Laman

Silahkan Mencari!!!

I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...

AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...

GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!

Rabu, 15 Desember 2010

Meraba Matahari (Season 3)


Season 3
Permaisuri Seo Woo Rim


Ketika matahari mulai bersinar terang, maka para petinggi di Kerajaan Seongnam mulai berdatangan. Ketika para petinggi Seongnam sudah hadir, maka Master Kang Shin Il diikuti oleh Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa telah duduk di ruang utama Istana.

Orang-orang yang hadir segera mengenali kedua orang anak muda itu. Mereka adalah putera mahkota-Kaisar Ryu Seung Ryong yang sudah agak lama berada di sebuah perguruan.

“Sepertinya sekarang mereka sudah pulang.” kata salah seorang petinggi kepada petinggi yang lain, yang duduk di sebelahnya.

Sementara itu, dua orang Patih telah hadir pula di ruang utama Istana, patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk.”

Beberapa saat kemudian Kaisar Ryu Seung Ryong pun menuju ruang utama istana untuk menghadiri pertemuan itu.

Ketika Kaisar Ryu Seung Ryong duduk, maka suasana di ruang utama istana itu menjadi lengang. Semuanya duduk diam sambil menundukkan kepala mereka.

Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa sempat mencuri pandang melihat suasana di ruang utama istana itu, suasana yang jarang sekali mereka temui, suasana yang demikian terasa tegang dan kaku.

“Seberapa lama lagi kami harus duduk mematung seperti ini.” kata Kim Hyun Joong di dalam hatinya.

Tetapi ia merasa wajib untuk menyesuaikan diri. Apalagi ia adalah putra Kaisar Ryu Seung Ryong itu sendiri yang harus dijunjung tinggi kewibawaannya. Beberapa saat kemudian, maka Kaisar Ryu Seung Ryong telah membuka pertemuan itu.

Master Kang Shin Il justru agak terkejut ketika di akhir acara, Kaisar Ryu Seung Ryong memberikan waktu kepadanya, karena kehadirannya di Kerajaan Seongnam adalah dalam rangka penyerahan kembali kedua orang putera yang pernah dititipkankan kepadanya.

Master Kang Shin Il memang tidak menduga. bahwa Kaisar Ryu Seung Ryong merencanakan penyerahan itu dilakukan dalam satu upacara, karena pada saat Kaisar Ryu Seung Ryong menyerahkan kedua puteranya itu sama sekali tidak disertai dengan upacara apapun. Waktu itu, Kaisar Ryu Seung Ryong secara langsung menyerahkan pangeran Kim Hyun Joong dan Pangeran Jung Yong Hwa dan langsung pula keduanya ikut bersamanya berkuda ke perguruan.

Pada waktu Kaisar Ryu Seung Ryong itu berkata kepadanya “Aku titipkan anak-anakku kepadamu Master Kang Shin Il.”

Tetapi tiba-tiba kini Master Kang Shin Il itu harus menyerahkan keduanya dalam satu upacara di ruang utama istana dihadapan para petinggi Kerajaan Seongnam.

Master Kang Shin Il memang tidak terbiasa dengan upacara-upacara resmi seperti itu. Namun Master Kang Shin Il tidak dapat mengelak. Dihadapan para Patih Lee Seung Ki, patih Kim Ji Suk, dan para petinggi yang lain. Master Kang Shin Il itupun berkata : “Ampun Kaisar Ryu Seung Ryong, junjungan rakyat Seongnam, pada saat ini, aku yang rendah, Master Kang Shin Il dari Perguruan Kangsan, menyerahkan kembali kedua putra Kaisar Ryu Seung Ryong yang selama empat tahun berada di perguruan. Aku yang kurang pengetahuan dan tidak memahami ilmu, mohon ampun apabila yang kami lakukan, jauh dari memenuhi harapan Kaisar Ryu Seung Ryong, namun yang penting yang aku harapkan dapat selalu diingat oleh kedua anak muda, putra Kaisar Ryu Seung Ryong adalah pesanku kepada mereka, hendaknya hidup mereka semata-mata menuju ke jalan yang benar. Sebagai putra mahkota, mereka mempunyai kesempatan yang luas untuk memperhatikan sesamanya yang kekurangan, kelaparan dan hidup dalam kegelapan. Bertindak dengan bijaksana serta hatinya dipenuhi oleh kesabaran serta belas kasihan.”

Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa justru terkejut. Mereka memang sering mendengar nasehat itu diucapkan hampir disetiap kesempatan, tetapi ketika nasehat gurunya itu diucapkannya dihadapan para petinggi Kerajaan Seongnam, maka mereka seakan-akan dihadapan kepada para saksi yang akan menilai, apakah dalam perjalanan hidupnya kemudian, mereka akan dapat memenuhi petunjuk gurunya itu. Sehingga masa berguru yang dijalaninya itu benar-benar mempunyai arti.

