Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Kamis, 27 Januari 2011

Senandung Cinta Masa Lalu (Chapter 3)


Berita pembunuhan yang dilakukan Moon Geun Young rupanya bukan satu-satunya kejutan. Seorang gadis muda mengaku sebagai anak Moon Geun Young....

Setelah surat terakhir itu, Moon Geun Young seakan menghilang. Jang Geun Suk menghubungi Ok Taecyeon untuk mencari tahu kabar tentang Moon Geun Young. Ok Taecyeon juga mengeluhkan hal yang sama. Ayah Jang Geun Suk mengabarkan bahwa keluarga Moon Geun Young telah pindah rumah, entah ke mana. Tapi, selebihnya, tak ada yang tahu.

“Moon Geun Young sudah pindah rumah, Ok Taecyeon. Sayang, tidak ada yang tahu mereka pindah ke mana. Kita kehilangan dia, Ok Taecyeon!” Jang Geun Suk tampak sangat panik. Moon Geun Young menghilang. Gadis tercintanya itu entah di mana rimbanya.

“Tenang, Jang Geun Suk. Kita tunggu beberapa waktu.” Ok Taecyeon mencoba menenangkan Jang Geun Suk, meskipun ia juga merasa khawatir. Perasaan yang ia miliki untuk Moon Geun Young sangat kuat. Bagaimanapun, ia masih memiliki rasa cinta untuk Moon Geun Young.

“Aku akan pulang ke Korea minggu ini, Ok Taecyeon! Akan kucoba mencari Moon Geun Young. Entah kenapa, aku merasa kawatir. Aku takut terjadi sesuatu pada Moon Geun Young!”

Ok Taecyeon terdiam, Jang Geun Suk memang bisa pulang ke Korea, kapan pun ia mau. Tapi, ia tidak bisa.

“Baiklah, Jang Geun Suk. Kau cari Moon Geun Young dulu. Nanti, jika aku dapat libur dan pulang ke Korea, aku akan berusaha mencarinya.”

Namun, semuanya sia-sia. Usaha pencarian Jang Geun Suk yang dilanjutkan oleh Ok Taecyeon tidak membawa hasil. Moon Geun Young tidak juga memberi kabar dan menghilang entah ke mana.

***

Jang Geun Suk dan Ok Taecyeon menatap Moon Geun Young, meminta penjelasan.

“Aku tidak percaya kau sanggup membunuh, Moon Geun Young! Aku tidak percaya!” kata Jang Geun Suk, dengan suara bergetar. Ok Taecyeon hanya diam dan memangku tangannya. Ia menunggu Moon Geun Young menjawab pertanyaan yang dilontarkan Jang Geun Suk.

“Aku bukan Moon Geun Young kalian yang dulu. Aku bukan lagi Moon Geun Young kalian yang manis, lembut, dan baik hati, yang sangat kalian banggakan. Aku berubah! Tentu saja Moon Geun Young yang sekarang sanggup melakukan semuanya, termasuk membunuh!” Moon Geun Young berteriak histeris, seakan ingin menumpahkan semua yang dipendamnya selama ini. Semua kemalangan, penderitaan, dan rasa sakit yang sekian lama ditutupinya. Ia sangat merindukan Jang Geun Suk dan Ok Taecyeon, yang selalu bisa membuatnya merasa aman dan nyaman.

Ok Taecyeon memeluk Moon Geun Young yang tampak terguncang. Apa yang menimpa Moon Geun Young sampai ia tidak dapat lagi menguasai diri dan berteriak histeris? Begitu beratkah masalah Moon Geun Young dan saat ini mencapai puncaknya? Jang Geun Suk terdiam, menyesali diri karena tidak bisa melindungi Moon Geun Young.

“Terima kasih kalian mau datang. Aku sangat membutuhkan kalian. Akhirnya, kita dapat bertemu kembali. Aku masih tidak percaya sekarang aku bersama kalian!”

“Moon Geun Young, sudahlah. Kami ada di sini untukmu. Ceritakan mengapa kau bisa sampai di sini?” Jang Geun Suk mendekati Moon Geun Young dan mengelus rambutnya yang panjang dan halus itu.

“Mau mendengar kisahku dari mana? Dari awal perpisahan kita?” Moon Geun Young menatap keduanya dengan tatapan sendu. Jang Geun Suk dan Ok Taecyeon menjawab pertanyaan itu dengan anggukan kepala.

“Perpisahan itu membuatku sangat kehilangan. Tapi, aku juga sangat bahagia karena dua orang terpenting dalam hidupku bisa memilih jalan hidup terbaik.” Moon Geun Young menghela napas panjang. Matanya menerawang, berusaha mengumpulkan kembali kenangan lama yang pahit.

