Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 14 Januari 2011

Disasters Beautiful Mistress (Chapter 3)



“Hujan gila!” maki orang itu dalam hati seraya mempercepat larinya dalam kegelapan. Meski rimba belantara itu cukup lebat namun tidak mampu membendung curahan hujan yang begitu deras. Sebentar saja sekujur tubuh dan pakaian orang itu sudah basah kuyup. Dia membetulkan letak buntalan perbekalan di punggungnya sesaat, lalu lari kembali ke jurusan barat laut. Sebentar-sebentar dia meraba kumis tipis yang menghias bibirnya. Dia merasa lega ketika akhirnya keluar dari hutan, kini bebukitan kecil yang merupakan bukit sawah membentang di hadapannya.

Udara terasa dingin, apalagi dalam keadaan basah kuyup seperti itu. Sebelumnya tak pernah dia berlari sejauh itu namun sedikitpun dia tak merasa letih.

Dengan lincah dia berlari di atas pematang-pematang sawah yang cukup untuk pemijakan kaki serta licin pula. Meskipun tidak letih namun ketika melihat sebuah gubuk di ujung persawahan, orang ini akhirnya pergi duduk di sana. Dia tak perlu merasa cepat-cepat dalam perjalanan itu. Bukankah dia tak akan memasuki Daehan Minguk besok siang. Tapi sesuai petunjuk dia akan menunggu sampai malam, baru memasuki kota kecil itu bila dirasakannya sudah aman.

Setelah merasa cukup lama duduk di gubuk itu, orang tersebut melompat turun dan melanjutkan perjalanan. Baru saja dia berlari beberapa langkah didengarnya suara orang berlari di kejauhan. Ada lebih dari satu orang yang berlari ke jurusannya dan sangat cepat. Ketika berpaling benar saja. Di lihatnya dua orang lelaki berlari mendatangi. Yang sebelah depan malah terdengar berseru.

“Tuan! Berhenti dulu!”

Orang berkumis terus saja berlari. Malah berusaha lebih cepat hingga kedua orang d belakangnya tertinggal.

“Hai tunggu! Jangan takut! Kami bukan perampok! Kami hanya ingin bertanya!”

Orang di sebelah belakang kembali berteriak. Dia dan kawannya mempercepat lari masing-masing. Orang di sebelah depan akhirnya berhenti. Tapi dia tegak membelakangi hingga ketika kedua orang itu sampai, mereka terpaksa mengelilinginya lalu tegak berhadap-hadapan.

“Dengar, kami bukan rampok. Kami hanya ingin bertanya. Tuan muda ini dari mana dan hendak menuju ke mana?”

Yang ditanya geleng-gelengkan kepala dan goyang-goyangkan tangan.

“Ah, kenapa tak mau menjawab?” Lelaki di sebelah kanan yang tidak lain adalah Song Joong Ki bertanya. “Kami ingin bertanya apakah tuan melihat seseorang melintas daerah ini?”

Kembali yang ditanya goyangkan tangan dan kepala. Dari mulutnya terdengar suara “A…aa….uu…..u….”

“Pemuda ini bisu!” tanya Cho Kyuhyun pada saudaranya.

“Kelihatannya begitu,” ujar Song Joong Ki. “Jadi kau tidak melihat siapa-siapa lewat di sini?”

“Aa….aa….uuuuu….uuuuu”

“Sudahlah! Kau boleh pergi sana!” kata Cho Kyuhyun.

Pemuda berkumis itu manggut-manggut lalu berlari pergi.

“Kenapa kau suruh pergi dia?” tanya Song Joong Ki agak jengkel.

“Memangnya mau kau apakan dia? Ditanyapun dia tak bisa menjawab!”

“Setahuku orang bisu sekaligus tuli. Pemuda tadi kelihatannya seperti tidak tuli,” ujar Song Joong Ki.

“Apa pentingnya tuli atau tidak. Lagi pula seseorang bisa saja menderita bisu setelah dewasa….”

“Hemmm…..” Song Joong Ki usap-usap dagunya. “Aku menaruh curiga pada pemuda itu. Tidakkah kau lihat kumisnya tipis tapi cukup lebat. Padahal dagunya polos dan kedua pipinya licin. Kulitnya sehalus kulit perempuan. Lalu suaranya. Memang seperti orang bisu. Namun seolah menyembunyikan sesuatu….”

“Kau melantur saja. Ayo kita lanjutkan perjalanan!” kata Cho Kyuhyun.

“Tidak!” sahut Song Joong Ki tegas. “Aku akan mengejar pemuda halus itu!” Lalu tanpa tunggu lebih lama dia melesat mengejar pemuda di depan sana. Mau tak mau adiknya terpaksa mengikuti.

“Hai orang muda! Tunggu!” panggil Song Joong Ki sambil lari dan kerahkan seluruh tenaga serta kepandaian mengejar. Tidak seperti tadi, kali ini meskipun sudah diteriaki beberapa kali, pemuda berkumis terus saja tetap lari dan ternyata Song Joong Ki dan Cho Kyuhyun cukup menemui kesulitan untuk memperpendek jarak.

“Kau lihat sendiri!” kata Song Joong Ki pada adiknya. “Jika dia seorang pemuda gelandangan biasa mana bisa lari secepat itu!”

“Kau betul! Kita kejar terus!” Cho Kyuhyun membenarkan perkataan Song Joong Ki.

“Aku kelupaan membawa senjata rahasia. Kau ada membekali diri?”

“Aku juga tidak. Tapi aku ada membawa sebilah pisau pendek. Biar kuhantam dengan pisau ini!” Cho Kyuhyun keluarkan sebilah pisau pendek dari pinggangnya dan siap melemparkan senjata ini.

“Arahkan ke kaki kanannya atau kirinya! Aku ingin menangkap monyet itu tanpa banyak cidera!” kata Song Joong Ki.

Cho Kyuhyun gerakkan tangan kanannya. Pisau pendek mencuat di udara, membelah kegelapan malam, melesat ke arah kaki kanan pemuda yang berlari.

Seperti terpeleset tiba-tiba pemuda di depan sana jatuh terguling. Tubuh dan pakaiannya yang basah kini penuh dengan tanah dan lumpur sawah. Buntalannya mental entah kemana. Ketika dia bangkit dengan cepat, satu telapak kai menekan keningnya dengan kuat.

“Aa…uu…aaa….aaaa”

“A-u….auuuuuu!” sentak Song Joong Ki. “Aku mau tahu apakah kau benar-benar bisu!” Lalu Song Joong Ki keluarkan pedangnya, langsung ditusukkan ke perut si pemuda. Namun setengah jengkal dari perut tusukannya ditahan. Jika pemuda ini benar-benar bisu dia hanya akan mengeluarkan suara a-u….a-u. Tapi jika dia hanya berpura-pura bisu maka niscaya akan menjerit.

“Aaaaa…….uuuuu…….uuuuu…….aaaaa……uuuuu!” Pemuda itu goyang-goyangkan kedua tangannya. Kedua kaki menghempas-hempas. Tapi injakan kaki kanan Song Joong Ki berat dan keras.

“Kurang ajar! Kau mungkin memang bisu! Tapi perlihatkan dulu siapa dirimu sebenarnya!” Habis berkata begitu tangan kiri Song Joong Ki melesat ke bawah hidung si pemuda.

Sret!

Kumis tipis di bagian sisi kiri bibir si pemuda terlepas tanggal!

“Apa kataku!” seru Song Joong Ki sementara Cho Kyuhyun melongo tak percaya!

“Sekarang coba kuperiksa rambutmu!” kembali Song Joong Ki keluarkan suara keras. Dan tangan kirinya berkelebat ke arah kain putih penutup dan ikat kepala si pemuda. Sebelum maksudnya kesampaian untuk menarik ikat kepala tak terduga tiba-tibasi pemuda keluarkan bentakan keras. Tangan kanannya memukul ke samping.

Song Joong Ki menjerit kesakitan. Kaki kanannya seperti dihantam pentungan besi. Mungkin tulang keringnya sudah remuk saat itu!

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...