Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Selasa, 24 Mei 2011

Romance Zero (Epilog-Tamat)



PERAHU kayu bermotor tempel itu menderu sepanjang Delstres Dragons. Anak Sungai Barceloneta yang airnya berwarna hitam itu semakin kelam pada pukul sebelas malam.

Kim Bum termenung seorang diri di bangku kayu yang keras di bagian buritan perahu. Tatapannya tajam dan lurus ke depan. Seperti hendak menembusi kegelapan yang pekat menghalangi pandangan.

Suara binatang malam yang seram tidak diacuhkannya. Semak belukar yang menyeramkan tidak menakutkannya sama sekali. Gemerecik air sungai yang dibelah perahu lewat begitu saja di samping telinganya.

Kenangannya kembali pada malam seperti ini sepuluh tahun yang lalu. Tempat yang sama. Tapi dengan suasana yang sangat berbeda.

Saat itu wanita yang dicintainya dengan cinta sepanjang Barceloneta berada dalam pelukannya. Di jari manisnya melingkar cincin yang menjadi meterai cinta mereka.

Tapi malam ini, tidak ada siapa pun di sampingnya. Perahu ini sepi seperti hatinya.

Barceloneta belum kering. Sungai itu masih mengalir jauh. Masih menyandang keagungan sebagai sungai terbesar, mungkin juga terpanjang. Sama seperti cinta Kim Bum untuk Kim So Eun. Meskipun objek cintanya kini hanya tinggal bayang-bayang.

Kim So Eun tidak pernah ditemukannya lagi. Sejak kematian Lee Min Ho, dia menghilang bersama anaknya. Kim Bum tidak tahu ke mana dia pergi. Dia seperti hendak menghukum dirinya sendiri.

"Biarkan aku pergi," tulisnya dalam e-mail untuk Kim Bum. "Karena aku sudah menjadi racun bagi orang-orang yang mencintaiku. Jangan khawatirkan Wang Suk Hyun. Dia tidak akan telantar. Lee Min Ho mewariskan semua hartanya untuk Wang Suk Hyun. Kalau dia sudah besar nanti, akan kutulis sebuah buku untuknya. Judulnya, Cinta Sepanjang Barceloneta. Dan dia akan memahami semuanya. Karena walaupun dia tidak lahir dari benihmu, cintamulah yang menjadi helaan napasnya."

Kim Bum membalas e-mail itu. Walaupun dia tahu, Kim So Eun mungkin tidak sempat membacanya lagi. Atau dia sempat tapi tidak mau? Karena sampai sekarang e-mailnya tak pernah berbalas.

"Aku tahu apa yang dilakukan Park Jung Min padamu. Bukan hanya kau yang bersalah. Bukan cuma kau yang patut dihukum. Jika kita sudah selesai menjalani hukuman kita masing-masing, maukah kau menemuiku di Barceloneta pada ulang tahun pernikahan kita yang kesepuluh?"

Tetapi tampaknya harapan Kim Bum sia-sia belaka. Permintaannya tidak ditanggapi. Mungkin juga e-mailnya tidak dibaca.

Barangkali Kim So Eun belum dapat memaafkan dirinya sendiri. Walaupun Kim Bum yakin, ayahnya dan Lee Min Ho sudah memaafkan mereka.

Kim So Eun tidak muncul. Mungkin baginya pernikahan mereka sudah tidak ada. Cinta mereka sudah tinggal kenangan. Jadi sia-sia saja penantiannya. Sama sia-sianya dengan dua jam menelusuri Delstres Dragons yang penuh misteri.

Kim Bum melompat turun ke darat ketika perahunya menepi.

Air sungai yang pasang menggenangi tanah yang diinjaknya. Ujung bawah celana jinsnya basah. Tapi siapa peduli? Bahkan siang tadi dia sengaja berbasah-basah ketika hujan mengguyur Ciutat Comtal. Sekujur tubuhnya basah kuyup. Tapi heran. Penyakit justru tidak datang ketika diundang.

Kim Bum melangkah menuju jembatan kecil yang menghubungkan sungai dengan pelataran hotel. Jembatan kayu itu pun sudah terendam. Air bergemerecik di bawah kakinya ketika dia melangkah. Rasa dingin mulai merambah kulit. Tapi Kim Bum melangkah terus.

Beranda hotel masih ramai. Beberapa orang tamu masih betah duduk-duduk di bangku kayu, mengundang nyamuk mencicipi darah mereka.

Kim Bum menghampiri meja tempat kunci. Menyambar kunci kabinnya. Lalu melewati restoran yang sudah sepi, melangkahi jalan setapak yang dikelilingi semak belukar.

Semakin jauh berjalan ke belakang, suasana semakin sepi dan gelap. Karena lampu kebun semakin jarang. Dan cahaya dari lampu suram di depan cottage semakin langka pula.

Kim Bum tidak menemukan seekor ular pun atau seorang manusia pun di sana. Bahkan semut pun tampaknya sedang tidur. Tapi sesampainya di depan kabinnya dia terkesiap.

Ada bayangan manusia di sana. Duduk di anak tangga kayu di depan cottage. Entah sudah berapa lama dia duduk membeku di sana. Sudah berapa ratus nyamuk ditraktirnya.

Wajahnya gelap. Karena lampu teras yang suram berada di belakang kepalanya. Tetapi dengan mata terpejam pun, Kim Bum masih dapat mengenalinya. Cuma dia tidak yakin melihat manusia. Bukan hantu.

Atau tidak ada hantu. Hanya halusinasi. Itu sudah sering dialaminya. Baru ketika Kim Bum menghampiri lebih dekat dan menghirup aroma parfum yang dikenalnya, dia sadar yang dilihatnya kini bukan halusinasi.

Dia sungguh-sungguh berada di sini. Di hadapannya.

Dia tidak banyak berubah. Atau dia berubah. Hanya Kim Bum yang tidak melihat perubahan itu? Karena bagi Kim Bum, dia tak pernah berubah. Sampai kapan pun.

Sama abadinya dengan cintanya. Sama abadinya dengan Sungai Barceloneta.


Tamat
Copyright Sweety Qliquers

5 komentar:

  1. annyeong author..
    salam kenal
    cuma satu kata yang pengen di ucapkan,,daebak karyanya ^^
    suka banget sama ceritanya,,benar2 menguras emosi

    BalasHapus
  2. apa ini juga juplaka? kuharap tidak... hoho..

    BalasHapus
  3. BGus Thor..Tp AQ gak suka So eun di giring sana sini..Eun Milik Bum baiku..hehe

    BalasHapus
  4. Terharu...
    Aku nangis bacanya, merasa seolah2 ini kehidupan nyata yg diceritakan...
    Kasian melihat Kim So Eun, slalu saja dia yg menderita...

    BalasHapus
  5. ini caerita bagus ... tapi Agak gak nyambung ... endingnya itulohh masih ngegantung banget kayanyaaaa.. karya author bagus tapi setelah di liat liat masih banyakkk kekurangannyaa.... hmmm this facfintion is ferfect .... khamsaa

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...