Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 17 Desember 2010

Meraba Matahari (Season 8)


Season 8
Rumah Tn.Cha Seung Won


Para perampok yang lebih muda yang mendengar keterangan itu tertawa, namun perampok yang lebih tua itu berkata “Kalian boleh tertawa, tetapi kalianpun harus tahu, bahwa pengaruh gejolak jiwa seseorang itu benar sekali, meskipun mereka tetap tidak memiliki kemampuan yang cukup, tetapi keberanian mereka akan dapat membuat kita terkejut karenanya.”

“Aku setuju dengan pendapatnya.” sahut pemimpin perampok yang dikenal bernama Panglima Siwon itu. “Kalian jangan meremehkan lawan kalian, tetapi kalianpun jangan menjadi cengeng. Ingat kalian adalah perampok yang sudah teruji, kalian terdiri dari tiga kelompok perampok yang paling ditakuti, dan orang-orang yang diyakini memiliki ilmu yang tinggi.”

“Ya, Panglima Siwon.” anak buah Panglima Siwon itu hampir berbareng menyahut.

Namun pembicaraan, pengamatan dan untuk meyakinkan diri, Panglima Siwon memerlukan waktu hampir satu bulan.”

Sementara itu Pangeran Kim Hyun Joong, Panglima Yesung, Panglima Eunhyuk dam Panglima Donghae justru sudah mulai menjadi cemas, bahwa para perampok dapat mencium kehadiran mereka di Desa Namchoseon, sehingga mereka merubah sasaran mereka atau bahkan untuk sementara menghentikan kegiatan mereka.

Namun mereka masih saja bersabar, mereka masih akan menunggu beberapa hari lagi.

Selagi mereka menunggu di Desa Namchoseon, maka Pangeran Kim Hyun Joong pun telah dapat berkenalan dengan gadis yang telah menggetarkan jantungnya. ternyata gadis itu adalah anak Kepala Desa Oh Ji Ho. ia memang masih seorangn gadis yang sedang meningkat dewasa, seorangpun gadis yang terbiasa hidup di pedesaan. Ketika Jung So Min, anak Kepala Desa Oh Ji Ho itu sedang menumbuk padi, maka iapun terkejut, Jung So Min yang sedang sibuk itu tidak mendengar langkah kaki pangeran Kim Hyun Joong, namun tiba-tiba saja anak muda itu sudah berdiri bersandar di tiang lumbung.

“Ah, Pangeran, kenapa Pangeran berdiri disitu?” desis Jung So Min, diluar sadarnya, tangannya pun berhenti pula bekerja, ia tidak lagi mengangkat penumbuk padinya.

“Kau berkeringat Jung So Min.”

“Kerja ini sudah terbiasa aku lakukan, Pangeran” sahut Jung So Min.

“Apakah tanganmu tidak menjadi terkelupas karenanya?”

“Tidak Pangeran, ini pekerjaan yang harus aku lakukan sehari-hari?”

“Bukankah kau anak seorang Kepala Desa? aku lihat ada beberapa orang pelayan di rumah ini, kenapa kau sendiri harus menumbuk padi?”

“Siapa yang sempat saja Pangeran, ibuku juga sering menumbuk padi, kadang-kadang seorang pelayan, kadang-kadang aku, tetapi kali ini ibu menginginkan beras yang putih, seorang pelayan kadang-kadang tidak telaten, berbeda jika aku sendiri yang menumbuknya.”

“Kenapa Ny.Lee Bo Young kali ini ingin beras yang putih, sehingga yang harus menumbuk padinya harus kau sendiri?”

“Bukankah sejak hampir sebulan, di Desa ini ada tamu dari Seongnam?”

“O….” Pangeran Kim Hyun Joong mengangguk-angguk “Jadi kau menumbuk padi untuk menjamu kami yang datang dari Seongnam?”

“Ah, sudahlah Pangeran, sebenarnya Pangeran tidak boleh berada disini.”

“Jadi yang menumbuk padi kemarin, kemarin dulu sepekan yang lalu, juga kau, Jung So Min?”

“Tidak, baru kali ini aku menumbuk padi.”

Pangeran Kim Hyun Joong tertawa.

“Jika saja Panglima Yesung, Panglima Eunhyuk dan Panglima Donghae juga berada di sini, mereka tentu akan memuji, nasinya putih agak wangi, ternyata yang wangi, bukan jenis padinya, tetapi karena tangan gadis yang menumbuknya.”

“Ah, Pangeran, silahkan Pangeran duduk di gazebo saja. Mungkin Panglima Yesung atau yang lain datang mencari Pangeran, sementara Pangeran bersembunyi disini.”

“Mereka tidak akan kemari, Jung So Min. Mereka sedang sibuk berlatih bersama anak-anak muda di rumah Para Petinggi desa itu.”

“Apakah latihan-latihan yang mereka selenggarakan itu tidak berhenti untuk beristirahat? Pangeran sekarang juga tidak sedang berlatih?”

“Aku sudah berlatih sejak matahari belum terbit, Jung So Min.”

“Mungkin Panglima Yesung dan yang lain juga sudah berlatih sejak matahari terbit.”

Pangeran Kim Hyun Joong tertawa.

Namun tiba-tiba saja Jung So Min itu mengerutkan keningnya, kemudian dengan nada rendah ia pun berkata “Lihat Pangeran, bukankah aku benar?”

“Apanya yang benar, Jung So Min.”

“Panglima Yesung.”

Pangeran Kim Hyun Joong berpaling, dilihatnya Panglima Yesung berdiri bersandar sebatang pohon sambil menyilangkan tangannya di dadanya.

“Kau Panglima Yesung?”

“Apakah aku mengganggu, Pangeran.” tanya Panglima Yesung.

“Tentu Panglima, Panglima Yesung sudah mengganggu ketenanganku.”

“Tidak.” yang menyahut justru Jung So Min. “Panglima Yesung sama sekali tidak mengganggu, Pangeran Kim Hyun Joong yang sejak tadi menggangguku yang sedang menumbuk padi.”

“Aku sama sekali tidak bermaksud mengganggu, Jung So Min. sebenarnya aku justru ingin membantu.”

“Sudahlah Pangeran. Panglima Yesung tentu mempunyai keperluan penting jika ia datang kemari.”

Pangeran Kim Hyun Joong tersenyum, katanya. “Baiklah, aku akan menemui Panglima Yesung. Tetapi aku harus berpesan kepadanya, agar lain kali Panglima Yesung jangan menggangguku jika aku sedang beristirahat.”

“Ah, bukankah Panglima Yesung tidak mengganggu, sejak ia datang, ia berdiri saja disana tanpa mengucapkan sepatah katapun. Ia baru berbicara sejak Pangeran bertanya kepadanya.”

“Kau benar, Jung So Min. tetapi aku tidak akan mengulanginya lain kali.”

Jung So Min tidak menjawab, sementara itu, Pangeran Kim Hyun Joong pun melangkah mendekati Panglima Yesung.

Pangeran Kim Hyun Joong tertawa, katanya. “Tidak, ini sama sekali tidak seperti yang kau pikirkan Panglima Yesung, aku tidak sedang menggoda anak Kepala Desa Oh Ji Ho itu.”

“Aku tahu Pangeran.” Panglima Yesung pun tertawa pula.

“Bagaimana menurut pendapatmu? bukankah ia seorang gadis yang cantik?”

“Ya, Pangeran. gadis itu memang cantik.”

“Bukan hanya itu, tetapi juga kepribadiannya menarik, ia anak seorang Kepala Desa, tetapi ia melakukan kerja apapun juga sebagaimana seorang gadis padesan, dan ternyata gadis itu cukup cerdas, aku pernah mendengar gadis itu berbicara dengan ayahnya tentang jalannya pemerintahan di Desa ini, ternyata cukup banyak yang diketahuinya, bahkan terlalu banyak bagi seorang gadis seperti Jung So Min.”

“Nampaknya ia juga seorang gadis penurut.”

“Ya, ia bukan anak manja meskipun ia anak satu-satunya.” keduanyapun kemudian melangkah ke halaman depan rumah Kepala Desa Oh Ji Ho, ternyata di depan Panglima Eunhyuk dan Panglima Donghae telah duduk bersama Kepala Desa Oh Ji Ho.

“Kapan kalian datang?” tanya Panglima Yesung.

“Baru saja.” Kepala Desa Oh Ji Ho lah yang menjawab.

“Kau malah sudah ada disini.” desis Panglima Eunhyuk.

“Aku mencari Pangeran Kim Hyun Joong di belakang, nampaknya…..”

Panglima Yesung tidak meneruskan kata-katanya, tetapi ia berpaling memandang Pangeran Kim Hyun Joong sambil tersenyum.

“Sudahlah.” kata Pangeran Kim Hyun Joong. “Marilah kita masuk.”

Sejenak kemudian, Pangeran Kim Hyun Joong dan ketiga orang Panglima muda itu serta Kepala Desa Oh Ji Ho telah duduk melingkar di dalam kediaman Kepala Desa Namchoseon itu.

“Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan Pangeran.” kata Panglima Yesung kemudian.

“Ada apa Panglima Yesung?”

“Dalam hubungannya dengan para perampok itu.”

Pangeran Kim Hyun Joong mengangguk-angguk.

“Dua orang pengawas telah melihat dua orang yang mencurigakan lewat di jalan utama desa ini, sedang di hari berikutnya dua orang pengawas yang lain melihat dua orang lagi melakukan hal yang sama seperti kedua orang yang terdahulu, mereka berjalan menyusuri jalan di desa induk, berhenti melihat latihan di halaman rumah Pejabat Lee Sang Yoon, namun ternyata bahwa kedua orang itu, baik yang pertama maupun yang kemudian, telah pergi ke desa-desa lain pula, para pengawas di desa juga melihat mereka memperhatikan anak-anak muda yang berkumpul dan berlatih di halaman rumah Pejabat Jo Dong Hyuk atau di halaman rumah Pejabat Lee Hyung Chul.”

Pangeran Kim Hyun Joong mengangguk-angguk, katanya kemudia.n “Nampaknya mereka sedang mengamati keadaan, mereka baru akan menentukan sikap setelah mereka melihat langsung gejolak di desa ini.”

“Ya, Pangeran, dengan demikian, maka tanda-tanda bahwa mereka akan mulai bergerak telah nampak.”

“Kita harus lebih berhati-hati, Panglima Yesung, pengawasan harus ditingkatkan, sementara itu, para prajurit pun harus mempersiakan anak-anak muda yang dibimbingnya untuk dalam waktu singkat terjun dalam tugas mereka yang sebenarnya.”

“Ya, Pangeran.”

Pangeran Kim Hyun Joong pun kemudian berkata pula kepada Kepala Desa Oh Ji Ho .“ Kepala Desa Oh Ji Ho, para Petinggi desa pun harus bersiap, perintah-perintah mereka kepada anak-anak muda yang berlatih kepada merekapun harus jelas, mereka jangan turun ke dalam arena pertempuran, tetapi mereka diperintahkan untuk mengepung lingkungan pertempuran, menjaga agar tidak ada seorang perampok pun yang berhasil melarikan diri, namun bukan berarti bahwa tugas mereka tidak berbahaya, para perampok yang berusaha melarikan diri itu umumnya adalah orang-orang yang berputus asa, sehingga mereka justru akan menjadi orang-orang yang nekad dan kehilangan akal, sekali lagi aku peringatkan, anak-anak muda itu jangan mencoba menghadapi mereka satu lawan satu.”

“Ya, Pangeran.”

“Kita tidak tahu, kapan, para perampok itu akan datang, tetapi tentu dalam waktu yang dekat, jika mereka sudah mengirimkan orang-orangnya untuk mengamati keadaan, itu berarti bahwa mereka sudah mengambil ancang-ancang.”

“Ya, Pangeran, aku akan memanggil para Petinggi Desa hari ini juga, untuk memberikan peringatan-peringatan kepada mereka.”

“Kitapun harus memberi peringatan pula kepada keluarga yang mungkin akan menjadi sasaran, tentu orang-orang terkaya di desa ini.”

“Ya, Pangeran, jika Pangeran dan para Panglima berkenan, aku harap Pangeran dan para Panglima bersedia bertemu dengan para Petinggi Desa disini sebentar lagi.”

“Baik Kepala Desa Oh Ji Ho, kami akan menunggu.” kata Pangeran Kim Hyun Joong yang kemudian bertanya kepada para Panglima. “Bukankah latihan-latihan itu dapat kalian tinggalkan sebentar untuk berbicara dengan para Petinggi desa?”

“Tentu Pangeran.” jawab Panglima Donghae. “latihan-latihan itu sudah dapat berjalan, anak-anak muda itu ternyata mempunyai ketrampilan yang tinggi, sehingga kami tinggal mengarahkannya.”

“Mudah-mudahan latihan-latihan yang berlangsung hampir sebulan ini akan berarti bagi mereka.” sambung Panglima Eunhyuk.

“Meskipun demikian, merekapun jangan mencoba untuk bertempur satu lawan satu, mereka adalah anak-anak muda yang belum berpengalaman.” sahut Pangeran Kim Hyun Joong.

“Ya, Pangeran, kami setiap kali memperingatkan mereka, agar mereka tidak terlibat dalam perang tanding, kamipun sudah menunjuk pasangan-pasangan diantara mereka jika mereka benar-benar harus terjun ke medan pertempuran.”

“Agaknya cara itu pulalah yang harus kami lakukan.” kata Kepala Desa Oh Ji Ho. “kelompok-kelompok kecil itu harus sudah ditunjuk sebelumnya, agar mereka tidak bingung dengan siapa mereka harus bekerja sama.”

“Ya.” kata Panglima Yesung kemudian, “Apakah hal itu belum Kepala Desa Oh Ji Ho lakukan?”

“Belum Panglima Yesung, kami baru memerintahkan agar mereka bertempur dalam kelompok-kelompok kecil, tetapi kami belum menunjuk kelompok kecil itu.”

“Nanti hal itu dapat Kepala Desa Oh Ji Ho sampaikan kepada para Petinggi Desa.”

Kemudian, beberapa orang anak-anak muda telah menyebar memanggil para Petinggi desa untuk berkumpul di rumah Kepala Desa Oh Ji Ho.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, mereka mulai berdatangan, mereka menyadari, bahwa mereka telah sampai pada persiapan terakhir untuk benar-benar menghadapi para perampok yang mereka perhitungkan akan segera datang ke Desa Namchoseon.”

Kepala Desa Oh Ji Ho dan Pangeran Kim Hyun Joong berganti-ganti memberikan petunjuk-petunjuk, apakah yang seharusnya mereka lakukan.

Sementara itu, belum lagi pembicaraan mereka selesai, dua orang pengawas telah datang untuk menemui Kepala Desa Oh Ji Ho.

“Marilah, masuk.” kata Kepala Desa Oh Ji Ho.

Kedua orang pengawas itupun masuk, di wajah mereka membayang kegelisahan, baju mereka basah oleh keringat yang mengalir dari tubuh mereka.

“Ada apa?” tanya Kepala Desa Oh Ji Ho.

Seorang diantara kedua pengawas itupun berkata dengan suara yang agak bergetar. “Kepala Desa Oh Ji Ho, aku melihat mereka.”

“Mereka siapa?” tanya Kepala Desa Oh Ji Ho.

“Kedua orang itu lagi, mereka berjalan menyusuri jalan utama desa induk ini.”

“Apa yang mereka lakukan?”

“Mereka berhenti beberapa lama di depan rumah Tn.Cha Seung Won, namun kemudian mereka berjalan terus ke selatan, kami mencoba mengawasi mereka dari jarak yang cukup jauh.”

“Apalagi yang mereka lakukan?”

“Mereka juga berhenti di depan rumah Tn.Kaneshiro Takeshi.”

Kepala Desa Oh Ji Ho mengangguk-angguk, kedua orang yang disebut itu adalah orang-orang terkaya di Desa Namchoseon.

“Lalu kemana lagi mereka pergi?”

“Kami tidak dapat mengikutinya lagi, jalan kearah selatan di depan rumah Tn.Kaneshiro Takeshi adalah jalan yang lurus, jika kami mengikuti mereka, maka mereka tentu akan melihat kami, karena keduanya kadang-kadang juga melihat ke belakang.”

“Apa yang kau lakukan kemudian?”

“Kami mencari jalan lain, kami melingkari rumah Tn.Kaneshiro Takeshi, namun tiba-tiba saja kami berpapasan dengan kedua orang itu. kami memang terkejut ketika melihat mereka muncul dari simpang tiga, tetapi kami berjalan terus, kami berpura-pura tidak menghiraukannya.”

“Kau tahu mereka pergi kemana?”

“Keduanya justru menegur kami berdua.”

“Menegur kalian?”

“Ya, Kepala Desa Oh Ji Ho, mereka bertanya kepada kami, apakah kami tinggal di desa induk ini.”

“Apa jawabmu.”

“Kami mengiakannya, keduanya tertawa. seorang diantara mereka justru berpesan kepada kami agar malam nanti kami berhati-hati, agar semua anak-anak muda yang sudah berlatih olah bela diri dibawah bimbingan Kepala Desa Oh Ji Ho itu keluar rumah untuk meronda.”

“Untuk apa menurut mereka?”

“Mereka tidak mengatakannya, namun mereka pergi sambil tertawa berkepanjangan.”

“Nampaknya sudah jelas, Kepala Desa Oh Ji Ho.” kata Pangeran Kim Hyun Joong. “Mereka akan datang malam nanti, kedua orang itu tentu berusaha meyakinkan sasaran mereka, agaknya kedua rumah itulah yang akan mereka datangi malam nanti.”

“Ya, Pangeran.”

“Waktu kita tidak banyak lagi Kepala Desa Oh Ji Ho, kita harus segera mempersiapkan segala-galanya, terutama di desa ini.”

“Jika demikian Pangeran, apakah anak-anak muda dari Desaku harus datang ke desa induk ini pula malam nanti?”

“Belum sekarang Pejabat Jo Dong Hyuk.” jawab Pangeran Kim Hyun Joong. “Kita masih belum tahu pasti, kemana para perampok itu akan pergi, biarlah anak-anak muda itu menjaga desa mereka masing-masing, kami sendiri malam nanti akan mengawasi mereka, jika perlu, maka biarlah kami memberikan isyarat, tetapi sebaliknya, jika para perampok itu datang ke desa yang manapun, maka isyarat kentongan akan memanggil kami untuk datang.”

“Baik Pangeran, kami akan menunggu.”

“Marilah Kepala Desa Oh Ji Ho, kita akan mulai dengan tugas berat kita, kita akan memikul bersama. mudah-mudahan kita akan berhasil, sehingga keberadaan kami yang hampir sebulan disini tidak sia-sia.”

Demikianlah, maka pertemuan itupun segera dibubarkan, Kepala Desa Oh Ji Ho telah membagi tugas kepada para Petinggi desa, mereka harus segera menghubungi anak-anak muda terutama di desa induk untuk segera bersiap-siap. Sebentar lagi matahari akan turun disisi barat. Langit akan menjadi buram, sesaat kemudian senja akan datang dan malampun akan menyelimuti Desa Namchoseon.

Pangeran Kim Hyun Joong pun telah memberikan printah-perintah kepada para Panglima dan para prajurit yang ada di Desa Namchoseon, bahkan Pangeran Kim Hyun Joong telah memerintahkan para prajurit itu untuk datang mengunjungi kedua buah rumah yang agaknya akan menjadi sasaran para perampok.

“Jangan bersama-sama, datanglah berdua, seorang Petinggi desa atau anak muda yang ditugaskan oleh Kepala Desa Oh Ji Ho akan mengantarkan kalian, kalian harus tahu pasti, apa yang akan kalian lakukan malam nanti, jika mereka benar-benar datang.”

Para prajurit dan para Panglima itupun menjalankan perintah Pangeran Kim Hyun Joong dengan sebaik-baiknya, sementara Kepala Desa Oh Ji Ho telah minta agar pemilik rumah itu justru meninggalkan rumah mereka.

“Sebaiknya kalian berada di rumahku atau rumah Pejabat Lee Hyung Chul atau rumah para Petinggi yang lain. Mungkin keadaan akan menjadi gawat, meskipun kami masih berharap, mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa malam ini nanti di rumah kalian.” berkata Kepala Desa Oh Ji Ho kepada kelaurga Tn.Cha Seung Won dan Tn.Kaneshiro Takeshi.

Ternyata kedua keluarga itu tidak berkebaratan, mereka percayakan rumah mereka dibawah pengawasan para Petinggi Desa Namchoseon serta para prajurit Seongnam yang berada di desa mereka.

Ketika kemudian senja turun, maka segala sesuatunya sudah siap, meskipun tidak nampak gejolak dipermukaan, namun Desa Namchoseon sudah berada dalam kesiagaan penuh.

“Jangan membuat desa ini menjadi resah dan ketakutan.” kata Pangeran Kim Hyun Joong kepada para prajurit, sementara Kepala Desa Oh Ji Ho pun berusaha agar Desa Namchoseon tetap tenang. Namun bagaimanapun juga Kepala Desa Oh Ji Ho berusaha, masih juga terasa ketegangan yang mencengkam para penghuninya.

Malampun perlahan-lahan turun menyelimuti Desa Namchoseon, langit nampak cerah dan bintang-bintangpun bergayutan.
Beberapa orang anak muda yang terpilih diantara mereka yang berlatih dibawah bimbingan para prajurit, mendapat tugas untuk mengawasi jalan-jalan utama menuju ke perkampungan induk, sementara itu anak-anak muda di kampung-kampung yang lain telah mendapat perintah untuk tidak mengganggu jika mereka melihat iring-iringan sekelompok orang yang menuju ke kampung induk.

“Biarlah para perampok itu sampai itu sampai ke perkampungan induk, kecuali jika mereka merampok di perkampungan-perkampungan lain, maka kampung itu harus membunyikan isyarat agar para prajurit segera datang.” pesan Kepala Desa Oh Ji Ho kepada para Petinggi Desa.

Sebenarnya, malam ini para perampok itu dibawah pimpinan Panglima Siwon telah mempersiapkan orang-orangnya untuk memasuki Perkampungan induk Desa Namchoseon, mereka sudah menentukan untuk memasuki dua buah rumah orang terkaya di Perkampungan induk Desa Namchoseon, rumah Tn.Cha Seung Won dan Tn.Kaneshiro Takeshi, keduanya adalah saudagar yang berhasil.

“Aku telah mempermainkan anak-anak muda Desa Namchoseon.” kata salah seorang dari para perampok itu.

“Apa yang kau lakukan?”

“Jika anak-anak muda itu menantang kita dengan berlatih olah beladiri dibawah bimbingan Kepala Desa Oh Ji Ho dan para Petinggi Desa, maka aku berkata kepada anak muda Namchoseon yang aku temui di jalan, agar mereka mempersiakan diri malam nanti.”

“Kau memang gila.” geram Panglima Siwon seakan-akan mereka akan dapat menandingi kita?”

“Bukankah kita tersinggung dengan latihan-latihan yang mereka lakukan?”

“Jika anak-anak muda itu benar-benar berusaha melawan, kita akan menjadi pusing juga.”

“Kenapa? kita akan membantai mereka seperti menebas batang ilalang.”

“Itulah yang membuat kepala kita pusing, apakah kita akan membunuh anak-anak muda itu?”

“Jika satu dua orang diantara mereka sudah terbunuh, maka yang lain akan melarikan diri.” kata seorang perampok yang lain.

Namun seorang yang sudah lebih tua dari mereka berkata “Kita akan berusaha untuk menemukan Kepala Desa Namchoseon yang tentu akan memimpin anak-anak muda itu, kita paksa Kepala Desa Oh Ji Ho untuk memerintahkan anak-anak muda itu menyingkir, jika Kepala Desa Namchoseon yang sombong itu keras kepala dan mungkin juga Pejabat Lee Hyung Chul telah mati, maka anak-anak muda itu akan lari dengan sendirinya.”

“Yang akan membuat jantung kita menjadi sangat tegang, jika anak-anak muda itu tidak mau menyingkir.”

“Apa boleh buat.” kata seorang yang bertubuh agak pendek, tetapi otot-ototnya menjorok di permukaan kulitnya, wajahnya yang cacat membuatnya menjadi sangat menyeramkan.

“Ya.” sahut orang yang bertubuh raksasa. “Bukan salah kami.”

Panglima Siwon termangu-mangu sejenak, namun iapun kemudian berkata “Kita adalah sekelompok berandalan terkenal, sebenarnya aku agak malu jika kita harus membunuh anak-anak.”

“Tetapi itu karena salah mereka sendiri, kesombongan merekalah yang telah membunuh mereka.

“Aku setuju untuk menemukan Kepala Desa Oh Ji Ho dan Pejabat Lee Hyung Chul, mereka harus mati, jika mereka mati, kita memang dapat berharap anak-anak muda itu akan berhenti dengan sendirinya.”

Namun orang yang bertubuh raksasa itu masih menyahut “Jika mereka tidak mau menyingkir, kita harus bertindak tegas. Namchoseon akan menjadi ajang pembantaian yang pertama sejak kita melakukan gerakan beruntun di Seongnam. pada saatnya kita pun akan bergerak ke Sungkyunkwan.”

“Ladang di Sungkyunkwan tidak sesubur ladang di Seongnam, bukankah aku sudah pernah mengatakannya.” sahut Panglima Siwon.

Orang bertubuh raksasa itu masih juga menyahut. “Jika lahan di Seongnam sudah habis dituai?”

“Kita akan memikirkannya kelak, tetapi lahan di Seongnam tidak akan habis dalam beberapa tahun.”

Orang yang bertubuh pendek itulah yang menyahut. “Mungkin, tetapi pada suatu saat kita harus berhenti, para prajurit Seongnam tentu akan turun ke gelanggang jika kita bergerak semakin ketengah, apalagi mendekati pusat pemerintahan di Seongnam.”

“Kita akan memikirkannya kelak, jangan sekarang, sekarang kita siap memasuki kampung induk Desa Namchoseon” potong Panglima Siwon.

Yang lain pun terdiam

Ketika malam menjadi semakin gelap, para perampok itu sudah berada di perbatasan Desa Namchoseon, mereka masih sempat beristirahat sejenak, baru kemudian, Panglima Siwon membawa anak buahnya untuk bergerak, Panglima Siwon telah bergerak ke kampung induk Desa Namchoseon.

Sebelum mereka mulai bergerak, Panglima Siwon pun telah berpesan kepada anak buahnya untuk tidak berbuat apa-apa di kampung-kampung yang akan mereka lewati.

“Kenapa?” tanya yang bertubuh raksasa.

“Jika kita mengganggu kampung yang kita lewati, maka akan ada diantara para penghuninya yang akan memukul kentongan.”

“Apa salahnya? orang-orang kampung induk tentu sudah mengira bahwa kita akan datang malam ini.”

“Itulah bodohnya kedua orang yang menuruti gejolak perasaannya itu.”

“Apakah kita akan menjadi ketakutan jika anak-anak muda itu bersiap-siap menyongsong kedatangan kita?”

“Bukan ketakutan, tetapi sudah aku katakan, apakah kita harus membunuh anak-anak muda itu? sementara itu, orang-orang terkaya di Namchoseon itu sempat menyembunyikan harta benda mereka.”

Tetapi seorang perampok yang lain tertawa. “Tidak akan ada yang berani menyembunyikan harta bendanya, jika kita datang, dimanapun hartanya disembunyikan, tentu akan mereka tunjukkan dan akan mereka serahkan kepada kita, jika tidak, ujung pedang akan kita letakkan di lehernya.”

Namun seorang perampok yang lain bertanya. “Jika mereka pergi mengungsi?”

“Seluruh kampung induk akan kita bongkar, jika kampung induk itu menjadi kosong, maka rumah-rumah merekalah yang akan kita bakar.”

“Cukup.” Kata Panglima Siwon. “Bagaimanapun juga, kita akan melakukan pekerjaan kita dengan sebaik-baiknya, menurut perhitunganku, orang-orang kampung induk itu tidak akan mengungsi, mereka tentu justru akan menyongsong kehadiran kita, karena mereka memang sudah mempersiapkan diri sebelumnya, seharusnya kita menghindari kemungkinan itu, kita tidak perlu memberikan isyarat bahwa kita akan datang atau merangsang penghuni desa yang lain untuk membunyikan kentongan.”