“Walaupun kehilangan kalian berdua, aku percaya, kalian pasti selalu ingat padaku. Aku juga memiliki kehidupan yang harus kujalani dengan orang tua yang selalu mendukungku. Namun, sayang, aku terlalu naif. Mungkin benar jika kalian sering mengecapku sebagai gadis polos dan lugu. Tak pernah terlintas dalam pikiranku, kehidupan yang selama ini kurasakan amat indah akhirnya berbalik arah dan menghancurkanku.”

Jang Geun Suk dan Ok Taecyeon dapat melihat wajah Moon Geun Young kembali mendung. Bibirnya bergetar, berusaha menahan tangis. Jang Geun Suk memegang erat tangan Moon Geun Young. Ok Taecyeon tetap tenang, menanti kelanjutan kisah hidup Moon Geun Young.

“Bisnis Ayahku jatuh! Bisa kalian bayangkan, bagaimana keadaan keluargaku ketika itu terjadi?” Moon Geun Young mengusap air matanya. Perlahan Moon Geun Young menuturkan kembali kisah hidupnya.

Setelah kejatuhan bisnis Ayahnya, keharmonisan keluarga Moon Geun Young mulai goyah. Ayahnya, yang semula merupakan ayah dan suami teladan, mulai berubah sikap. Perilaku Ayahnya menjadi sangat buruk. Ibunya selalu mencoba mengerti keadaan Ayahnya yang sangat terpukul dengan kejatuhan bisnisnya, yang dipicu oleh muslihat kolega dekatnya sendiri.

Ayah Moon Geun Young terbiasa dengan alkohol. Ia pun mulai menyalahkan semua orang di sekelilingnya, termasuk orang-orang yang dicintainya. Ayahnya mulai berani memukul Ibunya, bahkan di depan Moon Geun Young. Moon Geun Young, yang selama ini dididik agar berperilaku halus, sangat terluka dengan perubahan sikap Ayahnya. Ditambah lagi, saat itu ia sendirian, tanpa sahabat yang biasa menjadi tempatnya untuk mengadu.

Keluarga Moon Geun Young harus meninggalkan rumah mewah mereka dan pindah ke sebuah rumah kontrakan kecil yang sangat sederhana dengan lingkungan yang kurang sehat. Ibunya tidak henti-henti menyemangati, menguatkan, dan menasihati Moon Geun Young. Ia bilang, semua penderitaan yang mereka alami akan segera berakhir.

Meski kondisi ekonomi keluarganya sangat lemah, Moon Geun Young tetap melanjutkan sekolahnya. Semuanya sudah habis. Ayahnya benar-benar jatuh. Ibunnya berusaha menjadi penengah dan penghibur bagi dua orang yang sangat dicintainya.

Jo Dong Hyuk. Itulah kolega yang sampai hati menjatuhkan bisnis Ayahnya. Moon Geun Young sama sekali tidak menyangka, Paman Jo Dong Hyuk tega mengkhianati Ayahnya. Padahal, selama ini ia begitu baik dan selalu menunjukkan sikap sayang padanya. Bukankah selama ini hubungan keluarga mereka sangat baik? Seperti inikah wajah dunia bisnis yang sebenarnya? Moon Geun Young menyimpan pertanyaan itu dalam hatinya selama bertahun-tahun.

Kekaguman dan rasa iba Moon Geun Young pada Ibunya semakin kuat. Meski sering disakiti secara mental dan fisik, ibunya tetap bersikap sebagai istri yang baik. Ibunya tidak pernah mengeluh atau memaki Ayahnya karena kehidupan tak layak yang diterimanya. Bahkan, Ibunya tidak berhenti menasihati Moon Geun Young agar selalu bersikap hormat terhadap Ayahnya, walau sikap Ayahnya berubah sangat banyak.

Moon Geun Young mulai mempertanyakan tentang keadilan. Apa yang salah dari kehidupan keluarganya? Ayah dan ibunya adalah orang baik. Lalu, di mana orang-orang yang dulu begitu mengagungkan mereka? Mengapa tidak ada satu pun teman mereka yang membantu?

Moon Geun Young teringat semua ucapan Ibunya. Jika memberi, Moon Geun Young tidak boleh mengharapkan balasan apa pun. Begitu katanya dulu. Ibunya melarang Moon Geun Young mengingat-ingat kebaikan yang sudah diberikan kepada orang lain. Batinnya mulai bergejolak.

