Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 23 September 2010

Menanti Kim So Eun Pulang (Part 1)


Part 1
Menanti Kim So Eun Pulang


"Cinta dan kasih sayang bukanlah semata diturunkan dari langit,
namun ia diciptakan oleh hati yang putih dan murni."
(Sweety Qliquers)

Prolog
Hai, namaku Kim So Eun. Aku lahir di dalam keluarga yang terbilang cukup segala-galanya. Dan pada mulanya keluarga kami utuh serta bahagia, namun Tuhan berkehendak lain saat Ia memanggil Mama lewat penyakit kanker yang dideritanya. Beberapa saat setelah Mama meninggal, Papa memutuskan menikah dengan perempuan lain, serta memboyong putri tunggalnya, Go Ah Ra. Itulah ihwal lantaknya hubunganku dengan Papa. Pada saat itulah Aku merasakan dunia ini tidak indah lagi. Dunia remaja yang penuh dengan bunga kini berubah menjadi neraka. Yang ada hanya pertengkaran dan pertengkaran. Aku tidak dapat menerima kehadiran ibu baru dan adik baru dalam keluarga kami.

Bagiku, ibu tiri adalah Seorang penguasa yang sewenang-wenang kepada bawahannya. Namun benarkah demikian?! Bahwa penderitaan itu selalu bermuasal dari orang lain?! Sungguh aku tidak tahu. Yang pasti, pertengkaran itu telah membuat kami begitu menderita. Aku, setelah lari dari keluarga kami, tinggal serumah dengan Tante Kim Ja Ok, adik almarhumah Mama di luar kota. Namun sayang, pergaulan bebas membuatku terpuruk dan hal itu menambah penderitaanku. Ya, Allah! Aku memang telah bergelimang dosa. Lalu Aku kembali ke rumah Papa setelah menyadari satu hal bahwa, cinta dan kasih sayang bukanlah semata-mata diturunkan dari langit, namun ia diciptakan oleh hati yang putih dan murni.

Ya, hati yang putih dan murni!
***
Tentang Go Ah Ra
Tak ada yang pernah tahu bagaimana getir kenangan itu.

Dibiarkannya airmata menitik setiap hal itu melintas mendadak dalam benaknya.

Dan tetap berharap, Kim So Eun akan datang dengan kedua tangan terpentang, lari ke arahnya lantas memeluknya.

Namun buliran waktu yang berdetak melalui himpunan detik seolah enggan menyapa. Hari demi hari. Bulan demi bulan. Semuanya berlalu tanpa terasa. Sudah dua tahun. Gadis itu tidak pernah datang. Menyimpan api dendam yang entah sampai kapan dapat padam.

Gadis itu baru juga genap tujuh belas tahun.

Beban hukuman yang disanksikan Papa semestinya belum pantas dipikulnya.

Dia sama sekali tidak sadar apa yang telah dilakukannya. Kehilangan orang yang sangat disayanginya memang telah melimbungkannya dalam lara berkepanjangan. Dia pun belum dapat menerima kasih sayang dari orang lain. Terlebih-lebih menyaksikan sepotong kasih dari Papa telah terbagi. Bukan lagi semata-mata untuknya!

Dia lari dengan membawa segumpal dendam. Terpuruk ke dalam kekhilafan yang tidak dapat dimaafkan. Tidak ada tempat lagi baginya untuk berpijak di dalam keluarganya sendiri, meski dia terlahir dari darah dan daging lelaki separuh baya panutannya itu.

Dua tahun gadis itu menghilang. Pusaran waktu seolah menelannya. Dan tidak pernah memunculkannya kembali menyusuri kehidupan baru yang selama ini menjadi impiannya.
Lalu, ketika dia datang....

Bersambung…

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...