Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Kamis, 28 April 2011
Secret Of Red Axe (Chapter 1)
Chapter 1
Rapat Super Se7en
"LENCANAKU di mana? Ke mana lagi barang itu?" ujar Sungmin kesal. "Aku yakin, kusimpan di dalam laci ini." Diaduk-aduknya isi laci. Baju, kaus kaki, celana - semuanya berhamburan ke lantai.
"Sungmin!" seru ibunya marah. "Apa lagi yang kau kerjakan itu? Padahal Ibu baru membereskannya tadi pagi. Apa yang kau cari? Lencana anggota Super Se7en?"
"Ya, Bu! Pagi ini ada rapat, dan aku tak bisa hadir tanpa lencanaku itu," jawab Sungmin.
"Yesung Hyung pasti takkan mengizinkan aku masuk ke gudang. Dia itu keras sekali memegang peraturan." Setumpuk kaos menghambur ke udara, menyusul setumpuk lagi yang sudah ada di lantai.
"Sekarang pasti tak mungkin lagi kau temukan di dalam laci," gumam ibunya, sambil membungkuk. Dipungutnya sebuah lencana bundar, dengan dua huruf S.S. tersulam rapi di atasnya.
"Ini dia! Tadi kau campakkan bersama-sama dengan tumpukan kaos-kaosmu. Anak bodoh!"
"Berikan padaku, Bu!" seru Sungmin girang. Tapi ibunya tidak memberikan.
"Tidak. Mula-mula harus kau bereskan dulu semuanya. Masukkan kembali ke laci, dan atur rapi," kata ibunya.
"Tapi lima menit lagi Super Se7en akan memulai rapat," ujar Sungmin kebingungan. "Yesung Hyung sudah menunggu di gudang."
"Apa boleh buat, kau terpaksa datang terlambat," kata ibunya tanpa merasa kasihan.
Sungmin keluar sambil membawa lencana yang dicarinya. Ia mengembuskan napas kesal. Buru-buru dibereskannya barang yang berhamburan, dan dimasukkannya kembali ke dalam laci serapi mungkin. Kemudian ia bergegas lari ke lantai bawah.
"Sudah kubereskan, Bu. Aku berjanji, nanti sehabis rapat akan kurapikan lagi." Ibunya tertawa. Lencana yang dipegangnya diserahkan pada Sungmin. "Ini, ambil! Kau ini ada-ada saja - kau dan rapat Super Se7en kalian. Bisa-bisanya kalian tahan berkumpul dalam gudang kecil pengap begitu, apalagi dalam cuaca panas seperti sekarang! Haruskah pintu dan jendela terus-terusan ditutup rapat?"
"Itu harus, Bu," jawab Sungmin sambil menyematkan lencananya. "Super Se7en adalah Club yang sangat rahasia. Jadi tak boleh sampai ada orang yang mendengarkan perundingan kami, walaupun akhir-akhir ini tak banyak kejadian seru. Kami benar-benar perlu mengalami sesuatu, supaya bersemangat. Misalnya saja, petualangan terakhir kami."
"Ini! Bawalah kaleng biskuit ini ke rapat kalian," ujar ibunya. "Dan bawa pula sebotol air jeruk. Nah - Snoppy sudah datang menjemput!"
Anjing peliharaan mereka itu berlari-lari masuk, lalu menggonggong pelan.
"Ya, ya-aku juga sudah tahu, aku terlambat datang," kata Sungmin sambil menepuk-nepuk kepala Snoppy. "Tentunya Yesung Hyung menyuruhmu menjemputku. Ayo, kita pergi sekarang! Terima kasih, Bu, untuk biskuit dan air jeruknya."
Ibunya tersenyum.
Sungmin bergegas melewati kebun, menuju ke gudang yang terletak di belakang. Kedua tangannya memeluk kaleng biskuit dan botol berisi air jeruk. Ketika sudah hampir sampai ke gudang, didengarnya suara-suara menggumam. Kedengarannya keenam anggota lain sudah hadir semua!
Sungmin menggedor pintu, dibantu oleh Snoppy yang menabrakkan badan.
"Kata sandi!" teriak enam suara dari dalam.
"Petualangan!" Sungmin memekikkan kata sandi mereka untuk minggu itu. Kata sandi itu harus disebutkan. Jika tidak, ia dilarang masuk untuk menghadiri rapat rahasia.
Pintu terbuka cepat. Yesung, kakak Sungmin, berdiri di ambang pintu dengan wajah cemberut.
"Untuk apa kau teriakkan kata sandi kita?" tukas Yesung.
"Maaf," kata Sungmin menyesal. "Tapi tadi kalian yang mulai berteriak, meminta kata sandi itu. Jadi aku juga ikut berteriak. Tapi tak ada orang lain yang bisa mendengarnya. Ini, lihatlah! Kubawakan biskuit dan air jeruk!"
Yesung memeriksa apakah adiknya itu menyematkan lencana di bajunya. Hal itu dilakukannya, karena sepuluh menit yang lalu ia melihat adiknya bingung mencari-cari tanda keanggotaan itu. Yesung sudah menetapkan dalam hati, kalau Sungmin tak berhasil menemukannya, ia takkan diperbolehkan masuk. Tapi ternyata lencana sudah disematkan di kaos Sungmin.
Sungmin masuk ke gudang. Yesung menutup pintu kembali, lalu menutup gerendelnya. Daun jendela sudah tertutup. Sinar matahari musim panas yang terik masuk lewat jendela satunya. Sungmin menarik napas panjang.
"Aduh-panas sekali di dalam gudang ini! Rasanya badanku hampir meleleh."
"Kita semua juga begitu," jawab Ryeowook. "Menurut pendapatku, gudang ini sama sekali tak cocok untuk dijadikan tempat rapat pada waktu panas. Tidak bisakah kita bertemu di tempat yang lebih teduh? Misalnya saja di dalam hutan, di bawah bayangan pohon?"
"Tidak mungkin!" jawab Eunhyuk dengan segera. "Adikku Kyuhyun pasti akan berkeliaran di dekat tempat rapat. Akibatnya Super Se7en tidak lagi merupakan perkumpulan rahasia!"
"Bagaimana kalau kita pikirkan tempat lain, suatu tempat yang sejuk! Dan letaknya harus tersembunyi, supaya tak ada yang bisa menemukan," sambung Donghae. "Misalnya saja, aku punya tempat persembunyian di dalam kebun kami. Kalau aku di situ tak ada yang bisa menemukanku. Tempatnya sejuk, lagi pula sangat tersembunyi."
"Di mana tempat itu?" tanya Eunhyuk.
"Di atas pohon," sahut Donghae. "Dalam kebun kami ada sebuah pohon besar. Dahan-dahannya juga besar dan lebar, sehingga bisa dipakai sebagai landasan. Di atasnya kutaruh beberapa bantal, serta sebuah peti tempat meletakkan barang. Tempatnya enak dan sejuk. Dahan-dahannya bergoyang kian kemari. Aku bisa memandang berkeliling dengan leluasa. Jadi aku selalu bisa melihat jika ada orang datang!"
Anggota Super Se7en yang lain mendengarkan keterangan Donghae sambil berdiam diri. Kemudian mereka berpandangan, dengan mata bersinar-sinar.
"Bagus juga idemu itu, Donghae!" ujar Yesung bersemangat. "Kita juga akan melakukannya! Wah, hebat! Rumah di atas pohon, tempat rapat yang tak diketahui orang lain!"
Bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar