Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 27 Januari 2011

Senandung Cinta Masa Lalu (Chapter 2)


Tapi, memiliki Moon Geun Young sebagai sahabat merupakan anugerah besar. Apalagi, setelah ia mengetahui perasaan Jang Geun Suk. Ok Taecyeon memutuskan untuk mengalah. Ia memilih mundur. Kebahagiaan Moon Geun Young di atas segalanya. Kebahagiaan gadis itu adalah bersama Jang Geun Suk. Bukan dengannya.

Ok Taecyeon menyibukkan diri membantu Ayahnya setiap sore di gereja. Ia melakukan semua itu untuk menghindari Moon Geun Young.

“Di gereja sedang banyak acara, Ok Taecyeon? Aku bisa membantu apa? Sedikit banyak aku juga tahu cara merangkai bunga,” kata Moon Geun Young.

“Tidak ada acara istimewa. Hanya misa biasa. Tapi, Ayah mulai sakit-sakitan. Jadi, sudah sewajarnya aku membantu Ayah.”

Wajah ceria Moon Geun Young berubah mendengar keadaan ayah Ok Taecyeon. “Paman sakit apa? Sudah kau bawa ke dokter atau belum?”

Ok Taecyeon tersenyum. Begitulah Moon Geun Young yang penuh perhatian.

“Ayah hanya sakit biasa. Kau jangan terlalu khawatir seperti itu, Moon Geun Young,” jawab Ok Taecyeon dengan nada ringan.

“Terserah apa katamu. Pokoknya, nanti sore aku ke rumahmu. Jangan pernah berusaha melarangku datang dengan alasan kau repot di gereja. Aku tidak mencarimu. Aku hanya ingin bertemu dan melihat bagaimana keadaan Paman,” kata Moon Geun Young.

Ok Taecyeon tersenyum. Siapa yang tidak jatuh cinta pada gadis sebaik dan semanis Moon Geun Young?

Moon Geun Young menikmati hidupnya. Ia memiliki segalanya dalam hidup. Keluarga yang harmonis, bahagia, dan berkecukupan. Ada dua sahabat yang mengisi kesepiannya sebagai anak tunggal. Apa yang kurang dari hidupnya?

Moon Geun Young sangat bangga pada ayahnya. Ayahnya adalah contoh pengusaha sukses yang tetap mengutamakan keluarga. Kasih sayang berlimpah dari ayahnya selalu ia rasakan. Ayahnya tidak pernah melarangnya berbuat apa pun. Ayahnya percaya, semua tindakan yang dilakukan putrinya selalu baik, tidak ada buruknya. Dengan begitu, Moon Geun Young seakan punya tanggung jawab besar terhadap semua yang dilakukannya. Ia tidak ingin menodai kepercayaan ayahnya yang sangat besar.

Ibunya adalah sosok wanita luar biasa. Sangat lembut. Ibunya tidak hanya memberinya nasehat, namun juga memberikan teladan untuk selalu bersikap baik dan hormat pada semua orang, tanpa memandang latar belakang mereka. Begitulah yang ia lakukan terhadap dua sahabatnya.

Jang Geun Suk, yang ketika kecil sangat bandel dan sering menggodanya sampai menangis, sekarang telah menjadi sosok tampan. Terkadang, perhatian dan kasih sayang Jang Geun Suk membuatnya salah tingkah. Sedangkan Ok Taecyeon tidak banyak berubah. Ia selalu bisa membuatnya merasa tenang dan bertambah dewasa dalam memandang hidup.

Jang Geun Suk akhirnya memutuskan untuk menuruti keinginan ayahnya. Dengan berat hati ia memilih berpisah dari dua orang terpenting dalam hidupnya dan kuliah di Jepang. Kedua orang tuanya tak keberatan mendengar keputusan Jang Geun Suk. Hal terberat yang dirasakan Jang Geun Suk adalah menyampaikan keputusan itu pada Ok Taecyeon dan Moon Geun Young.

“Apa kau harus melanjutkan studi di Jepang, Jang Geun Suk? Bukankah Kau bisa kuliah di sini. Kau yakin dengan keputusan ini?” Moon Geun Young bertanya dengan nada sedih.

Jang Geun Suk menghela napas panjang. Sebenarnya, ia tak ingin meninggalkan mereka, terutama Moon Geun Young. Namun, tetap bertahan dan bertemu ayahnya setiap hari akan semakin membuatnya tertekan. Jang Geun Suk masih belum dapat menerima kekerasan hati ayahnya, yang membuatnya terpaksa membunuh semua impiannya.

“Aku harus pergi, Moon Geun Young. Kau tahu alasan kepergianku,” kata Jang Geun Suk, sambil menggenggam erat tangan Moon Geun Young.

Beban Jang Geun Suk memang berat. Moon Geun Young mengerti keadaan sahabatnya. “Jika itu yang terbaik untukmu, Jang Geun Suk, lakukanlah apa yang terbaik untuk hidupmu!” Moon Geun Young memeluk erat Jang Geun Suk.

“Tenang, Moon Geun Young, biarpun aku di Jepang, hatiku masih di sini bersama kalian!” Jang Geun Suk mengelus rambut halus Moon Geun Young.

“Tapi, kau harus sering memberi kabar. Jangan-jangan, setelah bertemu gadis Jepang yang cantik, kau jadi melupakan kami berdua!” Moon Geun Young mengacak rambut Jang Geun Suk.

Jang Geun Suk tersenyum simpul. Bagaimana ia bisa tertarik pada gadis lain, sementara sang pujaan hati berada begitu dekat di sisinya.

“Kau sendiri mau melanjutkan studi di sini, Moon Geun Young?” Pertanyaan basa-basi dilontarkan Jang Geun Suk.