Keputusan terakhir yang diambil Moon Geun Young adalah menyembunyikan semua masalah itu dari kedua orang sahabatnya. Moon Geun Young tahu, jika ia menceritakan kemalangan bertubi yang menimpanya, Jang Geun Suk dan Ok Taecyeon akan panik. Moon Geun Young tidak ingin menyusahkan mereka. Saat ini mereka juga baru memulai kehidupan yang keras. Ok Taecyeon sedang menyesuaikan diri dengan kehidupan membiara di seminari yang penuh aturan dan kedisiplinan. Moon Geun Young tidak ingin konsentrasi dan perhatian Ok Taecyeon pecah hanya karena dirinya.

Tak berbeda dari Jang Geun Suk, yang berangkat ke Jepang dengan membawa masalah berat. Jika mengetahui tentang masalahnya, Jang Geun Suk akan semakin goyah. Tidak. Ia tidak ingin mengikutsertakan kedua sahabatnya dalam kehancuran hidupnya. Dengan berat hati Moon Geun Young mulai meninggalkan mereka.

Perlahan-lahan Moon Geun Young mulai bisa menerima keadaan ekonomi keluarganya yang porak-poranda. Apalagi, setelah ia mendapatkan pekerjaan sebagai sekretaris di perusahaan milik seorang konglomerat. Pekerjaan itu dapat membantu menopang ekonomi keluarganya. Moon Geun Young menikmati pekerjaan barunya. Tanpa kenal lelah Moon Geun Young bekerja. Ia ingin orang tuanya, terutama ibunya, bangga padanya. Setiap kali Moon Geun Young pulang larut, ibunya menyambut dengan linangan air mata.

“Maafkan kami, Sayang.” Moon Geun Young membalas ungkapan penyesalan Ibunya dengan pelukan hangat. Ia meyakinkan ibunya bahwa ia tidak merasa terbebani dengan semuanya ini.

Satu hal yang membuatnya khawatir adalah ayahnya yang tak bisa menghilangkan kebiasaan berjudi.

Moon Geun Young membuang pandangan dan menatap setumpuk kain yang belum dipotong di atas mesin jahit. Ibunya menerima jahitan dari tetangga sekitar.

“Ibu, jangan kerja terlalu keras, ya. Moon Geun Young khawatir asma Ibu kambuh.” Moon Geun Young memijat pundak Ibunya.

“Ibu sehat, Sayang! Kau kan bekerja sampai malam, masa Ibu enak-enakan menganggur di rumah.”

“Ayah seharian melakukan apa, Ibu? Ayah tidak menyakiti Ibu lagi, bukan?”

Ibunya menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepala. Ia tidak ingin Moon Geun Young cemas jika tahu apa yang sudah dilakukan suaminya. Kim Min Joon memang sangat berubah. Kejatuhan bisnisnya merupakan pukulan telak yang sangat menyakitkan dan memukul egonya sebagai laki-laki. Apalagi, selama hidupnya Kim Min Joon sangat jauh dari apa yang disebut kegagalan. Semua yang dilakukan lelaki itu selalu berbuah kesuksesan. Ditambah lagi dengan keluarga bahagia yang sangat dibanggakannya.

Pengkhianatan Jo Dong Hyuk semakin memukul Kim Min Joon. Sebagai istri, Lee Yo Won selalu berusaha mendukung suaminya. Ia bertekad terus mendampingi suaminya, selalu bersamanya sampai maut memisahkan mereka, seperti janji perkawinan yang diucapkannya di altar.

Di matanya, Kim Min Joon tidak salah. Dan, tidak ada yang dapat dipersalahkan atas semua kemalangan ini. Lee Yo Won menganggap semua penderitaan hidup yang dialami keluarganya adalah cobaan dari Tuhan. Suaminya memang jatuh terpuruk. Namun, ia sangat bersyukur putri tunggalnya bisa bersikap tabah. Moon Geun Young tidak ikut terpuruk. Gadis itu tampak semakin kuat dan dewasa.

“Moon Geun Young hanya bisa berdoa agar Ayah cepat sadar dari semua perbuatan buruk yang dilakukan pada kita, terutama pada Ibu!”

“Jangan menghakimi Ayah, Moon Geun Young. Ayah shock. Kita harus sabar.”

Moon Geun Young menatap wanita yang masih tampak cantik, meski kerutan akibat penderitaan menghiasi wajahnya. Moon Geun Young sangat mengagumi ketabahan dan kebaikan hati ibunya yang seakan tanpa batas. Wanita itu adalah satu-satunya kekuatan yang ia miliki untuk dapat melanjutkan hidup.

“Aku juga terpukul, Ibu! Ibu juga ‘kan? Tapi, kita bisa kuat dan tabah. Mengapa Ayah tidak, Ibu? Mengapa?” Moon Geun Young terisak. Ia sangat menyesali sikap Ayahnya. Ibunya memeluk Moon Geun Young dan mengelus rambutnya.

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...