkan kepala. Kelihatannya bingung.

"Saya tidak bisa mengerti," katanya. "Benar-benar tidak mengerti! Memang... banyak desas-desus yang mengatakan bahwa rumah tua ini ada hantunya. Tapi selama ini saya tidak percaya! Sekarang... entahlah. Saya benar-benar bingung!"

"Tn. Leeteuk," kata Chief Siwon, "Anda tahu apa yang terdapat di balik dinding itu?"

Orang yang ditanya mengejapkan matanya.

"Tidak," katanya. "Apa yang mungkin ada di baliknya?"

"Untuk menyelidiki itulah kami ke sini," kata kepala polisi itu, "dan karena itulah saya merasa senang Anda hadir di sini. Pagi ini salah seorang pekerja yang disuruh membongkar rumah ini mengambrukkan sebagian dari dinding luar bagian ini. Rupanya gang ini posisinya berada di atas bagian bawah yang sedang diruntuhkan. Pekerja itu tahu-tahu melihat sesuatu, lalu langsung berhenti bekerja dan memanggil saya."

"Melihat sesuatu?" Kening Leeteuk berkerut. "Astaga, apa yang dilihatnya?"

"Orang itu tidak bisa mengatakannya dengan pasti," jawab Chief Siwon, "tapi menurutnya, di belakang dinding ini kelihatnnya seperti ada kamar lagi. Kamar rahasia! Dan karena Anda kini ada di sini, kita akan membongkar dinding ini dan melihat ada apa di belakangnya."

Leeteuk mengusap-usap keningnya dengan sikap bingung. Diliriknya Wooyoung yang sedang sibuk mencatat.

"Kamar rahasia?" kata Leeteuk. "Saya belum pernah mendengarnya."

Donghae, Heechul dan juga Eunhyuk sudah gelisah saja, ketika dua orang polisi muncul dengan kapak dan linggis.

"Sekarang buat lubang di dinding itu," kata Chief Siwon pada mereka. Lalu menambahkan pada Leeteuk, "Anda setuju, kan?"

"Tentu saja, Chief," kata pengacara dari Seoul itu. "Rumah ini memang harus dibongkar."

Kedua polisi itu bekerja dengan bersemangat. Tak lama kemudian dinding itu sudah berlubang besar. Nampak jelas bahwa di belakangnya ada ruangan yang cukup lapang. Ruangan itu gelap. Ketika lubang sudah cukup besar sehingga bisa dilewati seseorang, Chief Siwon datang menghampiri lalu menyorotkan senternya ke dalam.

"Astaga!" katanya, lalu masuk ke dalam ruangan gelap itu. Leeteuk dan Wooyoung bergegas menyusul. Terdengar seruan-seruan mereka, menandakan keheranan.

Eunhyuk cepat-cepat menyelinap masuk, diikuti oleh Donghae dan Heechul. Ternyata ruangan di balik tembok itu suatu kamar kecil. Ukurannya sekitar dua kali dua setengah meter. Keadaan kamar itu agak terang, karena ada cahaya matahari masuk lewat retakan di dinding yang sudah mulai diruntuhkan.

Kini Eunhyuk, Donghae dan Heechul tahu, apa sebabnya Chief Siwon, Leeteuk dan Wooyoung yang lebih dulu masuk terdengar begitu kaget.

Ruangan itu kosong. Hanya ada satu benda di situ. Dan benda itu... peti mayat!

Peti itu terletak di atas meja yang terbuat dari kayu yang digosok mengkilat. Peti mayat itu sendiri berukir indah dan mengkilat. Tapi perhatian Chief Siwon, Leeteuk dan Wooyoung terarah pada apa yang terdapat di dalamnya.

Eunhyuk dan kedua temannya mendekati mereka, lalu ikut menjengukkan kepala ke dalam peti itu. Mereka kaget setengah mati, karena di dalamnya ada tengkorak manusia. Tengkorak itu diselubungi jubah merah indah yang sudah rusak karena tuanya. Tapi walau demikian mereka tahu pasti bahwa itu tengkorak manusia!

Sesaat tidak ada yang bicara. Akhirnya Leeteuk yang paling dulu membuka mulut.

"Lihatlah!" katanya, sambil menuding sekeping pelat perak yang terpasang pada dinding peti. Di sini tertulis, "Istri tercinta Taecyeon. Bersemayamlah dengan tenang di dekatku!"

"Putri Cina, istri Taecyeon!" kata Chief Siwon dengan suara serak.

"Bayangkan... padahal semua mengira ia pergi dari rumah ketika Taecyeon meninggal dunia," kata Wooyoung menambahkan dengan suara tertahan.

"Ya, betul," kata Leeteuk. "Tapi ternyata inilah yang terjadi. Ini persoalan yang perlu saya tangani sendiri, Chief. Demi kepentingan keluarga."

Sambil berkata begitu, ia meraih ke dalam peti mati. Trio Detektif tidak bisa melihat apa yang diperbuatnya, karena tubuh Chief Siwon dan Wooyoung menutupi pandangan mereka. Tapi sesaat kemudian Leeteuk nampak memegang seuntai benda yang bentuknya bulat dan berwarna kelabu suram, diterangi cahaya senter yang ada di tangan Chief Siwon.

"Seharusnya inilah mutiara hantu yang terkenal itu, yang menurut kabar dicuri Kakek Moyang Taecyeon dari seorang bangsawan Cina. Mutiara inilah yang menjadi sebab kenapa ia melarikan diri dari Cina lalu bersembunyi di sini. Mutiara kelabu ini tak ternilai harganya. Kami menyangka sudah hilang... ketika Kakek Moyang Taecyeon meninggal dunia, kami mengira istrinya lari kembali ke Cina dengan membawa mutiara ini. Tapi ternyata masih tetap ada di sini."

"Ya... bersama putri Cina itu," kata Wooyoung.

Bersambung…

Chapter 2
Chapter 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...