Para perampok itupun terdiam, sementara itu mereka berjalan semakin cepat melintasi jalan-jalan desa.

Perkampungan-perkampungan di lingkungan Desa Namchoseon itu nampak sepi, tidak ada seorangpun yang nampak diluar rumah, ketika mereka melewati gardu perondaan, maka tidak seorang pun yang nampak di dalam gardu itu.

Tetapi ketika para perampok itu melihat rumah-rumah di pinggir jalan lewat pintu pagar yang terbuka, maka di dalam rumah itu nampak cahaya lampu minyak yang menyala.

“Mereka bersembunyi di balik dinding rumah mereka.” kata para perampok itu.

“Mereka menjadi ketakutan, nampaknya berita akan kehadiran kita sudah merambat sampai ke perkampungan-perkampungan.”

“Itu pantas mereka sesali.” kata perampok yang sudah lebih tua.

Dengan demikian, maka iring-iringan itupun bergerak semakin lama menjadi semakin cepat, para perampok itu dihinggapi oleh keinginan untuk segera sampai di rumah yang akan menjadi sasaran perampokan, mereka ingin segera mengetahui, apakah harta benda yang tersimpan di rumah itu sudah disembunyikan, atau bahkan pemilik rumah itu sudah pergi mengungsi sambil membawa semua harta bendanya yang berharga.

Tetapi mereka menduga, bahwa pemilik rumah itu tidak akan pergi, di rumah itu ada sebuah pedati, beberapa ekor sapi, kambing dan bahkan kuda, tiang-tiang di Gazebo yang berukir. Semuanya itu tentu mahal harganya, mereka tentu tidak akan membiarkan semuanya itu dibakar dan menjadi abu.

Beberapa saat kemudian, iring-iringan itupun telah mendekati desa induk, para pengawas pada lapis pertama melihat kehadiran mereka, namun mereka sama sekali tidak mengganggu.

Dalam sepinya malam, tiba-tiba saja terdengar suara burung hantu, dihanyutkan oleh angin yang bertiup perlahan.

Sementara itu, dalam kegelapan malam, seorang pengawas yang duduk diatas dahan pohon jambu yang tumbuh di belakang dinding desa induk yang mendengar suara burung hantu itu, memberi isyarat kepada dua orang kawannya yang duduk bersandar pada batang jambu itu.

Seorang diantara merekapun segera berlari memberikan laporan, bahwa para perampok yang mereka tunggu, benar-benar telah datang.

“Terima kasih.” kata Pangeran Kim Hyun Joong “Sekarang semuanya ke tempat yang sudah ditetapkan, yang kita perhitungkan akan menjadi sasaran pertama adalah Tn.Cha Seung Won, tetapi kita akan mengawasi mereka melintas di jalan utama desa induk ini.”

Para prajurit dan anak-anak muda yang telah terlatih dibawah bimbingan para prajurit itupun berpencar, sebagian dari mereka berada di balik dinding halaman di tepi jalan utama, sementara yang lain telah mendahului berada di halaman rumah Tn.Cha Seung Won, namun beberapa dari mereka juga mengawasi rumah Tn.Kaneshiro Takeshi. Namun dengan isyarat tentu, mereka akan segera berkumpul untuk melawan para perampok itu, apakah di halaman rumah Tn.Cha Seung Won atau di halaman rumah Tn.Kaneshiro Takeshi atau justru di tempat yang lain.

Selain anak-anak muda yang telah berpencar itu, maka anak-anak muda yang lain pun telah menjaga semua pintu gerbang desa selain pintu gerbang yang akan dilewati oleh para perampok itu.

Sejenak kemudian, maka para perampok itupun telah memasuki Pintu gapura Desa Namchoseon, namun ternyata di desa induk itupun mereka tidak menjumpai anak-anak muda yang sebelumnya sudah sempat berlatih di padang rumput, dan di halaman rumah Kepala Desa Oh Ji Ho.

Bersambung (Season 9 – Patih Han Jung Soo)...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...