Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Kamis, 16 Desember 2010
Meraba Matahari (Season 5)
Season 5
Tiga Panglima Pilihan
Kemudian, Master Kang Shin Il yang merasa sudah terlalu lama berada di Istana segera minta diri pula, ia sudah terlalu lama meninggalkan perguruannya.
“Aku minta Master Kang Shin Il dapat menunggu sampai kerusuhan di Seongnam ini dapat diatasi.”
“Aku akan datang pada kesempatan lain, Kaisar Ryu Seung Ryong. Kasihan anak-anak di perguruan yang sudah terlalu lama aku tinggalkan.”
Kaisar Ryu Seung Ryong tidak dapat menahan Master Kang Shin Il, sehingga akhirnya Kaisar Ryu Seung Ryong melepasnya meninggalkan Kerajaan Seongnam pada keesokan harinya.”
Kemudian, Patih Lee Seung Ki serta Patih Kim Ji Suk sepakat untuk menunjuk tiga orang Panglima muda terpilih untuk menyertai Pangeran Kim Hyun Joong memberantas kerusuhan di Seongnam, ketiga Panglima itu berasal dari kesatuan yang berbeda-beda.
Bersama Patih Lee Sung Ki dan Patih Kim Ji Suk, Kim Hyun Joong pergi ke Basecamp ketiga orang panglima yang terpisah itu.
“Apakah aku sudah mengenal mereka, Patih?” tanya Kim Hyun Joong.
“Pangeran sudah lama meninggalkan Istana, mungkin Pangeran belum mengenal mereka, tetapi dalam dua tahun ini, nama mereka banyak disebut-sebut di lingkungan keprajuritan Seongnam, mereka bertiga pula yang memimpin pasukan yang diminta oleh Kaisar Ryu Seung Ryong dan Kaisar Song Jae Ho. Ketika terjadi benturan kekuatan antara Korea dengan kekuatan yang datang dari China.
Maka beberapa Kerajaan yang berada di bawah ikatan kesatuan mengirimkan pasukannya untuk bersama-sama menghadapi tekanan kekuatan yang besar yang datang dari China itu. Ternyata pasukan dari Seongnam yang dipimpin ketiga orang Panglima muda itu telah mendapat pujian khusus dari Kaisar Ryu Seung Ryong dan Kaisar Song Jae Ho.” jawab Patih Lee Sung Ki.
“Siapakah nama-nama mereka, Patih?”
“Nama-nama mereka adalah Eunhyuk, Yesung dan Donghae.”
Kim Hyun Joong menganggung-angguk, seolah-olah kepada diri sendiri ia pun bergumam. “Nama yang bagus, agaknya mereka memang meyakinkan.”
“Sebentar lagi pangeran akan segera bertemu dengan mereka, kita akan pergi ke basecamp terdekat, Pangeran akan berjumpa dengan Eunhyuk.”
“Eunhyuk ya, rasa-rasanya aku pernah mendengar nama itu, mungkin aku pernah mengenalnya.”
“Syukurlah jika Pangeran pernah mengenalnya.”
Kim Hyun Joong mencoba mengingatnya, namun nama Eunhyuk memang pernah dikenalnya empat tahun yang lalu, bahkan mungkin sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, maka mereka sampai di sebuah basecamp yang berpagar kayu rapat dan cukup tinggi.
Ketika mereka bertiga memasuki gerbang basecamp itu, maka prajurit yang bertugas segera memberi hormat, meskipun secara pribadi prajurit itu tidak mengenal langsung ketiga orang yang memasuki basecamp mereka, namun mereka dapat mengenal kedua orang diantara mereka adalah dua orang patih, sedangkan yang seorang lagi tentu orang penting pula. Bahkan kedua orang Patih itupun agaknya menghormatinya pula.
“Apakah Panglima Eunhyuk ada ?” tanya Patih Lee Seung Ki.
“Ada Patih, silahkan.”
Patih Lee Seung Ki bersama dengan pangeran Kim Hyun Joong dan Patih Kim Ji Suk segera memasuki halaman Basecamp yang terhitung luas itu.
Sementara itu dua orang prajurit yang berada di pos sebelah telah menyongsongnya pula.
“Silahkan Patih.” Salah seorang dari kedua orang prajurit itu telah mempersilahkan mereka untuk naik ke bangunan utama Basecamp itu.
“Dimana Panglima Eunhyuk?” tanya Patih Kim Ji Suk.
“Panglima Eunhyuk sedang berlatih di halaman belakang, silahkan, biar aku yang menyampaikannya.”
“Tidak, tidak usah, biarlah kami pergi ke halaman belakang saja.”
Prajurit itu tidak berkata apa-apa lagi, tetapi ia melangkah mendahului kedua orang Patih itu serta Kim Hyun Joong ke halaman belakang, kawannyapun telah mengikutinya pula.
Di halaman belakang yang cukup luas itu, Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk serta Kim Hyun Joong melihat para prajurit sedang berkumpul, Panglima Eunhyuk sendiri berada di punggung kuda sambil membawa sebilah pedang telanjang.
Sejenak kemudian, maka kudanya itupun berlari dengan kencang mengitari halaman belakang basecamp itu, setiap kali pedangnya terayun menyambar orang-orangan yang dibuat dari jerami yang berdiri berjajar beberapa langkah.
Demikian kepala orang-orangan yang terakhir itu jatuh, maka prajurit pun bersorak sambil bertepuk tangan.
Kuda Panglima Eunhyuk masih berlari berputar-putar di halaman, ketika para prajurit itu sudah berhenti bertepuk tangan dan bersorak, maka Panglima Eunhyuk pun telah meloncat turun dari kudanya.
Namun Panglima Eunhyuk terkejut, bahkan para prajurit pun ikut berpaling pula ketika mereka medengar tepuk tangan yang bukan berasal dari mereka.
“Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk.” Panglima Eunhyuk pun mengagguk hormat, dengan tergesa-gesa ia melangkah mendekat.
Namun ketika Panglima Eunhyuk itu berhenti beberapa langkah di depan kedua Patih. Patih Lee Seung Ki pun bertanya. “Kau mengenal anak muda ini?”
Panglima Eunhyuk mengerutkan dahinya, namun ia pun kemudian menyahut. “Tentu, tentu Patih Lee Seung Ki, bukankah anak muda ini Pangeran Kim Hyun Joong, putra Kaisar Ryu Seung Ryong?”
“Ya, ternyata kau sudah mengenalnya.”
“Sekitar empat tahun atau lima tahun yang lalu, pada saat itu aku masih menjadi seorang prajurit, aku sudah mengenal Pangeran Kim Hyun Joong yang sering berada di tengah-tengah para prajurit, bahkan kadang-kadang ikut berlatih bersama kami, waktu itu Pangeran Kim Hyun Joong masih sangat muda diantara prajurit-prajurit yang lain.”
“Nah, apakah Pangeran masih ingat akan anak muda yang sekarang menjadi seorang Panglima, yang termasuk dalam hitungan Panglima muda terpandang di Seongnam?”
“Patih Lee Seung Ki terlalu memuji, terima kasih.” sahut Panglima Eunhyuk.
“Ya, sekarang aku ingat, waktu itu aku memang sering berada diantara para prajurit muda. Beberapa kali aku mendapat peringatan karena kehadiranku yang kadang-kadang justru menganggu. Tetapi aku ingin mempunyai banyak kawan, sampai pada suatu saat, ayahanda mengirimku dan Jung Yong Hwa ke Perguruan Kangsan.”
“Sekarang, Pangeran Kim Hyun Joong sudah kembali lagi ke Kerajaan Seongnam atau hanya sekedar melepas kerinduan?”
“Aku telah kembali pulang, Panglima Eunhyuk.”
“Pangeran Kim Hyun Joong dapat bermain lagi bersama kami, aku tidak akan pernah merasa terganggu jika Pangeran sering datang kemari dan berlatih bersama kami.”
“Tetapi Panglima Eunhyuk bukan lagi seorang Eunhyuk yang dahulu. Seorang prajurit yang dengan gigih menempa diri di lingkungan keprajuritan.”
“Pangeran Kim Hyun Joong pun bukan Pangeran Kim Hyun Joong yang dahulu.”
Mereka berdua tersenyum.
Sementara itu, Panglima Eunhyuk telah mempersilahkan ketiga orang tamunya duduk di Gazebo bangunan induk basecampnya.
“Silahkan Pangeran, silahkan Patih, aku akan mencuci kaki dan tanganku sebentar.”