Terasa jantung kedua anak muda itu tergetar. Namun justru itu, maka keduanya pun telah berjanji untuk melakukan semua petunjuk gurunya itu.

Sementara itu, Kaisar Ryu Seung Ryong telah menanggapi pula dengan pernyataan terima kasih kepada Master Kang Shin Il yang telah memberikan bimbingan kepada kedua putranya, tidak saja dalam olah bela diri, tetapi juga arah serta pegangan hidup mereka di masa mendatang.

Baru kemudian, Kaisar Ryu Seung Ryong berbicara dengan para pemimpin di Kerajaan Seongnam.

Yang terpenting mereka bicarakan adalah tentang laporan adanya tindak kejahatan yang tumbuh di sekitar daerah Kerajaan Seongnam.

“Bukan berarti bahwa selama ini tidak ada tindak kejahatan di Kerajaan Seongnam. Tetapi tindak kejahatan itu segera dapat diredam. Namun akhir-akhir ini tindak kejahatan itu rasa-rasanya tumbuh dengan cepat. Menurut laporan yang diterima oleh para panglima di Seongnam, kejahatan itu mulai merambat dari satu tempat ketempat yang lain.

Ternyata para petinggi di Seongnam juga sudah mendengar laporan-laporan tentang terganggunya keamanan dan ketenteraman hidup bagi rakyat Seongnam.

“Kita harus segera mengambil tindakan untuk mencegah meluasnya tindak kejahatan itu.” bkata Kaisar Ryu Seung Ryong.

Para pemimpin yang hadir itupun sependapat bahwa mereka harus mengambil tindakan yang cepat, jika mereka bertindak dengan lambat, maka kejahatan itu akan menjalar kemana-mana.

Patih Lee Seung Ki berpendapat bahwa para Panglima harus memantau keadaan dengan seksama.

“Setiap saat mereka harus memberikan laporan tentang perkembangan keamanan di areal kerajaan Seongnam.”

“Aku tugaskan kepada para panglima untuk mengamati lingkungan mereka masing-masing, jika perlu, jika rakyat mengalami kesulitan untuk menghadapi mereka, maka Seongnam akan memerintahkan para prajurit untuk mengatasinya. Karena itu, kami memerlukan laporan itu setiap saat dan dalam waktu yang cepat dari setiap peristiwa kejahatan”

Pertemuan itu telah menghasilkan kesepakatan bahwa para petinggi di Seongnam harus memantau keadaan, terutama dalam hubungannya dengan semakin berkembangnya kejahatan.

Ketika pembicaraan dianggap sudah cukup, maka Kaisar Ryu Seung Ryong menutup pertemuan itu. Para petinggi Kerajaan Seongnam diperkenankan meninggalkan Ruang Utama Istana.

“Aku minta Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk untuk tetap disini bersama Master kang Shin Il serta kedua putraku.”

Demikian, sejenak kemudian Ruang Utama Istana itu pun menjadi lengang. Yang tertinggal hanyalah Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk, kedua putra Kaisar Ryu Seung Ryong serta Master Kang Shin Il.

Namun kemudian Kaisar Ryu Seung Ryong itupun berkata kepada Jung Yong Hwa “Jung Yong Hwa, persilahkan ibundamu serta Permaisuri Seo Woo Rim menghadap, aku ingin berbicara tentang sikap Pangeran Park Yong Ha.”

“Hamba laksanakan, ayahanda.” sahut Jung Yong Hwa sambil beringsut.

Beberapa saat kemudian, Permaisuri Seo Woo Rim, Putri Han Ga In ditemani oleh Permaisuri Lee Mi Sook (istri Kaisar Ryu Seung Ryong) telah menghadap Kaisar Seongnam.

“Permaisuri Seo Woo Rim.” kata Kaisar Ryu Seung Ryong “Maaf, bahwa baru sekarang kita akan berbicara tentang keadaan Permaisuri Seo Woo Rim, kemarin Permaisuri Seo Woo Rim nampak begitu letih, sehingga aku biarkan Permaisuri Seo Woo Rim untuk beristirahat.”

“Terima kasih, Kaisar Ryu Seung Ryong, bahwa aku diperkenankan untuk berada di Seongnam itupun sudah merupakan satu kemurahan hati Kaisar Ryu Seung Ryong yang tidak terhingga artinya bagi aku dan anakku Putri Han Ga In.”

“Permaisuri Seo Woo Rim.” kata Kaisar Ryu Seung Ryong kemudian “Apa yang sebenarnya terjadi di Kerajaan Sungkyunkwan sehingga Permaisuri Seo Woo Rim harus meninggalkan Kerajaan?”

“Kaisar Ryu Seung Ryong, sebenarnya aku tidak tahu, apakah kesalahanku sebenarnya, tanpa tuduhan apa-apa, tiba-tiba saja Pangeran Park Yong Ha telah mengusirku, agar aku dan Putri Han Ga In meninggalkan Kerajaan Sungkyunkwan.”

“Tetapi bukankah Permaisuri Seo Woo Rim dapat menduga, apakah sebabnya Pangeran Park Yong Ha menjadi marah dan bahkan kemarahannya agak melampui batas kewajaran, karena Pangeran Park Yong Ha sudah mengusir Permaisuri Seo Woo Rim dari Kerajaan Sungjyunkwan , bagaimana juga, Permaisuri Seo Woo Rim adalah istri Kaisar Song Jae Ho almarhum. Sehingga Permaisuri Seo Woo Rim berhak untuk tinggal di istana berasama dengan Putri Han Ga In.”

“Tetapi sudahlah, Kaisar Ryu Seung Ryong. Kemurahan hati Kaisar Ryu Seung Ryong sudah dapat menyejukkan hatiku serta anakku.”

“Mungkin Permaisuri Seo Woo Rim yang merasa sudah mempunyai tempat tinggal selanjutnya, sudah merasa cukup. Mungkin Permaisuri Seo Woo Rim tidak merasa mendendam kepada Pangeran Park Yong Ha, tetapi karena masih ada sangkut paut hubungan keluarga, maka tidak ada salahnya mengetahui, apa yang sebenarnya yang telah terjadi di Sungkyunkwan. Dalam pertemuan ini aku masih menahan dua orang Patih agar dapat ikut mendengarkan apa yang sebenarnya telah terjadi. Sungkyunkwan bukan saja sebuah Kerajaan yang semula diperintah oleh Kaisar Song Jae Ho, saudara tertuaku sendiri dan yang sekarang diperintah oleh keponakanku sendiri, Pangeran Park Yong Ha. Tetapi Sungkyunkwan juga sebuah Kerajaan yang merupakan tetangga terdekat. Garis batas sebelah utara Seongnam adalah garis batas sebelah selatan Sungkyunkwan. Sehingga apa yang terjadi di Sungkyunkwan akan dapat memercik ke Seongnam. Apalagi sekarang Permaisuri Seo Woo Rim berada disini.”

Permaisuri Seo Woo Rim menundukkan kepalanya, diusapnya matanya yang basah dengan jari-jarinya. Sementara itu Putri Han Ga In yang duduk di sebelah ibunya hanya dapat menundukkan kepalanya dalam-dalam.

“Kaisar Ryu Seung Ryong” suara Permaisuri Seo Woo Rim itu tersendat-sendat “Sebenarnya Pangeran Park Yong Ha tidak pernah menjatuhkan tuduhan apa-apa. Justru karena itu, aku tidak dapat membela diri, tetapi menurut seorang pelayan istana, justru diluar Sungkyunkwan telah tersebar kabar yang sangat memalukan untukku.”

“Kabar apakah itu Permaisuri Seo Woo Rim? Nah, kabar yang tersebar itulah yang ingin aku dengar. Tentu saja bukan merupakan pegangan atas kebenarannya.”

“Kaisar Ryu Seung Ryong, sebenarnya aku sangat malu untuk mengutarakannya, tetapi apa boleh buat. Aku dapat mengerti, bahwa Kaisar Ryu Seung Ryong memerlukan bahan untuk menempatkan masalah ini pada tempat yang sewajarnya.”

“Ya, Permaisuri Seo Woo Rim.”

“Kaisar Ryu Seung Rong. Orang-orang di jalanan mengatakan bahwa Pangeran Park Yong Ha menjadi sangat marah kepadaku dan kepada Putri Han Ga In karena aku dan Putri Han Ga In sering menjual harta benda milik Istana yang harganya sangat mahal. Nampan dari emas, beberapa buah mangkuk yang dilapisi perak, berbagai macam perhiasan dan masah banyak lagi. Karena itu, maka aku telah diusir dari Istana. Aku diberi waktu sepekan untuk berkemas dan menyiapkan benda-benda berharga di istana yang ingin aku bawa. Pangeran Park Yong Ha akan memberikan apa saja yang aku kehendaki untuk aku bawa meninggalkan Kerajaan Sungkyunkwan.”

“Tetapi bukankah Permaisuri Seo Woo Rim dapat membuktikan bahwa Permaisuri Seo Woo Rim tidak melakukannya? Bukankah benda-benda berharga di Kerajaan Sungkyunkwan diketahui dengan pasti jenis dan jumlahnya, sehingga jika ada yang hilang akan segera diketahui?”

“Aku tidak dapat mengatakannya kepada pangeran Park Yong Ha, Pangeran Park Yong Ha sendiri tidak pernah melontarkan tuduhan apapun kepadaku. Kaisar Ryu Seung Ryong, yang aku tahu, tiba-tiba saja Pangeran Park Yong Ha meminta kepadaku untuk mengemaskan barang-barangku dan meninggalkan Istana dalam waktu sepekan.”

“Tetapi Permaisuri Seo Woo Rim justru dipersilahkan membawa apa saja yang ingin Permaisuri Seo Woo Rim bawa dari Kerajaan Sungkyunkwan?”

“Ya, Kaisar Ryu Seung Ryong, tetapi aku tidak membawa sepotong pun benda berharga. Aku ingin mengatakan kepada Pangeran Park Yong Ha, bahwa aku tidak menginginkan semua itu. Ketika aku akan berangkat, aku katakan kepadanya, Pangeran Park Yong Ha menghitung semua benda bukan saja yang berharga, tetapi apa saja yang ada di Istana. Bahkan nampan lampu dari perak yang sangat aku sukapun, tidak aku bawa.”

“Apa kata Pangeran Park Yong Ha ketika ia tahu bahwa Permaisuri Seo Woo Rim tidak membawa apa-apa?”

“Pangeran park Yong Ha tidak mengatakan apa-apa kepadaku.”

Kaisar Ryu Seung Ryong mengangguk-angguk, katanya “Sudahlah Permaisuri Seo Woo Rim. Biarlah Permaisuri Seo Woo Rim tinggal disini. Aku sudah menyediakan sebuah paviliun istana bagi Permaisuri Seo Woo Rim, mungkin terlalu sederhana dibandingkan dengan Istana Sungkyunkwan.”

“Aku mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga. Jika Kaisar Ryu Seung Ryong dan Permaisuri Lee Mi Sook tidak menaruh belas kasihan, lalu apakah jadinya kami berdua, apakah kami harus berkeliaran di sepanjang jalan.”

Suara Permaisuri Seo Woo Rim itu terputus, jari-jarinya sibuk mengusap matanya yang basah. “Sudahlah Permaisuri Seo Woo Rim.” kata Permaisuri Lee Mi Sook “Tinggallah di Seongnam. Dua orang pelayan istanaku akan melayani Permaisuri Seo Woo Rim. Selain mereka, juru taman kami akan memelihara taman di paviliun istana yang kami sediakan bagi Permaisuri Seo Woo Rim. Jika Permaisuri Seo Woo Rim masih memerlukannya, aku dapat menambahnya dengan satu atau dua orang lagi.”

“Tentu sudah cukup, Permaisuri Lee Mi Sook.”

“Putri Han Ga In.” kata Permaisuri Lee Mi Sook.

“Ya, Permaisuri Lee Mi Sook.”

“Sepertinya kau memang harus prihatin dimasa mudamu, tetapi dengan demikian, kau telah mempersiapkan hari depanmu dengan baik. Terimalah apa yang telah terjadi atas dirimu dengan hati yang tegar. Yakinlah akan kemurahan Tuhan. Sehingga pada suatu ketika akan terjadi perubahan pada jalan hidupmu.”

“Ya, Permaisuri Lee Mi Sook.” suara Putri Han Ga In hampir tidak terdengar, wajahnya kemudian menunduk dalam-dalam.

Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa tidak dapat ikut campur dalam pembicaraan itu, apalagi gurunya. Sedangkan Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk pun hanya dapat mendengarkan pembicaraan itu sambil mengangguk kecil.

Dengan susah payah Putri Han Ga In berusaha untuk menahan agar ia tidak menangis, tetapi ternyata Putri Han Ga In itu pun kemudian terisak.

Permaisuri Lee Mi Sook memeluknya sambil berbisik “Sudahlah Putri Han Ga In, jangan menangis, Peristiwa yang tidak kita inginkan memang dapat saja datang setiap saat. Tetapi bukankah kau harus pasrah atas apa yang terjadi. Kita harus mensyukuri bahwa kita masih menemukan jalan keluar. Tentu saja atas petunjuk-Nya.

Putri Han Ga In mengangguk.

“Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa.” kata Kaisar Ryu Seung Ryong kemudian “Antarkan Permaisuri Seo Woo Rim dan putrinya ke Paviliun Istana yang telah dipersiapkan. Biarlah para pelayan istana dan juru taman itu menyertai kalian.”

“Baik Ayahanda.” jawab Kim Hyun Joong. “Mari Permaisuri Seo Woo Rim, mari Putri Han Ga In.” Sejenak kemudian, maka Permaisuri Lee Mi Sook, Permaisuri Seo Woo Rim dan Putri Han Ga In telah meninggalkan Ruang Utama Istana diiringi oleh Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa yang akan mengantar Permaisuri Seo Woo Rim dan Putri Han Ga In ke paviliun istana yang telah disediakan.

Namun Kaisar Ryu Seung Ryong masih tetap memerintahkan Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk untuk tetap tinggal bersama Master Kang Shin Il.

“Patih Lee Seung Ki serta patih Kim Ji Suk, bagaimana menurut pendapat kalian atas apa yang terjadi. Apakah peristiwa itu murni sebagaimana yang kita dengar. Bahwa Pangeran Park Yong Ha telah mengusir Permaisuri Seo Woo Rim dari Kerajaan Sungkyunkwan atau kalian melihat persoalan lain di balik apa yang kita dengar. Apakah ada niat yang belum kita ketahui dari Pangeran park Yong Ha terhadap Kerajaan Seongnam atau sikap apapun, karena Pangeran Park Yong Ha tentu memperhitungkan bahwa Permaisuri Seo Woo Rim tentu akan pergi ke Seongnam.

Master Kang Shin Il menarik nafas panjang, katanya “Kaisar Ryu Seung Ryong memerlukan waktu untuk mengetahuinya, memang tidak mustahil, bahwa dibalik peristiwa itu tersembunyi masalah yang lebih tajam dalam dan rumit. Namun seperti apa yang pernah Kaisar Ryu Seung Ryong katakan, kita tidak boleh tergesa-gesa.”

Kaisar Ryu Seung Ryong mengangguk-angguk sambil menjawab “Ya, Master Kang Shin Il. Kita memang harus melihat dengan sangat hati-hati dan dari segala sudut pandang yang berbeda.”

“Ampun Kaisar Ryu Seung Ryong.” kata Patih Lee Seung Ki “Apakah hamba diperkenankan untuk menyampaikan pendapat hamba?”

“Katakanlah, Patih Lee Seung Ki.”

“Ada beberapa peristiwa yang terjadi bersamaan, memang mungkin satu kebetulan, tetapi mungkin memang ada kaitannya.”

“Apa yang patih Lee Seung Ki maksudkan?”

Patih Lee Seung Ki termangu-mangu sejenak, namun kemudian katanya “Tiba-tiba saja Permaisuri Seo Woo Rim sudah berada di Seongnam, Permaisuri Seo Woo Rim diusir dari Kerajaan Sungkyunkwan dengan alasan yang tidak jelas. Sementara itu di kerusuhan di Seongnam meningkat dengan cepat, nampaknya juga tanpa sebab. Selama ini kesejahteraan rakyat Seongnam justru semakin meningkat. Tidak ada bencana alam dan tidak ada permusuhan yang terjadi di lingkungan Istana. Namun tiba-tiba saja terjadi banyak kerusuhan itu terjadi di daerah yang lebih dekat perbatasan dengan Kerajaan Sungkyunkwan dari pada perbatasan yang lain.”

Kaisar Ryu Seung Ryong menarik nafas dalam-dalam. Sementara Patih Kim Ji Suk berkata “Kaisar Ryu Seung Ryong, apa yang dikatakan oleh Patih Lee Seung Ki itu memang harus mendapat perhatian khusus. Meskipun secara umum, para panglima dan para prajurit yang lain sudah mendapat perintah untuk memantau keadaan, tetapi daerah perbatasan itu harus mendapat perhatian lebih.”

“Bagaimana menurut pendapat Patih Kim Ji Suk sendiri.”

“Kaisar Ryu Seung Ryong, seperti yang kita ketahui, bahwa terdapat perbedaan tingkat kesejahteraan bagi rakyat Kerajaan Seongnam dengan rakyat Kerajaan Sungkyunkwan. Keadaan alam, lingkungan serta kebijaksanaan yang berbeda antara Kaisar Song Jae Ho dengan Kaisar Ryu Seung Ryong. Meskipun para Patih sudah banyak membantu serta memberikan beberapa pendapat yang memungkinkan adanya perubahan di Kerajaan Sungkyunkwan, namun Sungkyunkwan masih belum dapat menyamai Seongnam.”

“Perbedaan lantaran kesejahteraan itukah yang menurut Patih Kim Ji Suk dapat menimbulkan masalah?”

“Baru satu dugaan, Kaisar Ryu Seung Ryong”

“Tetapi kenapa baru sekarang?”

“Pangeran Park Yong Ha adalah seorang yang masih muda. Sikapnya tentu berbeda dengan Kaisar Song Jae Ho yang sudah banyak makan pahit asamnya kehidupan. Mungkin kendati Pangeran Park Yong Ha tidak sekuat kendali di tangan ayahandanya.”

Kaisar Ryu Seung Ryong mengangguk-angguk, sementara Patih Lee Sung Ki berkata dengan nada merendah “Kaisar Ryu Seung Ryong, sebaiknya kita memang tidak berprasangka buruk, bahwa ada semacam kesengajaan dari beberapa orang pemimpin di Sungkyunkwan. Tetapi tidak mustahil bahwa ada pemimpin yang merasa iri terhadap kemajuan yang kita capai selama ini.”

Kaisar Ryu Seung Ryong termangu-mangu sejenak, namun kemudian ia pun berkata “Ya, kita jangan berprasangka buruk. Tetapi semua kemungkinan harus menjadi perhatian kita.”

“Kami berdua akan berusaha Kaisar Ryu Seung Ryong.”

“Aku percaya kepada Patih Lee Seung Ki dan Patih Kim Ji Suk. Mudah-mudahan langit akan segera menjadi terang diatas Seongnam.”

Sejenak kemudian, maka kedua orang Patih itupun telah diperkenankan untuk meninggalkan ruang utama istana, sehingga yang tinggal kemudian adalah Master Kang Shin Il sendiri. Dua orang prajurit yang bertugas di depan ruang utama istana itupun termangu-mangu. Tidak biasanya Kaisar Ryu Seung Ryong duduk berlama-lama di ruang utama istana. Apalagi setelah pertemuan selesai.

Tetapi nampaknya Kaisar Ryu Seung Ryong masih berbincang-bincang dengan Master Kang Shin Il tentang kemungkinan baru dalam hubungannya dengan Kerajaan Sungkyunkwan.

“Semoga tidak terjadi, Kaisar Ryu Seung Ryong” kata Master Kang Shin Il “Tetapi kecemasan kedua orang Patih itu sangat beralasan, mungkin diluar pengetahuan Pangeran Park Yong Ha. Tetapi mungkin yang terjadi di Seongnam itu justru sepengetahuan Pangeran Park Yong Ha yang masih muda itu.”

Tetapi menurut pengetahuanku, Pangeran Park Yong Ha adalah anak muda yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesatriaan.”

“Seseorang dapat berganti sikap karena pengaruh orang lain. Jika seseorang dengan cerdik dan licik, setiap hari meniupkan pengaruhnya ketelinga Pangeran Park Yong Ha, maka mungkin saja sikap Pangeran Park Yong Ha berubah atau merasa tidak berubah, tetapi dengan penafsiran yang sengaja dikaburkan sehingga seakan-akan Pangeran Park Yong Ha masih tetap berpijak pada nilai-nilai yang dijunjungnya.

Kaisar Ryu Seung Ryong mengangguk-angguk, katanya “Ya, Master Kang Shin Il. Aku mengerti seseorang memang dapat berbicara tentang sikapnya berdasarkan atas kepentingannya, sedangkan kebenaran pun dapat diurai menurut sudut pandang seseorang.”

“Ya, Kaisar Ryu Seung Ryong. Sehingga seseorang yang merasa dirinya menegakkan kebenaran akan dapat berbenturan dengan orang lain yang juga bersumpah untuk menegakkan kebenaran pula.”

Kaisar Ryu Seung Ryong menarik nafas dalam-dalam, namun kemudian katanya “Maaf, aku persilahkan Master Kang Shin Il untuk beristirahat, anak-anak tadi baru mengantar Permaisuri Seo Woo Rim ke tempat tinggalnya yang baru.”

“Terima kasih, Kaisar Ryu Seung Ryong.”

Master Kang Shin Il berdiri ketika Kaisar Ryu Seung Ryong kemudian bangkit dan melangkah masuk ke ruang dalam. Sementara itu, para prpajurit yang berjaga-jaga di depan ruang utama istana pun telah meninggalkan tempatnya dan bergabung dengan kawan-kawannya yang berada di gazebo istana. Namun dua orang yang berjaga di pintu gerbang Istana masih juga berada dalam tugasnya.

Master Kang Shin Il kemudian keluar dari ruang utama istana. Sejenak ia berdiri termangu-mangu, namun kemudian ia pun melangkah ke kamar yang disediakan Kaisar Ryu Seung Ryong.

Diruang dalam, Kaisar Ryu Seung Ryong pun kemudian duduk bersama dengan Permaisuri Lee Mi Sook yang masih nampak muram.

“Kasihan Permaisuri Seo Woo Rim” desis Permaisuri Lee Mi Sook.

“Ya, tetapi apakah kepadamu Permaisuri Seo Woo Rim mengatakan persoalan-persoalan lain yang dapat melengkapi keterangannya?”

“Tidak, Kaisar Ryu Seung Ryong, Permaisuri Seo Woo Rim tidak mengatakan apa-apa kecuali sebagaimana dikatakannya kepada Kaisar Ryu Seung Ryong tadi.”

“Bukankah aneh, jika Pangeran Park Yong Ha menuduhkan demikian, sementara barang-barang berharga di istana masih lengkap.”

Tetapi yang dimaksud Permaisuri Seo Woo Rim adalah berita yang tersiar di jalanan, sebagaimana yang didengar oleh pelayan istananya. Mungkin Pangeran Park Yong Ha mempunyai alasan yang lain?”

“Tetapi kenapa alasan itu tidak dikatakan kepada Permaisuri Seo Woo Rim?”

“Sikap itulah yang sulit dimengerti.”

Kaisar Ryu Seung Ryong menarik nafas dalam-dalam, sambil mengangguk-anggukan kepalanya iapun berkata “Ya, jika saja Putri Han Ga In mau mengatakan sesuatu kepada Kim Hyun Joong atau Jung Yong Hwa.”

“Nampaknya Putri Han Ga In juga tidak tahu apa-apa. Putri Han Ga In memang cantik, tetapi tatapan matanya tidak menunjukkan ketajaman pikirannya serta kecerdasannya. Mungkin ia bukan gadis yang bodoh, tetapi agaknya ia seorang gadis yang manja.”

“Ya.” Kaisar Ryu Seung Ryong mengangguk-angguk. “Aku sependapat. Nampaknya gadis cantik itu tidak mempunyai banyak kelebihan dari gadis-gadis yang lain. Putri Han Ga In tidak seperti Pangeran Park Yong Ha, dilihat dari pandangan matanya. Pangeran Park Yong Ha sudah menunjukkan bahwa ia adalah seorang anak muda yang tangkas berpikir dan bertindak.”

“Sepertinya Putri Han Ga In tidak pernah mendapat kesempatan mengasah ketajaman pikirannya dalam kemanjaannya, sehingga yang ada adalah seorang gadis cantik sebagaimana Putri Han Ga In itu.”

“Besok atau lusa, kita menengok di paviliun istana Permaisuri Seo Woo Rim yang kita sediakan, apakah Permaisuri Seo Woo Rim merasa betah atau tidak. Mungkin paviliun istana itu kurang memadai dibandng dengan istana di Sungkyunkwan.”

“Tetapi Permaisuri Seo Woo Rim menyadari, bahwa ia sekarang tidak berada di Istana Kerajaan Sungkyunkwan.”

“Permaisuri Lee Mi Sook menarik nafas panjang.”

Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa telah berada di tempat tinggal Permaisuri Seo Woo Rim yang baru. Dua orang pelayan istana perempuan telah diperintahkan oleh Permaisuri Lee Mi Sook untuk sementara berada di paviliun istana itu. Sepasang suami istri yang akan memelihara taman serta membersihkan isi paviliun istana dan perabot-perabotnya juga akan berada di paviliun istana itu.

“Kau senang dengan rumah ini, Putri Han Ga In?” tanya Jung Yong Hwa kepada Putri Han Ga In.

“Tentu, Pangeran Jung Yong Hwa. Jika Kaisar Ryu Seung Ryong dan Permaisuri Lee Mi Sook tidak memberikan paviliun istana ini kepada kami, maka kami akan hidup disepanjang jalan.”

“Tentu tidak, Putri Han Ga In, tentu ada tempat yang dapat menerima Putri Han Ga In dan Permaisuri Seo Woo Rim.”

“Ya.” Permaisuri Seo Woo Rim yang menyahut. “Ternyata memang ada tempat yang dapat menerima kami. Tempat yang sangat menyenangkan, tetapi yang dihadiahkan oleh Kaisar Ryu Seung Ryong.”

Jung Yong Hwa mengangguk hormat sambil berkata “Hanya seadanya saja Permaisuri Seo Woo Rim. Seharusnya ayahanda menyediakan tempat yang lebih baik bagi Permaisuri Seo Woo Rim. Maksudku bukan baik wujud dan bentuknya. Tetapi tempat tinggal yang dapat lebih memberikan kenyamanan bagi Permaisuri Seo Woo Rim dan Putri Han Ga In.”

“Paviliun Istana ini jauh lebih nyaman bagi kami berdua, daripada Istana di Kerjaan Sungkyunkwan. Apalagi dilihat dari sisi kebutuhan jiwani, jiwaku yang bagaikan disayat dengan sembilu oleh anakku sendiri. Meskipun Pangeran Park Yong Ha itu anak tiriku. Tetapi aku sudah menganggapnya sebagai anakku sendiri. Tidak ada bedanya, bahkan bagiku bersikap baik, merawat dan mencintai Pangeran Park Yong Ha lebih banyak merupakan satu pengabdian. Aku merasa bahwa siapapun aku ini. Tetapi Pangeran Park Yong Ha-lah yang akan dan yang sekarang sudah ternyata, mewarisi kedudukan ayahandanya, menjadi Kaisar di Kerajaan Sungkyunkwan.”

Jung Yong Hwa mengangguk-angguk.

Namun tiba-tiba Permaisuri Seo Woo Rim itu bertanya “Dimana Pangeran Kim Hyun Joong?”

“Melihat-lihat keadaan rumah ini, Permaisuri Seo Woo Rim. Mungkin masih ada yang kurang pantas atau bahkan mungkin ada cacat yang harus segera ditangani.”

“Semuanya sudah terlalu cukup bagiku, sebenarnya aku ingin mempersilahkan kalian berdua istirahat terlebih dahulu disini.”

“Terima kasih, Permaisuri Seo Woo Rim. Aku akan mencari Pangeran Kim Hyun Joong dahulu. Aku juga akan melihat-lihat rumah ini dalam keseluruhan.”

Demikianlah, maka Jung Yong Hwa pun meninggalkan Putri Han Ga In dan ibundanya mencari Kim Hyun Joong. Jung Yong Hwa menemukan Kim Hyun Joong sedang menunggui juru taman mengumpulkan sampah, kemudian membuat lubang disudut halaman, memasukkan sampah itu dan kemudian menimbunnya.

“Kau yang membuat akar merambat di pagar itu?”

“Ya, Pangeran.”

“Jaga pagar hidup yang menyekat taman halaman samping itu agar tetap rapi.”

“Ya, Pangeran.”

“Aku lihat sumur di samping itu airnya cukup baik. Sehingga di musim kemarau pun kau tidak akan kekurangan air.”

“Ya, Pangeran.”

Kim Hyun Joong berpaling ketika Jung Yong Hwa mendekatinya sambil berkata “Hyung, kau dipanggil oleh Permaisuri Seo Woo Rim.”

“Ada apa? apakah ada yang tidak berkenan? kemarin sejak Permaisuri Seo Woo Rim datang dan memberitahukan serba sedikit persoalan yang dialaminya, ayahanda dan ibunda segera memerintahkan beberapa orang membersihkan dan mengatur tempat ini.”

“Tidak, bukan soal itu, sepertinya Permaisuri Seo Woo Rim hanya ingin mempersilahkan kita duduk-duduk beristirahat di dalam. Segala sesuatunya nampaknya sudah cukup memadai bagi Permaisuri Seo Woo Rim dan Putri Han Ga In.”

“Baiklah, Jung Yong Hwa, aku selesaikan dahulu gambaran tugas juru taman ini agar taman di paviliun istana ini pun nampak asri seperti taman Kerajaan Sungkyunkwan, tetapi tentu saja tidak dapat dicipta dalam sehari. Diperlukan waktu sekitar sebulan.”

“Aku kira tidak akan menjadi masalah, Hyung.”

Namun Jung Yong Hwa masih harus menunggu beberapa saat, baru kemudian Kim Hyun Joong meninggalkan juru taman itu dan bersama-sama dengan Jung Yong Hwa masuk ke dalam.

Permaisuri Seo Woo Rim dan Putri Han Ga In ternyata sudah menunggu mereka di dalam, dengan ramah Permaisuri Seo Woo Rim itu pun berkata “Maaf, sudah merepotkan kalian berdua. Sekarang, biarlah aku yang mempersilahkan kalian berdua duduk, karena atas izin Kaisar Ryu Seung Ryong lah, aku akan tinggal di paviliun istana ini.”

“Ya, Permaisuri Seo Woo Rim memang akan tinggal di paviliun istana ini. paviliun istana ini akan menjadi tempat tinggal permaisuri Seo Woo Rim, meskipun barangkali kurang memadai.”

“Tidak, Sama sekali tidak. paviliun istana ini sudah terlalu baik bagiku dan Putri Han Ga In. Bahkan terasa terlalu besar.”

“Mudah-mudahan Permaisuri Seo Woo Rim dan Putri Han Ga In betah tinggal di paviliun istana ini. Tetapi jika ada masalah, aku mohon Permaisuri Seo Woo Rim langsung saja menyampaikan kepada ayahanda atau kepada ibunda atau kepada kami berdua.”

“Terima kasih.”

“Nah, Permaisuri Seo Woo Rim. Kami kira kami sudah melaksanakan perintah ayahanda. Kami sudah mengantar Permaisuri Seo Woo Rim sampai ke tempat ini, dan satu dua hari, mungkin paviliun istana ini masih perlu dibenahi.”

“Terima kasih. Tetapi aku minta kalian berdua tidak tergesa-gesa meninggalkan Paviliun istana ini. Aku ingin menjamu kalian berdua.”

“Terima kasih. Permaisuri Seo Woo Rim masih terlalu repot mengatur segala sesuatunya disesuaikan dengan selera Permaisuri sendiri. Kami berdua akan mohon diri.”

“Jika saya tidak dapat menahan lebih lama lagi, baiklah. Silahkan. Tetapi aku mohon, besok kalian bedua berkunjung ke paviliun istana ini, agar saya dan putri Han Ga In tidak merasa kesepian. Jika kalian berdua sering berkunjung kemari, maka kami akan segera merasa menyatu dengan keluarga Kaisar Ryu Seung Ryong. Dengan demikian, maka kami akan segera menjadi tenang dari guncangan perasaan karena sikap Pangeran Park Yong Ha itu.”

“Baik, Permaisuri Seo Woo Rim. Kami akan sering-sering berkunjung kemari.”

Demikianlah sejenak kemudian Kim Hyun Joong dan Jung Yong Hwa segera meninggalkan Paviliun Istana yang diperuntukkan bagi Permaisuri Seo Woo Rim itu, mereka tidak terlalu banyak bicara disepanjang jalan.

Bersambung (Season 4 – Lee Hong Ki Jagoan Kampung)...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...