Moon Geun Young menganggukkan kepalanya, mantap. Tentu saja, Moon Geun Young melanjutkan studi di Korea. Bagaimana mungkin Moon Geun Young bisa berpisah dari kedua orang tua yang sangat menyayanginya.

“Masih tetap memilih psikologi?” Jang Geun Suk melanjutkan pertanyaan basa-basinya. Ia hanya ingin terus mendengarkan suara merdu Moon Geun Young, merekamnya dalam ingatannya, dan memutarnya kembali di saat kerinduannya membuncah ketika di Jepang nanti.

“Tentu saja, Jang Geun Suk. Aku ingin belajar mengenal dan mempelajari pribadi banyak orang. Di mana lagi bisa kudapatkan semuanya itu kalau tidak mengambil bidang psikologi?”

Moon Geun Young menjawab pertanyaan Jang Geun Suk dengan berapi-api. Matanya yang indah tampak bersinar-sinar. Moon Geun Young segera memalingkan pandangannya ke arah Ok Taecyeon, yang sedari tadi hanya tersenyum melihat polah kedua sahabatnya.

“Bagaimana denganmu, Ok Taecyeon? Kau mau melanjutkan studimu di mana?” Moon Geun Young mendekati Ok Taecyeon. Dengan manja ia bergelayut di pundaknya. Ok Taecyeon menepuk punggung tangan Moon Geun Young dengan lembut.

“Aku mau masuk seminari, Moon Geun Young.”

Jawaban singkat dan tenang dari Ok Taecyeon membuat Moon Geun Young dan Jang Geun Suk terkejut. Moon Geun Young segera melepaskan tangannya dari pundak Ok Taecyeon. Gadis itu tepekur. Di wajahnya terdapat satu tanda tanya besar.

Jang Geun Suk mendekati Ok Taecyeon. ”Kau sungguh-sungguh akan melakukannya, Ok Taecyeon?”

Ok Taecyeon tersenyum ringan, mengiyakan pertanyaan Jang Geun Suk.

“Jang Geun Suk, Ok Taecyeon mau masuk seminari dan menjadi Pastur!” Moon Geun Young akhirnya bersuara, meski suaranya terbata-bata.

“Maaf, aku baru berani bicara pada kalian setelah semuanya beres. Maksudku, setelah aku merasa benar-benar mantap dengan diriku sendiri. Ini adalah keputusan yang sangat besar. Kemarin aku menemui Romo Han Jung Soo dan beliau sangat mendukung. Jadi, aku makin mantap untuk masuk seminari dan menjadi pastor.”

“Rencananya, kau ingin masuk di seminari mana, Ok Taecyeon?” Moon Geun Young bertanya dengan nada sedih. Dalam bayangannya, selain Jang Geun Suk, Ok Taecyeon juga akan pergi meninggalkannya. Ia akan sendirian, tanpa mereka berdua, sahabat terkasihnya.

“Kemungkinan di Jepang, Moon Geun Young. Jangan sedih, Nona Cantik!” Ok Taecyeon memeluk Moon Geun Young, yang sudah mulai menangis.

“Aku sangat bahagia dengan keputusanmu. Tapi, berpisah darimu dan Jang Geun Suk dalam waktu yang bersamaan membuatku sangat sedih. Bagaimana hidupku tanpa kalian?” Moon Geun Young tak kuasa menahan tangis. Ia terisak-isak dalam pelukan Ok Taecyeon. Jang Geun Suk hanya menatap keduanya dengan tatapan sedih. Perpisahan sudah ada di depan mereka. Persahabatan mereka mungkin akan terus berlangsung, tapi kebersamaan mereka sebentar lagi akan berakhir.

“Jang Geun Suk dan Ok Taecyeon, sahabat terbaikku, berjanjilah kalian tidak akan pernah melupakanku. Berjanjilah persahabatan kita akan terus ada selama kita hidup. Kalian mau berjanji, bukan?”

“Tentu saja, Moon Geun Young. Aku akan melakukan semua yang kau minta!”

Jang Geun Suk memeluk Moon Geun Young erat-erat. Ok Taecyeon menggenggam jemari Moon Geun Young, memastikan bahwa dirinya akan melakukan hal yang sama.

Perpisahan itu akhirnya tiba. Jang Geun Suk berangkat ke Jepang diantar oleh keluarga dan Moon Geun Young. Ok Taecyeon sudah berangkat terlebih dahulu untuk mulai menjalani kehidupannya di seminari.

Jang Geun Suk menatap Moon Geun Young lekat-lekat, “Ingat janji kita, Moon Geun Young. Kita harus selalu memberi kabar. Jika ada sesuatu atau seseorang yang mengganggumu, kau harus bercerita padaku. Aku akan selalu menjadi pelindungmu yang terbaik.”

Moon Geun Young mengacungkan ibu jarinya. Jang Geun Suk dapat melihat jelas raut kesedihan di wajah Moon Geun Young. Dalam hati, Jang Geun Suk berjanji, ia akan selalu melindungi Moon Geun Young dari apa pun yang bisa membuatnya terluka. Jang Geun Suk memeluk Moon Geun Young erat-erat. Ia ingin menikmati wangi rambut dan kehangatan tubuh Moon Geun Young dalam peluknya.

Setelah perpisahan itu, perlahan Moon Geun Young menghilang dari kehidupan mereka. Surat mereka masih dibalas oleh Moon Geun Young dalam sebulan atau dua bulan. Tidak ada hal yang aneh dalam surat Moon Geun Young. Ia menikmati kuliahnya dan keluarganya dalam keadaan baik.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...