Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Jumat, 17 Desember 2010

Meraba Matahari (Season 10)


Season 10
Pertempuran


”Jadi bagaimana menurut pertimbanganmu?”

“Untuk sementara kita kuburkan saja disini, di halaman rumah ini.”

“Disini?”

“Ya, tetapi kita akan memberinya tanda yang tidak mudah hilang, besok pada saatnya, jika keadaan menjadi bertambah baik, kita akan menggalinya kembali dan dimakamkan sebagaimana mestinya.”

“Kau gila, Panglima Leeteuk, kau berniat untuk menguburkan anakku, anak Patih Han Jung Soo seperti mengubur seorang perampok yang mati dikeroyok orang?”

Hampir saja Panglima Leeteuk mengatakan, bahwa Heechul memang terbunuh sebagai seorang perampok, tetapi untunglah bahwa ia segera menyadarinya, sehingga kata-katanya itupun ditelannya kembali.

Yang kemudian diucapkan adalah justru sebuah pertanyaan “Lalu, apa yang harus kita lakukan?”

“Aku akan membawa Heechul pulang, aku akan mengatakan bahwa ia mengalami kecelakaan ketika Heechul sedang mencoba seekor kuda yang baru saja aku beli, Heechul terjerumus jurang sehingga terluka purah.”

“Tetapi apakah Heechul pantas mengenakan pakaian seperti itu?”

“Kita akan mengganti pakaiannya dengan pakaian yang wajar.”

“Apakah disini tersedia pakaian yang wajar itu?”

Patih Han Jung Soo termangu-mangu sejenak, namun tiba-tiba saja iapun berkata “Aku memerlukan pakaianmu Panglima Leeteuk.”

“Pakaianku, lalu aku?”

“Kau tinggal disini untuk sementara sampai ada orang yang datang untuk mengantar pakaian bagimu.”

Panglima Leeteuk bersungut-sungut, ia harus menyerahkan pakaiannya yang akan dipakai oleh Heechul yang sudah tidak bernyawa lagi, dengan demikian, maka ia tidak akan pernah mendapatkan pakaiannya itu kembali.

Kemudian, Patih Han Jung Soo itupun berpaling kepada Panglima Siwon. “Apakah ada orang-orangmu yang tertangkap hidup atau menyerah?”

“Mungkin ada, Patih Han Jung Soo.”

“Apa kata mereka tentang Heechul?”

“Mereka tidak tahu, bahwa anak muda ini adalah anak Patih Han Jung Soo, yang mereka ketahui anak ini bernama Heebongie, keponakanku, orang yang kau tendang inipun baru tahu tadi, bahwa Heebongie adalah putra Patih Han Jung Soo.”

“Kau tidak berbohong?”

“Tidak Patih Han Jung Soo.”

“Bagaimana dengan rumah ini?”

“Bukankah aku tidak pernah mengajak salah seorang dari pengikutku datang kemari? mereka tidak tahu hubunganku dengan Patih Han Jung Soo, baru hari ini keponakanku ini mengetahuinya, tetapi ia tidak akan berbicara dengan siapapun, karena jika ia membuka mulutnya itu akan aku koyakkan sampai telinga.”

“Kau jamin bahwa rahasiaku tidak akan terbongkar di hadapan para prajurit Seongnam? apalagi di hadapan Pangeran Kim Hyun Joong, Putra Kaisar Ryu Seung Ryong.”

“Aku jamin, patih Han Jung Soo. taruhannya adalah leherku.” Patih Han Jung Soo menarik nafas dalam-dalam, tetapi ketika ia memandang tubuh anaknya yang terbaring diam, maka iapun berkata lantang “Sekali lagi aku berjanji untuk membalas kematian anakku atas orang-orang Seongnam. terutama Pangeran Kim Hyun Joong, Panglima Eunhyuk, Pangllima Yesung dan Panglima Donghae, meskipun mereka dikagumi dalam perang di China, tetapi aku tidak akan gentar menghadapi mereka bersama-sama, tidak hanya seorang-seorang.” Tidak seorangpun yang menyahut, suara Patih Han Jung Soo itu bagaikan menggetarkan rumah sederhana itu seisinya.

Seperti yang dikatakan, maka setelah pakaian Heechul yang disesuaikan dengan pakaian para perampok itu diganti, maka Patih Han Jung Soo pun telah membawa tubuhnya yang mulai membeku diatas punggung kudanya. dengan wajah yang muram, Patih Han Jung Soo membawa anaknya pulang, beberapa orang yang menjumpainya di sepanjang jalan bertanya-tanya, apa yang telah terjadi dengan anak muda itu.

Patih Han Jung Soo telah menempuh perjalanan panjang, ketika ia memasuki pintu gerbang kota, sementara itu mataharipun telah condong ke barat. Tubuh Patih Han Jung Soo menjadi basah kuyup oleh keringatnya, sementara itu kudanyapun nampak sangat letih.

“Apa yang terjadi atas Heechul, Patih Han Jung Soo?” tanya seseorang yang sudah mengenalnya.

“Heechul mengalami kecelakaan ketika ia mencoba kudaku yang baru. Anak ini terlempar dari punggung kuda dan ia terjerumus ke dalam jurang, sementara kudanya lari entah kemana.”

“Kasihan anak muda itu, ia adalah anak muda yang mempunyai masa depan penuh harapan.”

“Jangan katakan itu kepadaku dan kepada istriku, hatiku akan menjadi semakin tersayat.”

“Maaf Patih Han Jung Soo.”

Kemudian, berita tentang kecelakaan yang terjadi atas Heechul itu telah tersebar, kawan-kawannya yang mendengarpun segera pergi menyusul ke rumah Patih Han Jung Soo.

Ketika Patih Han Jung Soo membawa anaknya masuk ke dalam rumahnya, Ny.Chae Rim-istri Patih Han Jung Soo yang melihatnya menjerit tinggi, setelah meletakkan Heechul, Patih Han Jung Soo berusaha menenangkannya.

“Kenapa suamiku, kenapa?” teriak Ny.Chae Rim.

“Heechul mengalami kecelakaan, apa yang terjadi tidak dapat dihindari, Yang Maha Kuasa sudah berkenan memanggilnya.”

“Tetapi kenapa begitu cepat, ia masih sangat muda, kecelakaan apa yang terjadi atasnya?”

Seperti kepada orang lain, maka Patih Han Jung Soo pun berkata “Heechul mencoba kuda yang baru aku beli, Istriku. tetapi agaknya ia belum begitu mengenal tabiat kuda itu, sehingga Heechul telah terlempar dari punggungnya jatuh ke dalam jurang, sedangkan kudanya lari tanpa entah kemana.”

“Anakku.” Ny.Chae Rim memeeluk tubuh Heechul yang sudah dingin dan beku, sejenak masih terdengar tangisnya, namun kemudian Ny.Chae Rim itupun pingsan.

Sejenak kemudian di rumah Patih Han Jung Soo itupun menjadi ramai, beberapa orang telah berdatangan, beberapa orang perempuan tua telah berusaha menghibur Ny.Chae Rim demikian ia sadar dari pingsannya.

Hari itu juga Heechul dikuburkan dengan upacara yang seharusnya dilakukan. Pangeran Park Yong Ha juga datang menghadiri upacara pemakaman putra Patih Han Jung Soo itu.

“Aku ikut sedih atas kematian Heechul, Patih Han Jung Soo.” kata Pangeran Park Yong Ha. “Ia adalah anak yang baik, aku mengenalnya sejak Heechul masih kanak-kanak, umurku dan umur Heechul tidak bertaut banyak.”

“Ya, Pangeran Park Yong Ha.” namun kemudian Patih Han Jung Soo itupun berbisik “Ia menjadi tumbal Pertempuran Kaisar Seongnam.”

Pangeran Park Yong Ha itupun kemudian menarik nafas dalam-dalam, dengan nada rendah iapun berkata “Aku sudah mencoba mencegahmu, Patih Han Jung Soo.”

Pembicaraan merekapun terputus, ada beberapa orang yang datang untuk mengucapkan bela sungkawa atas kematian Heechul karena kecelakaan itu.

Hari itu di Namchoseon, anak-anak muda pun telah menjadi sibuk pula, ketika matahari bertengger di punggung bukit, maka segala sesuatunya telah selesai pula.

Mereka harus menguburkan beberapa orang diantara para perampok yang terbunuh, sementara itu merekapun telah mengadakan upacara pemakaman anak muda terbaik dari Desa Namchoseon yang telah gugur.

Kim Hyun Joong, Panglima Eunhyuk, Panglima Yesung dan Panglima Donghae serta para prajurit Seongnam masih tetap bersama Kepala Desa Oh Ji Ho dan para Petinggi Desa Namchoseon untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang kemudian timbul dengan para tawanan, apalagi para tawanan yang terluka.

***

Di Sungkyunkwan, ketika senja mulai membayang, maka mereka yang mengantar tubuh Heechul ke pemakaman, telah berangsur-angsur meninggalkan makam, ketika orang yang terakhir beranjak dari gundukan tanah yang merah, orang itu sempat berkata kepada Patih Han Jung Soo. “Sudahlah, Patih Han Jung Soo, marilah kita pulang, ikhlaskan kepergian Heechul yang memang sudah saatnya dipanggil oleh Yang Maha Kuasa, sebentar lagi senja akan turun, kemudian makam ini akan menjadi gelap”

“Aku masih ingin disini sebentar, Kau pergi saja dahulu.”

Orang itupun kemudian meninggalkan makam Heechul, dan Patih Han Jung Soo sendiri, bahkan orang-orang terdekat, sanak saudaranyapun telah seluruhnya mendahuluinya.

Ketika makam itu menjadi sepi, maka langitpun menjadi buram, senja yang merah bagaikan memanggang langit.

Dari balik gerumbulan sesosok tubuh bergerak mendekati Patih Han Jung Soo yang tinggal sendiri.

Patih Han Jung Soo berpaling ketika ia mendengar desir langkah kaki mendekat.

“Apa kerjamu disini, Panglima Siwon?” tanya Patih Han Jung Soo.

“Aku juga ingin menyaksikan putra Patih Han Jung Soo yang harus dimakamkan hari ini, aku juga ingin memberikan penghormatanku yang terakhir.”

“Tetapi jika ada yang melihat dan mengenalmu sebagai seorang pemimpin perampok, maka kehadiranmu akan mengotori upacara pemakaman yang khidmat ini.”

“Bukankah aku tahu diri, Patih Han Jung Soo.”

“Apakah Panglima Leeteuk juga datang?”

“Tentu tidak, Patih Han Jung Soo. Ia masih berada di pondok itu.”

Patih Han Jung Soo mengangguk-angguk, lalu katanya “Cari pakaian dan berikkan kepada Panglima Leeteuk.”

“Apakah aku harus ke Kerajaan Sungkyunkwan?”

“Kau benar-benar dungu seperti kerbau, kehadiranmu akan memberikan kesan buruk padaku.”

“Jadi?”

“Pergi ke pondok di belakang pasar itu, aku akan kesana nanti malam sambil membawa pakaian itu.”

“Ya, Patih Han Jung Soo, aku akan menunggu di pondok di belakang pasar.”

“Keponakanmu itu juga ada disana?”

“Ya, Patih Han Jung Soo.”

“Bukankah ia tidak akan membuka rahasia kepada siapapun juga?”

“Aku jamin kesetiaannya, aku mengenalnya sejak ia masih kanak-kanak, aku selamatkan ayahnya dari kematian, kemudian aku entaskan anak itu dari kelaparan.”

“Kenapa kelaparan?”

“Ayahnya seorang penjudi yang tidak sempat merawat keluarganya, ketika ibunya meninggal, maka aku bawa anak itu dan tingal bersamaku, beberapa bulan kemudian ayahnya benar-benar mati ketika ia merampok iring-iringan yang lewat di jalan panjang yang ternyata diantaranya terdapat orang-orang berilmu, aku tidak bersamanya waktu itu, sehingga aku tidak dapat menyelamatkannya lagi.”

Patih Han Jung Soo merenung sejenak, namun tiba-tiba saja ie menggeram “Tetapi aku tetap tidak dapat menerima kenyataan ini, aku akan membalaskan dendam yang terkubur bersama tubuh anakku, tetapi selama aku masih hidup, maka aku akan berusaha untuk membunuh Pangeran Kim Hyun Joong, Panglima Eunhyuk, Panglima Yesung dan Panglima Donghae, siapapun yang akan mati terdahulu.”

Patih Han Jung Soo itupun kemudian berjongkok disamping kuburan anaknya, ditepuknya tanah yang merah itu sambil berkata “Aku berjanji Heechul, aku akan membalas dendammu.”

Suara Patih Han Jung Soo itu bagaikan menggetarkan pohon-pohon kamboja yang tumbuh menebar di makam itu, bunganya yang putih bersih menebarkan bau yang menusuk.

Baru sejenak kemudian, Patih Han Jung Soo itu bangkit berdiri dan melangkah ke gapura makam.

“Jangan mengikuti aku, aku sendiri di makam ini, akupun akan pulang sendiri.”

Panglima Siwon memang tidak mengikutinya, ia berdiri saja di tempatnya memandang Patih Han Jung Soo yang melangkah diantara nisan-nisan yang berserakkan, semakin lama semakin kabur ditelan gelap malam yang mulai turun.

Panglima Siwon berdiri termangu-mangu, sebenarnya ia pun mendendam pada orang-orang yang telah menghancurkan gerombolannya, terutama kepada para prajurit Seongnam yang dipimpin oleh Pangeran Kim Hyun Joong.

“Akupun akan membalas sakit hatiku, gerombolanku hancur terkoyak-koyak menjadi debu, bersama Patih Han Jung Soo, aku akan menghancurkan Panglima-Panglima muda Seongnam yang sombong itu, mereka mengira bahwa tidak ada orang yang memiliki keunggulan ilmu sebagaimana mereka itu.”

Ketika bayangan Patih Han Jung Soo itu hilang dibalik gapura makam, maka Panglima Siwon pun segera beringsut dari tempatnya, kulitnya mulai merasa gatal-gatal digigit nyamuk yang berterbangan di makam itu.”

Malam itu Patih Han Jung Soo menemui Panglima Siwon di sebuah pondok kecil di belakang pasar untuk memberikan pakaian yang harus diberikannya kepada Panglima Leeteuk.

“Untuk sementara, jangan berbuat sesuatu” kata Patih Han Jung Soo. “Kita harus berpikir matang, apa yang selanjutnya harus kita lakukan.”

“Apakah aku juga tidak diperkenankan mencari makan? isteriku empat orang, Patih Han Jung Soo, anakku tujuh belas.”

“Berapa anakmu?”

“Tujuh belas.”

“Tujuh belas apa? tujuh belas tahun?”

“Tujuh belas orang.”

“Kau gila Panglima Siwon, aku saja seorang Patih istrinya Cuma satu, anakku satu, laki-laki, tetapi anak itu telah dibunuh oleh orang-orang Seongnam.”

“Istri Patih Han Jung Soo memang hanta satu orang itu yang tinggal di daerah Kerajaan, yang tinggal disana sini?”

“Gila kau, aku sumbat mulutmu.”

Panglima Siwon terdiam.

“Awas jika kau langgar perintahku, Panglima Siwon. untuk sementara jangan lakukan apa-apa, bukankah pemberianku cukup banyak untuk memberi makan istri-istri dan anak-anakmu itu? selama ini kau mendapat kesempatan untuk mengambil apa saja yang kau inginkan di Seongnam, hasil kejahatanmu itu tentu masih cukup banyak.” Panglima Siwon mengangguk-angguk kecil, katanya “Aku memang menyimpan beberapa barang yang dapat dijual, tetapi semakin lama akan menjadi semakin menipis juga.”

“Tenang, aku beri kau uang setiap akhir pekan.”

“Terima kasih, Patih Han Jung Soo.”

“Nah, pergilah menemui Panglima Leeteuk, jangan merampok di sepanjang jalan meskipun kau berpapasan dengan orang yang membawa sekarung uang emas sekalipun.”

“Ya, Patih Han Jung Soo.”

Malam itu juga Panglima Siwon telah pergi ke rumah sederhana di perbatasan untuk memberikan pakaian bagi Panglima Leeteuk, karena bajunya telah dipinjam oleh Heechul.

Namun seperti Patih Han Jung Soo, Panglima Siwon tidak berani melakukan kejahatan sampai ia menerima perintah baru.
Ketika Panglima Siwon sampai di pondok sederhana yang tersekat oleh kebun kosong dengan rumah sebelahnya, sehingga seolah-olah letaknya menjadi terpencil itu, Panglima Leeteuk sudah tertidur nyenyak berselimut tikar.

Panglima Leeteuk terkejut ketika ia mendengar pintunya di ketuk lewat tengah malam, ketika ia bangkit berdiri, diraihnya pedangnya yang terletak di pembaringannya.

“Siapa?” tanya Panglima Leeteuk.

“Aku.”

Panglima Leeteuk mengenali suara Panglima Siwon, karena itu, maka iapun segera membuka pintu.

Demikian pintu terbuka dibawah cahaya lampu minyak yang redup, ia melihat Panglima Siwon berdiri termangu-mangu di depan pintu.

“Kau berkuda?”

“Ya, Panglima Leeteuk.”

“Taruh kudamu di belakang.”

“Ini pakaianmu, Panglima Leeteuk.” kata Panglima Siwon sambil menyerahkan bungkusan kepada Panglima Leeteuk.

“Kenapa baru sekarang, kenapa tidak sebelum malam, sehingga aku tidak kedinginan.”

“Patih Han Jung Soo baru sibuk mengurus pemakaman anaknya, Patih Han Jung Soo tidak sempat memberikan pakaian kepadaku.”

Panglima Siwon membawa kudanya ke belakang, iapun kemudian masuk pula ke rumah itu serta menutup pintunya.

Panglima Leeteuk yang sudah mengenakan pakaian itupun bertanya “Apa yang dikatakan oleh Patih Han Jung Soo tentang anaknya?”

“Seperti yang direncanakan, anak itu terjatuh dari kudanya yang baru.”

“Apakah orang-orang mempercayainya?”

“Nampaknya mereka percaya, tetapi entahlah, aku hanya sempat menjumpai Patih Han Jung Soo sebentar di makam ketika orang-orang yang ikut mengantar jenazah anak muda itu sudah meninggalkan makam, Patih Han Jung Soo tidak mau ada orang yang melihat bahwa aku telah berhubungan dengan Kerajaan Sungkyunkwan, jika saja ada orang yang mengenalku, maka persoalannya tentu akan bergeser.”

Panglima Leeteuk itupun mengangguk-angguk, katanya “Ya, jika saja ada yang mengenalmu sebagai seorang pemimpin perampok yang terkenal, tetapi sayang, bahwa kau justru terkenal pada sisi yang hitam.”

“Tetapi aku ditakuti orang, Panglima Leeteuk. Namaku akan menjadi bayangan maut bagi orang-orang yang mencoba menentangku.”

“Kau berbangga karenanya?”

“Tentu, sebagai seorang Pemimpin perampok, aku memerlukan kewibawaan, jika namaku tidak ditakuti, maka aku akan direndahkan, terutama oleh kelompok-kelompok perampok yang lain. tetapi dengan pengaruh namaku sekarang, aku mampu menghimpun beberapa kelompok perampok sebagaimana dikehendakki oleh Patih Han Jung Soo.”

“Namun yang kemudian dihancurkan oleh prajurit Seongnam.”

“Bukankah wajar jika aku tidak mampu melawan seorang Pangeran? namaku masih akan tetap ditakuti kelak bila aku muncul lagi dengan sebuah kelompok yang baru, tetapi aku memang memerlukan waktu.”

Panglima Leeteuk tiba-tiba berkata “Aku masih mengantuk, aku akan tidur lagi, kau akan tidur disini sampai esok, atau kau akan kembali ke Sungkyunkwan?”

“Aku tidak tergesa-gesa kembali, aku akan tidur saja disini, besok aku akan pergi ke Sungkyunkwan.”

“Aku juga pergi ke Sungkyunkwan, tetapi kita akan pergi sendiri-sendiri.”

Panglima Siwon tertawa, katanya “Panglima Leeteuk takut terpercik noda pada namaku seperti Patih Han Jung Soo? tetapi kalian tetap memerlukanku untuk mencapai rencana kalian.”

“Bukan aku yang punya rencana itu, tetapi Patih Han Jung Soo.”

“Panglima Leeteuk tentu juga punya pamrih.”

“Tentu, apa yang dilakukan oleh seseorang, tentu mengandung pamrih.”

Panglima Siwon mengangguk-angguk, tetapi ia tidak sempat menjawab, Panglima Leeteuk telah kembali berbaring dan memejamkan matanya.

Panglima Siwon termangu-mangu sejenak, namun kemudian iapun membaringkan tubuhnya pula diatas tikar yang dibentangkannya di lantai.”

Panglima Leeteuk itu bersungut-sungut ketika ia mendengar Panglima Siwon mendengkur keras sekali sebelum Panglima Leeteuk itu sendiri tertidur.

Malam itu Patih Han Jung Soo tidak dapat tidur nyenyak, di dini hari ia sempat terlelap beberapa saat, namun kemudian iapun telah terbangun kembali.

Ketika matahari terbit, Patih Han Jung Soo sudah selesai berbenah diri, satu-satu masih ada sanak keluarganya yang datang untuk menyatakan bela sungkawa atas meninggalnya Heechul dalam kecelakaan.

Namun ketika matahari naik, Patih Han Jung Soo telah memberitahukan kepada Ny.Chae Rim bahwa ia akan menhadap Pangeran Park Yong Ha.

“Apakah kau sudah harus menghadap, suamiku? bukankah Pangeran Park Yong Ha tahu, bahwa kita telah kehilangan anak kita?”

“Aku hanya sebentar istriku, ada persoalan yang penting akan aku sampaikan, aku akan segera kembali, sementara aku pergi, temui sanak keluarga yang datang untuk menyatakan keprihatinan mereka, kita sangat berterima kasih atas perhatian mereka.”

“Tetapi aku minta kau segera kembali, jika kau pergi, maka rasa-rasanya aku sendiri di dunia ini.”

Patih Han Jung Soo memandang istrinya dengan penuh iba, ia mengerti, betapa pedihnya perasaan perempuan itu, anaknya begitu saja meninggalkannya untuk selama-lamanya.

“Jika ia tahu, apa yang telah terjadi sebenarnyanya, perempuan itu akan membunuh dirinya sendiri.” kata Patih Han Jung Soo di dalam hatinya.

“Istriku.” suara Patih Han Jung Soo merendah “Aku hanya pergi sebentar, aku akan segera kembali, aku tahu, bahwa dalam keadaan yang berat ini, kau memerlukan aku selalu disisimu. Tetapi aku tidak dapat mengkesampingkan tugasku yang penting ini.”

Ny.Chae Rim memang tidak menghalanginya, tetapi ketika Ny.Chae Rim melepasnya di tangga pendapa, ia masih berpesan. “Jangan terlalu lama suamiku, sanak keluarga yang datang akan kecewa jika tidak dapat menemuimu.”

Sejenak kemudian, maka kuda Patih Han Jung Soo itu sudah berlari menuju ke Istana Sungkyunkwan.

“Aku kira Patih Han Jung Soo tidak datang menghadap hari ini. Di rumah Patih Han Jung Soo tentu masih ada tamu yang datang.”

“Ya, Pangeran Park Yong Ha, masih saja ada orang yang ikut menyatakan ikut berduka, istri hamba masih dibayangi oleh kepedihan yang sangat menekan jiwanya.”

“Karena itu, sudahlah Patih Han Jung Soo, sejak semula aku sudah mengatakan, bahwa tidak akan ada gunanya. rencana yang kau sampaikan itu adalah rencana yang sangat berbahaya.”

“Anak hamba telah terlanjur menjadi korban, anak hamba terbunuh oleh orang-orang Seongnam. ia mati sebagai seorang perampok yang rendah, untunglah, bahwa hamba masih sempat membersihkan namanya.”

“Hentikan permainan yang berbahaya itu, Patih Han Jung Soo. Jika Kaisar Ryu Seung Ryong di Seongnam mengetahuinya, maka namakupun akan senilai sampah yang hanya pantas untuk dibakar.”

“Tetapi jika berhasil?”

“Apa yang berhasil.”

“Seperti yang hamba sampaikan beberapa waktu yang lalu, Maharaja di Korea telah wafat.”

Pangeran Park Yong Ha menarik nafas dalam-dalam, katanya “Patih Han Jung Soo ingin aku menggantikan kedudukan itu?”

“Ya, Pangeran, seperti yang sudah hamba katakan, di Korea hanya ada dua orang Kaisar yang dipandang pantas untuk menjadi Maharaja di Korea.”

“Tentu tidak Patih Han Jung Soo. ada beberapa orang Kaisar yang sudah mempunyai pengalaman jauh lebih banyak dari pengalamanku, sebagaimana Kaisar Ryu Seung Ryong di Seongnam, sementara aku masih belum cukup lama menjabat.”

“Tetapi Pangeran Park Yong Ha sudah menunjukkan kelebihan, hamba mendengar dari Patih di Korea, bahwa ada dua orang terkuat, Putra Mahkota Maharaja di Korea adalah seorang Raja yang masih muda. yang membuat para Petinggi di Korea bimbang adalah manakah yang terbaik, apakah Maharaja yang akan memimpinnya itu seorang Kaisar yang sudah tua dan cukup berpengalaman atau seorang Kaisar yang masih muda yang masih dipenuhi dengan gejolak jiwa muda.”

Jilid 6
“Aku mengenal Raja Korea itu dengan baik, Patih Han Jung Soo, menurut pendapatku, yang paling tepapt mendampingi Raja Korea yang masih muda itu adalah paman Kaisar Ryu Seung Ryong.”

“Tidak, Pangeran jangan mengalah, Pangeran harus berjuang merebut kedudukan itu, itulah sebabnya aku telah membuat rencana untuk mengacaukan tahta Seongnam. jika Seongnam menjadi kacau, penduduknya menjadi resah, maka pilihan Raja Korea tentu akan condong kepada Pangeran Park Yong Ha.”

“Condong kepadaku?”

“Ya, Pangeran.”

“Kau kira aku akan puas berada pada satu jabatan yang direbut dengan curang?”

“Tetapi itu semua adalah persaingan Pangeran. Semua orang berhak bersaing.”

“Patih Han Jung Soo menganggap semua cara dapat ditempuh? dengan cara yang curang, licik dan bahkan mengorbankan orang lain?”

“Jangan banyak pertimbangan, Pangeran, pokoknya di Seongnam telah terjadi kerusuhan, dengan demikian, maka pilihan Putra Mahkota Korea untuk menggantikan kedudukan Sang Maharaja yang wafat dan tidak berputra Kandung itu akan jatuh kepada Pangeran Park Yong Ha dari Sungkyunkwan.”

“Patih Han Jung Soo, sudah aku katakan, bahwa aku tidak bermimpi menjabat Maharaja di Korea, aku sudah puas dengan kedudukan sekarang, sebagai seorang Kaisar menggantikan kedudukan ayahandaku, maka aku akan berada lebih dekat dengan rakyatku daripada seorang Maharaja.”

“Tetapi gelar kekuasaan seorang Maharaja akan meliputi seluruh kerajaan Korea, bahkan kekuasaan yang sebenarnyanya atas pemerintahan terletak pada tangan Maharaja.”

“Patih Han Jung Soo, aku tidak mau mempergunakan caramu, aku adalah keponakan Kaisar Ryu Seung Ryong di Seongnam, akupun sudah merasa puas dengan kedudukan sekarang, aku wajib mensyukuri kurnia-Nya ini. tidak sepatutnya aku justru memfitnah pamanku sendiri.”

“Pangeran, ini adalah suatu Persaingan, Pangeran tidak boleh berpuas-puas dengan kedudukan Pangeran sekarang, jika Pangeran Park Yong Ha melepaskan kesempatan ini, maka kesempatan seperti ini tidak akan pernah kembali lagi.”

“Biarlah kesempatan itu berlalu, Patih Han Jung Soo.”

“Pangeran Park Yong Ha.”

“Dengar perintahku, Patih Han Jung Soo, hentikan.”

Patih Han Jung Soo masih akan berbicara, tetapi Pangeran Park Yong Ha pun berkata “Sudahlah, Patih Han Jung Soo, aku tidak ingin membicarakannya lagi.”

Karena itu, maka Patih Han Jung Soo pun kemudian berkata “Pangeran, hamba mohon diri, mungkin dalam dua hari ini hamba tidak datang menghadap, baru setelah lewat hati ketiga kematian Heechul hamba akan menghadap lagi.”

“Silahkan, Patih Han Jung Soo. Aku tahu bahwa kau tentu sangat sibuk lahir dan batinmu di rumah, salam untuk istrimu-Ny.Chae Rim.”

“Hamba Pangeran Park Yong Ha.”

Patih Han Jung Soo pun kemudian telah meninggalkan dalam Istana, disepanjang jalan Patih Han Jung Soo masih saja bersungut.
“Anak dungu, ia tidak mau mendengarkan pendapat orang tua, anak-anak muda sekarang merasa dirinya lebih pintar dari orang-orang tua yang sudah kenyang makan pahit manisnya kehidupan. Aku melihat jalan yang terbuka bagi Pangeran Park Yong Ha. Tetapi agaknya anak itu memang tidak mempunyai ambisi, Ia menerima saja apa adanya. Jiwanya sama sekali tidak setegar ayahnya yang mempunyai cita-cita setinggi langit.”

Patih Han Jung Soo kemudian melarikan kudanya di sepanjang jalan yang ramai.

Kekecewaan Patih Han Jung Soo masih juga dibawanya sampai ke rumahnya, namun ketika ia melihat beberapa orang yang duduk di dalam rumahnya, maka Patih Han Jung Soo berusaha untuk mengekang perasaannya. Apalagi ketika ia melihat isterinya itu sedang mengangis dihadapan bibi dan pamannya yang agaknya baru datang.
Patih Han Jung Soo yang kemudian duduk di sebelah istrinya bertanya dengan nada rendah “Sudah lama paman dan bibi datang?”

“Belum Patih Han Jung Soo.” jawab paman Ny.Chae Rim “Aku baru semalam mendengar kecelakaan yang menimpa Heechul-putramu.”

Bersambung (Sesaon 11 – Air Mata Jung So Min)...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...