Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Kamis, 27 Januari 2011
Sepi Malam Minggu Yang Indah (Chapter 1)
Pukul 7 malam. Han Hyo Joo duduk termangu di teras rumahnya. Angin malam mengelus wajah mulusnya, mesra. Sepertinya ingin mengajak gadis itu bercumbu. Tapi Han Hyo Joo tidak peduli dengan angin genit itu. Rambutnya yang lembut dan tergerai sebahu dibiarkannya menutupi sebagian wajahnya. Han Hyo Joo memang sedang kesal. Betapa tidak, di malam Minggu seindah ini dia hanya berteman dengan sepi. Padahal, dia ingin seperti Jeon Boram, sahabatnya yang juga teman sekelasnya.
Jeon Boram tidak pernah kesepian bila malam minggu tiba. Ada Shim Changmin, pacar setianya yang selalu menemani dan mengajaknya pergi menikmati malam minggu.
Dulu, ketika Han Hyo Joo baru saja menginjakkan kakinya di bangku SMA, dia tidak pernah merasa sepi seperti ini. Hobinya membaca dan menulis cerpen telah menghabiskan waktu malam minggunya. Bahkan dia selalu merasa kekurangan waktu.
Ilham yang muncul di kepalanya terus mengalir seperti air bah. Sampai-sampai dia merasa kewalahan. Apalagi, kalau lagi musim ulangan. Wah, Han Hyo Joo sampai bingung. Soalnya, dia harus memilih belajar atau menulis cerpen? Padahal dia ingin keduanya berjalan lancar.
Tidak heran, bila malam minggu tiba, Han Hyo Joo selalu menyambutnya dengan gembira. Sebab dia ingin lekas-lekas menumpahkan sang ilham itu di atas kertas folio. Malam Minggu memang waktu yang paling tepat karena dia dapat mengetik tanpa ada yang menganggu. Dan, Han Hyo Joo menikmati semua itu.
Tapi itu dulu. Sekarang, Han Hyo Joo mulai merasakan betapa menjemukan malam minggunya. Hanya bergelut dengan buku dan Laptop Lagipula, dia juga ingin menceritakan tentang kencan malam minggunya pada Jeon Boram, seperti yang dilakukan Jeon Boram setiap hari Senin tiba.
Malam kian merangkak. Jam di ruang tamu berdentang. Suaranya mengusik Han Hyo Joo yang masih melamun. Gadis itu mendesah. Tangannya menyibak rambut hitamnya yang dipermainkan angin. Perlahan, ia bangkit dari duduknya, masuk ke dalam rumah.
Di ruang tengah, Han Hyo Joo melanjutkan lamunannya. Ia berkhayal, andai saja ada pemuda tampan yang mengunjunginya malam ini. O, betapa bahagianya!
Sedang asik-asiknya berkhayal begitu, terdengar suara motor sport meraung-raung. Han Hyo Joo segera beranjak ke depan. Dari balik tirai jendela, dia melihat seorang pemuda tengah mencopot helmnya. Mendadak, Han Hyo Joo merasa dadanya berdebar-debar. Apalagi pemuda itu kini memijit bel yang terletak di samping pintu pagar.
Sesaat, nada-nada manis yang ditimbulkan oleh bel itu menggema di seluruh ruangan. Han Hyo Joo menenangkan dirinya, lalu melangkah keluar.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar