Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 27 Januari 2011

Sepi Malam Minggu Yang Indah (Chapter 4)


Sudah jam tujuh kurang sepuluh menit, Jeon Boram belum datang juga. Han Hyo Joo duduk gelisah di bangkunya. Sebentar-sebentar ia melongokkan kepalanya ke jendela yang terletak di samping tempat duduknya. Tidak biasanya Jeon Boram terlambat. Apalagi ini hari Senin, harinya upacara penaikan bendera. Sebagai anggota pasukan pengibar bendera, seharusnya Jeon Boram datang agak pagi. Tapi, bukan karena itu Han Hyo Joo menunggu Jeon Boram. Dia hanya ingin cepat-cepat menceritakan kejadian malam minggunya.

Han Hyo Joo melirik jam di pergelangan tangan kirinya. 5 menit lagi bel berbunyi. Anak-anak sudah berhamburan ke lapangan siap mengikuti upacara. Bahkan, anak-anak kelas 3 IPA 1 yang terkenal tertib sudah mengatur barisan. Ah, Han Hyo Joo mendesak kecewa. Percuma saja dia menunggu Jeon Boram. Toh, tidak ada waktu lagi untuk bercerita.

Di lapangan, mereka harus tekun mengikuti jalannya upacara. Payahnya, pelajaran pertama sesudah upacara adalah Matematika yang gurunya terkenal killer. Mana ada kesempatan mengobrol? Padahal, Han Hyo Joo sudah tidak sabar ingin cerita.

Tepat jam 7, saat anak-anak sudah berbaris. Jeon Boram datang dengan nafas terengah-engah. Untung upacara baru akan dimulai. Tergesa, gadis itu menggabungkan diri dengan kelompok Pengibar bendera. Seorang gadis yang sudah siap menggantikannya kembali masuk ke barisannya.

Di barisannya, Han Hyo Joo menghela nafas lega. Dia sudah takut saja, Jeon Boram tidak hadir.

Upacara pagi itu terasa berlangsung berjam-jam. Pikiran Han Hyo Joo tidak terpusat pada jalannya upacara. Kata-kata Kim Soo Hyun terus mengiang di telinganya. O, betapa ingin dia mendengar komentar Jeon Boram bila gadis itu tahu apa yang diucapkan Kim Soo Hyun. Jeon Boram pasti terkejut. Matanya yang bulat pasti terbelalak. Ah, Han Hyo Joo tersenyum sendiri. Untung tidak ada yang melihat. Kalau tidak, mungkin dia disangka tidak waras.

“Aduh, kukira kau tidak datang.” Han Hyo Joo menghampiri Jeon Boram setelah upacara selesai.

“Hm, biasanya kalau aku terlambat, kau tidak akan bicara seperti itu. Tapi, sekarang?” Dengan curiga, Jeon Boram menatap Han Hyo Joo. “Memangnya ada apa?”

“Ada….,” Han Hyo Joo tidak meneruskan ucapannya. “Istirahat nanti aku ceritakan semuanya. Ayo, masuk ke kelas. Nanti si killer itu mengamuk.” Ditariknya tangan Jeon Boram.

Dua jam dijejali aneka perhitungan rumit membuat kepala Han Hyo Joo pening. Terlebih lagi bila ingat kejadian malam minggu. Uh, rasanya mau pecah! Han Hyo Joo melirik jam tangannya. 1 menit lagi istirahat.

Teng…teng..teng..! Lonceng berbunyi tanda istirahat tiba. Dengan bersamaan, Han Hyo Joo dan Jeon Boram menarik nafas lega.

“Fiuh! Benar-benar Gila guru killer itu!” Jeon Boram melap keningnya yang dihiasi butiran keringat dengan tissue.

“Memberi soal tidak tanggung-tanggung. Memangnya kita Einstein,” Han Hyo Joo menyambung. “Ayo, Kita ke kantin saja!” Ajaknya,menggamit lengan Jeon Boram.

“Wah, ada kabar seru ya? baru istirahat pertama sudah mengajakku ke kantin.” Jeon Boram penasaran.

“Bukan seru lagi, tapi super seru!” Han Hyo Joo mengambil dompetnya dari tas.

Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...