Kedua orang prajurit yang mengantar Kim Hyun Joong dan kedua orang Patih itu ke belakang, telah mempersilahkan ketiga orang tamu itu untuk pergi ke ruang utama bangunan induk basecamp itu.
Beberapa saat kemudian, Panglima Eunhyuk sempat melaporkan perkembangan basecamp serta pasukan yang dipimpinnya.
Namun kemudian Panglima Eunhyuk itu bertanya “Sebenarnya kehadiran Patih berdua, apalagi bersama Pangeran Kim Hyun Joong, memang agak mengejutkan kami, penghuni basecamp ini, mungkin kami telah melakukan kesalahan yang tidak kami sadari, sehingga kehadiran Patih berdua serta Pangeran Kim Hyun Joong akan memberikan hukuman bagi kami seisi basecamp ini.”
Ketiga orang tamunya tertawa, Patih Lee Seung Ki lah yang menjawab. “Jika kalian bersalah, maka bukan aku yang datang ke basecampmu, tetapi kami akan memanggilmu atau mengirimkan tiga orang prajurit khusus untuk menangkapmu.”
Panglima Eunhyuk pun mengangguk hormat, katanya. “Seandainya Patih berdua dan Pangeran Kim Hyun Joong akan memberikan perintah, aku pun dapat dipanggil menghadap.”
“Memang.” sahut Patih Lee Seung Ki. “Tetapi kali ini Pangeran Kim Hyun Joong ingin melihat basecampmu, ingin melihat wujudnya, namun juga ingin melihat isinya.”
“Terima kasih atas kesediaan datang mengunjungi basecamp ini. Mungkin keadaan kami tidak sebagaimana Pangeran kehendaki. Banyak sekali kekurangan yang terdapat di basecamp ini.”
”Aku tidak akan membuat penilaian Panglima Eunhyuk. Tetapi aku datang justru untuk mengganggu ketenanganmu.”
Panglima Eunhyuk mengerutkan dahinya, dipandanginya kedua Patih yang datang bersama Kim Hyun Joong itu berganti-gantian.
Kedua Patih itu tersenyum. Patih Kim Ji Suk pun berkata “Kau dengar istilah yang dipergunakan oleh Pangeran Kim Hyun Joong? Pangeran Kim Hyun Joong tidak mengatakan bahwa ia datang untuk memberikan perintah kepadamu. Tetapi Pangeran Kim Hyun Joong merasa dirinya justru datang mengganggumu.”
Kim Hyun Joong tertawa, namun ia pun bertanya. “Apakah aku berhak memberikan perintah kepada para Panglima?”
“Pangeran.” kata Patih Kim Ji Suk. “Sejak Pangeran mendapat perintah untuk menumpas para perampok itu, maka Pangeran telah mendapatkan kuasa. Bukankah ayahanda telah memberi wewenang kepada Pangeran untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mengatasi para perampok itu?”
Tetapi aku belum terbiasa melakukannya, Patih Kim Ji Suk. Di Perguruan, kedudukan para murid, semuanya sama. Adalah kebetulan bahwa aku termasuk murid yang sudah terhitung tua di Perguruan Kangsan. Sehingga para murid yang sebagian besar masih muda-muda itu menaruh hormat kepadaku, bukan karana aku anak seorang Kaisar. Tetapi aku adalah kakak seperguruan mereka, namun sebaliknya, kepada beberapa orang murid yang lebih tua daripada aku, yang masih tinggal di Perguruan, akupun harus menghormati mereka, karena mereka adalah kakak seperguruanku.”
“Disini, kedudukan Pangeran mempunyai kekhususan, karena Pangeran adalah putra Kaisar Seongnam, apalagi Pangeran adalah putera tertua, yang menurut silsilah akan dapat menggantikan kedudukan ayahandamu kelak. Di Seongnam ini, hanya ada seorang Kaisar, sedangkan putranya yang tertua juga hanya seorang.”
Kim Hyun Joong tertawa katanya. “Tetapi itu bukan berarti bahwa aku adalah orang yang mempunyai kedudukan khusus di Kerajaan ini, aku rasa aku tidak ada bedanya dengan anak-anak muda yang lain, yang harus mengabdi kepada Kerajaan ini.”
“Mau tidak mau, Pangeran.” kata Panglima Eunhyuk. “Mau tidak mau Pangeran mempunyai kedudukan yang khusus, justru karena hanya ada seorang di seluruh Kerajaan.”
Kim Hyun Joong masih tertawa, katanya. “Bukankah itu menjadi beban bagiku?”
“Ya.” sahut Patih Lee Seung Ki. “Yang kemudian ada di pundak Pangeran adalah kewajiban, kewajiban sebagai seorang putra Kaisar, tetapi disamping kewajiban yang Pangeran pikul, Pangeran pun mempunyai hak dalam kedudukan Pangeran sebagai putra seorang Kaisar dan sebagai seorang anak muda dari Kerajaan Seongnam.
“Baiklah.” kata Kim Hyun Joong. “Aku akan berusaha untuk menyesuaikan diriku dengan hak dan kewajibanku.”
“Nah, sekarang aku menunggu perintah Pangeran Kim Hyun Joong.” kata Panglima Eunhyuk.
Kim Hyun Joong memandang Patih Lee Sung Ki dan Patih Kim Ji Suk sekilas. Namun kemudian ia pun berkata kepada Panglima Eunhyuk. “Panglima Eunhyuk, aku mendapat perintah dari ayahanda untuk menangani keresahan di beberapa Desa karena tindak kejahatan. Perampok,dan penjahat-penjahat yang lain telah mengganggu ketenangan penduduk beberapa Desa itu. Bahkan ketika aku pulang dari Perguruan bersama Jung Yong Hwa dan Master Kang Shin Il, kami pun telah diganggu oleh perampok di perjalanan. Sayang bahwa kami tidak dapat menangkap mereka, meskipun kami berhasil menggagalkan usaha mereka.”
Panglima Eunhyuk pun segera tanggap, dengan serta merta ia berkata. “Pangeran akan memberikan perintah kepadaku untuk ikut bersama Pangeran menangani kejahatan itu?”
“Ya, para Kepala Desa tidak lagi mampu membendung arus kejahatan itu, beberapa orang korban telah jatuh. Bukan hanya korban harta benda, tetapi juga korban jiwa.”
“Hamba, Pangeran. Hamba siap untuk melaksanakan segala perintah.”
“Tetapi kita tidak hanya berdua. Menurut Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk, kita akan menghubungi Panglima Yesung dan Panglima Donghae.”
“Aku sudah siap kapanpun aku harus berangkat, demikian pula pasukanku yang ada di basecamp ini, kami akan siap dalam waktu yang singkat.”
“Terima kasih Panglima Eunhyuk, tetapi kita tidak akan berangkat segera, kita masih akan berbicara dengan Panglima Yesung dan Panglima Donghae. Apa yang sebaiknya yang kita lakukan.”
“Jadi?”
“Kita akan ke Basecamp Panglima Yesung dan Panglima Donghae lebih dahulu.”
“Baik, Pangeran. Aku akan mengantar Pangeran menemui Panglima Yesung dan Panglima Donghae di basecamp mereka.”
Kemudian, Pangeran Kim Hyun Joong berkata kepada Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk. “Sepertinya Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk tidak usah mengantarku selanjutnya, aku akan pergi bersama Panglima Eunhyuk saja, Kalian berdua dapat segera beristirahat.”
“Jadi Pangeran akan pergi bersama Panglima Eunhyuk saja?”
“Ya, Patih. Jika hari ini aku tidak kembali ke Istana, sampaikan kepada ayahanda, bahwa aku berada disalah satu basecamp dari ketiga orang Panglima muda ini. Kami akan membicarakan langkah-langkah yang akan kami ambil. Karena kami harus segera berbuat sesuatu sebelum kejahatan itu menjalar keseluruh Kerajaan Seongnam.”
”Baiklah, Pangeran. Agaknya Pangeran akan berbicara dengan anak-anak muda yang sebaya dengan Pangeran. Tetapi jika Pangeran perlu pendapat orang-orang tua ini, silahkan Pangeran memanggil kami berdua.” kata Patih Lee Seung Ki.
“Tentu Patih, setidak-tidaknya sebelum kami berangkat, kami akan menghadap ayahanda serta bertemu dengan kalian berdua.”
“Baik, Pangeran. Sekarang, kami berdua minta diri.” lalu katanya kepada Panglima Eunhyuk. “Hati-hati mengambil keputusan Panglima Eunhyuk, persoalannya ini tidak sederhana.”
“Baik, Patih, pada saatnya kami akan memberikan laporan kepada Patih.”
Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk meninggalkan basecamp prajurit yang dipimpin oleh Panglima Eunhyuk itu. Sementara itu Panglima Eunhyuk pun segera bersiap untuk mengantar Pangeran Kim Hyun Joong menemui Panglima Yesung dan Panglima Donghae.
Beberapa saat kemudian, kedua orang anak muda itu telah mengenderai kuda mereka menuju ke basecamp prajurit yang lain, yang letaknya tidak terlalu jauh.
Ketika keduanya sampai di basecamp prajurit yang dipimpin oleh Panglima Yesung, kebetulan Panglima Yesung sedang berlatih bersama beberapa orang pemimpin kelompok di basecamp itu. Panglima Yesung tengah memberikan petunjuk-petunjuk kepada para pemimpin kelompok yang kemudian harus disampaikan kepada prajurit. Panglima Yesung telah menyampaikan beberapa gagasan kepada prajurit-prajuritnya untuk membuat gelar perang yang sudah ada menjadi semakin hidup serta gerakan-gerakan yang dapat menghancurkan lawan.
Kedatangan Panglima Eunhyuk telah menghentikan latihan itu. Diserahkannya latihan itu kepada pemimpin kelompok yang tertua untuk melanjutkan latihan-latihan itu.
“Teruskan latihan ini, aku akan menerima tamu.”
“Baik, Panglima.” jawab pemimpin kelompok yang tertua itu.
Panglima Yesung pun kemudian mempersilahkan kedua tamunya untuk duduk di bangunan utama basecamp itu.
Ternyata Panglima Yesung pun telah dikenal oleh Kim Hyun Joong, antara empat atau lima tahun yang lalu, sebagaimana Panglima Eunhyuk. Panglima Yesung waktu itu masih seorang prajurit. Kim Hyun Joong yang agak nakal pada waktu itu, memang sering berada diantara prajurit muda serta berlatih bersama mereka, meskipun yang dilakukannya itu tidak dibenarkan oleh ayahanda, sehingga akhirnya, Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa sekaligus dikirim ke Perguruan Kangsan agar keduanya dapat berlatih dengan cara yang lebih baik dan teratur, memiliki bekal secara pribadi, sehingga yang benar-benar sepadan dengan kedudukan mereka.
“Kedatangan Pangeran Kim Hyun Joong yang tiba-tiba memang agak mengejutkan kami, sesisi basecamp ini.” kata Panglima Yesung kemudian.
Kim Hyun Joong tersenyum, katanya. “Kami mengemban perintah ayahanda – Kaisar Ryu Seung Ryong, Panglima Yesung.”
Wajah Panglima Yesung menegang, dipandanginya Panglima Eunhyuk sekilas, kemudian iapun bertanya. “Apakah ada perintah dari Kaisar Ryu Seung Ryong?”
“Ya, Panglima Yesung.” jawab Kim Hyun Joong. “Ada hubungannya dengan meningkatnya kerusuhan di Seongnam ini.”
“Apakah aku diperintahkan untuk mengatasi masalah tersebut?”
“Kita akan bersama-sama melakukannya.”
“Maksud Pangeran?”
Kim Hyun Joong kemudian menjelaskan perintah ayahandanya yang diembannya, serta niatnya untuk membawa Eunhyuk, Yesung dan Donghae menyertainya.
“Panglima Yesung dengan serta-merta menyahut. “Aku siap menerima perintah, Pangeran. Kapanpun dan dimanapun aku ditempatkan.”
“Tidak hari ini, Panglima Yesung. Nanti kita bersama-sama akan berbicara serta menyusun rencana, apa yang akan harus kita lakukan, agar langkah kita dapat sampai ke sasaran dengan pasti.”
“Baik, Pangeran. Hamba siap menerima perintah.”
“Pangeran Kim Hyun Joong masih akan menghubungi Panglima Donghae dahulu, Panglima Yesung.” Kata Panglima Eunhyuk kemudian.
“Apakah kau akan menyertainya?”
“Ya, aku akan mengantarkan Pangeran Kim Hyun Joong untuk menemuinya.”
“Kalau begitu, aku juga ikut bersamamu, jika Pangeran Kim Hyun Joong mengijinkan.”
“Aku tidak keberatan, Panglima Yesung. Kita akan pergi bertiga menemui Panglima Donghae.”
Panglima Yesung pun kemudian telah memberitahukan kepada orang kepercayaannya, bahwa ia akan pergi bersama Pangeran Kim Hyun Joong, putra Kaisar Ryu Seung Ryong serta Panglima Eunhyuk. Ketika mereka sampai di basecamp Panglima Donghae, ternyata Panglima Donghae sedang berada di ruang latihannya, seorang prajurit telah memberitahukan kepadanya, bahwa ada tiga orang tamu yang mencarinya.
“Siapa?”
“Panglima Eunhyuk, Panglima Yesung dan Pangeran Kim Hyun Joong, putra Kaisar Ryu Seung Ryong.”
“Pangeran Kim Hyun Joong?” ulang Panglima Donghae.
“Ya, Panglima.”
“Baiklah, persilahkan mereka duduk di bangunan utama basecamp, aku akan segera menemui mereka.”
“Baik Panglima.”
Panglima Donghae dengan pakaian yang masih basah dengan keringat, menemui ketiga orang tamunya yang sudah duduk di bangunan utama basecamp.
Seperti Panglima Eunhyuk dan Panglima Yesung, Pangeran Kim Hyun Joong pun telah mengenal Panglima Donghae seperti ia mengenal Panglima Eunhyuk dan Panglima Yesung. Yang dalam empat tahun mereka sudah menjadi Panglima muda ternama. Bahkan telah memimpin pasukan Kerajaan Seongnam bersama-sama dengan pasukan Kerajaan Sungkyunkwan menghadapi pasukan yang datang dari China.
“Jadi kita akan bertugas untuk mengatasi kerusuhan itu, Pangeran?” tanya Panglima Donghae.
“Ya, Panglima Donghae.”
“Kapan kita akan berangkat?”
“Nanti malam kita akan membicarakan rencana itu sebaik-baiknya”
“Apakah aku harus menghadap Pangeran Kim Hyun Joong ke dalam Istana?”
“Tidak, Panglima Donghae. Aku tidak pulang malam ini, kita akan bertemu dan berbicara di basecamp Panglima Eunhyuk. Malam ini aku akan bermalam di basecamp itu. Besok setelah rencana kita susun sebaik-baiknya, baru kita menghadap ayahanda untuk minta diri serta melaporkan rencana kita.”
“Baiklah Pangeran, nanti aku akan datang ke basecamp Panglima Eunhyuk.”
“Kita akan bertemu dan berbicara setelah malam turun.”
“Baik Pangeran.”
Demikianlah, setelah berbicara beberapa saat, maka Kim Hyun Joong minta diri. Demikian pula Panglima Yesung dan Panglima Eunhyuk.
“Panglima Eunhyuk, jangan lupa, nanti setelah malam turun.” Panglima Yesung mengingatkan, ketika mereka berada di pintu gerbang halaman basecamp.
“Tentu aku tidak akan lupa.” jawab Panglima Donghae.
“Kau seringkali lupa, Panglima Donghae. Kau masih muda, tetapi kau sudah pikun seperti kakek-kakek.”
“Tetapi aku tidak pernah lupa dengan tugas yang penting.” Panglima Eunhyuk tersenyum sambil menyahut. “Panglima Donghae dapat saja lupa tidak membawa kaki atau kepalanya. Tetapi ia tidak akan lupa tugas-tugas keprajuritannya.”
“Terima kasih atas pujianmu, Panglima Eunhyuk.”
“Yang mendengarnya tertawa, sementara Panglima Yesung berkata. “Panglima Eunhyuk, kau memuji Panglima Donghae ya, mungkin kau berharap bahwa nanti malam Panglima Donghae akan datang ke basecampmu sambil membawa oleh-oleh makanan ringan?”
Mereka semua tertawa berkepanjangan.
Seorang prajurit yang bertugas jaga di pintu gerbang mengerutkan keningnya, di dalam hatinya ia pun berkata Panglima Donghae itu dapat juga tertawa, jarang sekali aku melihat suasana yang begitu gembira seperti saat ini bagi Panglima Donghae yang sehari-hari kelihatan selalu bersunggung-sungguh itu.
Sepeninggal Panglima Eunhyuk dan Panglima Yesung serta Pangeran Kim Hyun Joong, serta setelah masuk kembali ke dalam basecamp, prajurit yang bertugas tadi berbicara kepada kawannya yang juga sedang bertugas. “Apakah kau pernah melihat Panglima Donghae tertawa selepas itu?”
“Ya, pernah. Bukankah kau akan mengatakan bahwa tadi kau melihat Panglima Donghae berkelakar dengan Panglima Eunhyuk dan Panglima Yesung? Bahkan dengan Pangeran Kim Hyun Joong?”
“Ya. Bukankah Panglima Donghae selalu kelihatan bersungguh-sungguh sehingga memandang wajahnya saja rasa-rasanya aku segan.”
“Tetapi Panglima Donghae itu orang baik, kau pernah melihat salah seorang dari kita yang berada di basecamp ini diperlakukan tidak adil? Panglima Donghae memang seorang yang tegas. Tetapi sebenarnya hatinya lembut. Ketika dua orang prajuritnya gugur di peperangan antara Korea dan China dahulu, yang pada waktu itu aku juga terluka, kau tahu bahwa semalam suntuk Panglima Donghae menunggu kedua sosok mayat itu?”
“Ya, aku juga berada di sana pada waktu itu.”
“Nampaknya Panglima Donghae juga telah mendapat perintah dari Pangeran Kim Hyun Joong.”
Kawannya mengangguk-angguk, katanya. “Kita tunggu saja, malam ini Panglima Donghae akan membicarakan rencananya di basecamp Panglima Eunhyuk, tetapi aku tidak mendengar lebih banyak lagi.”
Keduanyapun terdiam.
***
Seperti yang direncanakan, maka ketika senja menjadi semakin buram, di basecamp masing-masing. Panglima Yesung dan Panglima Donghae segera mempersiapkan diri, mereka akan pergi ke basecamp Panglima Eunhyuk untuk membicarakan tugas yang akan mereka pikul untuk mengatasi kerusuhan yang menjadi semakin meningkat di Seongnam.
Sementara itu, Kim Hyun Joong memang tidak pulang ke Istana, ia ingin berada di lingkungan kehidupan para prajurit. Kim Hyun Joong ingin mengalami, makan, tidur dan bahkan kehidupan para prajurit seutuhnya, sebagaimana pernah dilakukannya pada masa-masa yang lalu.
Ketika malam turun, maka ketiga orang Panglima itu sudah berkumpul bersama Pangeran Kim Hyun Joong.
Sebelum mereka mulai menentukan sikap, maka merekapun lebih dahulu mempelajari semua laporan yang pernah disampaikan tentang kerusuhan yang terjadi di Seongnam. Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk sudah memberitahukan semua laporan tugas untuk mengatasi kerusuhan itu.
Bahkan merekapun telah merencanakan pula kehadiran Permaisuri Seo Woo Rim di Kerajaan Seongnam.
“Kenapa Permaisuri Seo Woo Rim itu diusir dari Kerajaan Sungkyunkwan” tanya Panglima Donghae.
“Ayahanda belum mendapat keterangan yang jelas, yang disampaikan oleh Permaisuri Seo Woo Rim hanya sekedar dugaan-dugaan dan kata orang, tetapi Pangeran Park Yong Ha di Sungkyunkwan sendiri tidak pernah menjatuhkan tuduhan apa-apa.”
“Apakah kesalahan Permaisuri Seo Woo Rim itu sedemikian besarnya sehingga justru harus dirahasiakan? atau mungkin akan menyentuh harga diri dan kewibawaan Permaisuri Seo Woo Rim di Sungkyunkwan?”
“Itulah yang tidak jelas, padahal Permaisuri Seo Woo Rim adalah seorang perempuan yang berilmu tinggi. Permaisuri Seo Woo Rim yang pada waktu Kaisar Song Jae Ho masih menjadi Kaisar di Sungkyunkwan telah menyusun satu kekuatan yang belum pernah ada sebelumnya, pasukan yang terdiri dari perempuan-perempuan muda yang dilatih khusus langsung oleh Permaisuri Seo Woo Rim sendiri dibantu oleh beberapa Panglima laki-laki. Sehingga pada waktu itu Permaisuri Seo Woo Rim pernah disebut sebagai Pahlawan Sungkyunkwan.”
“Rasa-rasanya tentu ada sesuatu yang dirahasiakan.” kata Panglima Eunhyuk.
“Sementara itu, bersamaan dengan kehadiran Permaisuri Seo Woo Rim di Seongnam, kerusuhan di Seongnam menjadi semakin meningkat pula.” sahut Panglima Yesung.
“Mungkin hanya satu kebetulan, Panglima Yesung.” kata Kim Hyun Joong kemudian. “Meskipun demikian, kita akan melihat perkembangan keadaan Seongnam selanjutnya.”
“Mudah-mudahan memang hanya satu kebetulan, Pangeran. Tetapi menelusuri arah perluasan kerusuhan itu, memang dapat menumbuhkan satu pertanyaan tentang keterlibatan orang-orang Sungkyunkwan, mungkin memang tidak ada kesengajaan dari para pemimpin di Sungkyunkwan untuk menimbulkan kerusuhan di Seongnam. Mungkin yang terjadi adalah turunnya dengan tajam kesejahteraan hidup rakyat Sungkyunkwan, sehingga ada beberapa orang yang terpaksa mencari jalan pintas untuk mendapatkan sarana kesejahteraan bagi hidup mereka. Tetapi mereka tidak mau melakukannya di lingkungan mereka sendiri, sehingga mereka harus menyeberangi perbatasan antara Kerajaan Sungkyunkwan dan Kerajaan Seongnam.”
“Memang ada beberapa kemungkinan, Panglima Yesung.” jawab Kim Hyun Joong. “Bahkan mungkin mereka adalah orang-orang yang datang dari jauh. Mereka bahkan mungkin juga membuat kerusuhan di Kerajaan Sungkyunkwan sebagaimana mereka lakukan di Seongnam.”
Ketiga orang Panglima itu mengangguk-angguk. Meskipun demikian, Panglima Donghae bertanya. “Apakah ada laporan bahwa kerusuhan itu juga terjadi di Sungkyunkwan?”
“Belum Panglima Donghae, beberapa orang prajurit sandi yang bertugas untuk mengamati kemungkinan itu belum memberikan laporan. “Pangeran Kim Hyun Joong berhenti sejenak, lalu katanya. “Tetapi kita tidak usah menunggu laporan itu. Semakin lamban kerusuhan ini ditangani, maka keresahan akan menjadi semakin tersebar luas di Seongnam.”
“Ya Pangeran.” jawab Panglima Eunhyuk. “Sekarang, kami menunggu perintah Pangeran, apakah kami masing-masing harus menyiapkan kelompok prajurit dan kami tempatkan di daerah yang rawan?”
“Panglima Eunhyuk, apakah kita dapat mempergunakan cara lain? Jika kita membawa prajurit ke daerah rawan, maka hal itu tentu akan segera didengar oleh para perampok. Mereka akan dapat merubah medan yang akan mereka masuki. Atau bahkan mereka untuk sementara akan menghentikan kegiatannya, sehingga dengan demikian, kepergian kita akan sia-sia. Namun demikian, jika kita menarik diri, maka mereka akan segera datang kembali.”
“Jadi bagaimana menurut Pangeran?” tanya Panglima Donghae.
“Kita akan pergi berempat saja, mungkin kita memerlukan empat atau atau lima orang kawan lagi.”
“Jadi kita akan datang berempat saja?” tanya Panglima Yesung.
“Ya.”
“Bagus, aku sependapat Pangeran Kim Hyun Joong.”
“Selebihnya kita akan menyiapkan anak-anak muda dari Desa setempat. Para perampok tentu akan meremehkan anak-anak muda itu. Tetapi kita akan dapat memberikan latihan-latihan khusus kepada mereka. Meskipun sekedar dasar-dasarnya saja. Tetapi bersama-sama dengan kita berempat, mereka akan dapat berbuat sesuatu bagi Desa mereka.”
Panglima Yesung termangu-mangu sejenak, sementara Panglima Eunhyuk kemudian berkata. “Tetapi apakah tidak akan terlalu banyak korban jika benar-benar terjadi benturan kekuatan antara kita dan para perampok itu jika kita menyertakan anak-anak muda Desa yang belum pernah mempergunakan senjata.”
“Kita akan selalu bersama mereka, jika perlu, seperti yang aku katakan tadi, kita akan membawa empat atau lima orang terpilih bersama kita. Tetapi tentu mereka tidak perlu berjalan seiring dengan kita.”
“Maksud Pangeran Kim Hyun Joong?”
Bersambung (Season 6 – Desa Namchoseon)...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar