Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Jumat, 17 Desember 2010
Meraba Matahari (Season 7)
Season 7
Jung So Min
“Rencana apa?”
Agaknya Panglima Yesung tidak dapat menahan diri lagi, tiba-tiba saja iapun berkata. “Kepala Desa Oh Ji Ho, kau dengar dahulu apa yang akan dikatakan Pangeran Kim Hyun Joong, baru kau berceloteh tentang nalarmu yang pendek itu.”
Wajah Kepala Desa Oh Ji Ho menjadi merah, sementara itu dengan cepat Kim Hyun Joong menyambung. “Maaf Kepala Desa Oh Ji Ho, aku minta Kepala Desa Oh Ji Ho mendengarkan dahulu dan kemudian mempertimbangkan rencanaku dengan seksama agar Kepala Desa Oh Ji Ho dapat melihat dengan jelas, apa yang mungkin terjadi di desa ini.”
“Tetapi, siapakah yang dimaksud dengan Pangeran Kim Hyun Joong?”
“Aku Kepala Desa Oh Ji Ho.”
“Tunggu, apakah aku berbicara dengan Pangeran Kim Hyun Joong?”
“Ya.”
“Nanti dulu, bukankah Pangeran Kim Hyun Joong tidak berada di Kerajaan Seongnam, sudah beberapa tahun lalu Pangeran Kim Hyun Joong berada di sebuah perguruan.”
“Darimana Kepala Desa Oh Ji Ho tahu?” tanya Kim Hyun Joong.
“Aku mendengar dari seorang saudara sepupuku yang mengabdi di Kerajaan Seongnam.”
“Kepala Desa Oh Ji Ho benar, sudah empat tahun aku meninggalkan Istana dan tinggal di Perguruan Kangsan.”
“Jadi Pangeran adalah Pangeran Kim Hyun Joong itu? aku pernah melihat Pangeran beberapa tahun yang lalu, aku sungguh-sungguh tidak dapat mengenali Pangeran lagi, Pangeran sekarang rasa-rasanya bukan Pangeran Kim Hyun Joong yang pernah aku lihat pada suatu pertemuan di Istana sekitar empat tahun yang lalu.”
“Aku sekarang sudah kembali, Kepala Desa Oh Ji Ho.”
“Pangeran, aku mohon maaf atas segala kesalahanku, karena aku tidak tahu bahwa kau adalah Pangeran Kim Hyun Joong putra Kaisar Ryu Seung Ryong.”
“Tidak apa-apa, Kepala Desa Oh Ji Ho. Apa yang Kepala Desa Oh Ji Ho katakan itu benar, ayahanda memang agak terlambat mengambil sikap, tetapi maskud ayahanda agar persoalan ini dapat diselesaikan dengan tuntas.”
“Ya, Pangeran.”
“Mungkin, Kepala Desa Oh Ji Ho kurang memahami rencana ayahanda itu.”
Kepala Desa Oh Ji Ho tidak menjawab, ia hanya dapat menundukkan kepalanya saja.
Pangeran Kim Hyun Joong kemudian menjelaskan rencana di hadapan Kepala Desa Oh Ji Ho dan Para Petinggi Desa Namchoseon. “Kebetulan, aku dapat bertemu dengan para petinggi malam ini juga.”
Para petinggi itupun mendengarkan keterangan pangeran Kim Hyun Joong dengan segenap perhatian, Kepala Desa Oh Ji Ho sekali-kali mengangguk-angguk, namun kemudian mengerutkan keningnya, demikian pula Para Petinggi yang lain, ada yang segera dapat mereka pahami, tetapi ada pula yang masih memerlukan banyak penjelasan. “Kami sengaja datang dalam tugas yang harus Kepala Desa Oh Ji Ho rahasiakan.” kata Kim Hyun Joong kemudian. “Setidak-tidaknya jangan sampai membuat para perampok itu merubah rencananya.”
Pejabat Lee Hyung Chul yang masih belum paham benar langkah-langkah yang akan diambil oleh Pangeran Kim Hyun Joong itupun bertanya. “bagaimanapun juga, bukankah Pangeran Kim Hyun Joong berniat bertumpu pada kekuatan anak-anak muda desa ini? itulah yang kami khawatirkan Pangeran, korban akan berjatuhan.”
“Pejabat Lee Hyung Chul, bukannya kami merasa diri kami memiliki kamampuan yang tinggi, tetapi sepuluh orang prajurit akan sangat berarti bagi anak-anak muda desa ini, sementara itu, kita tidak akan menebarkan anak-anak muda itu begitu saja, mereka harus mendapatkan petujnjuk-petunjuk yang setidak-tidaknya mengurangi kemungkinan buruk yang dapat terjadi atas mereka.”
“Tetapi menurut pendapatku, Seongnam lebih baik mengirimkan prajurit lebih banyak lagi.”
“Itu tidak akan menyelesaikan persoalannya dengan tuntas, bahkan mungkin kita tidak akan pernah dapat bertemu lagi apalagi bertempur dengan para perampok itu, mereka akan menyingkir, merubah rencana mereka dan membuat mereka semakin berhati-hati.”
Pejabat Lee Hyung Chul menarik nafas dalam-dalam.
“Pejabat Lee Hyung Chul.” kata Panglima Yesung. “Kita diam-diam harus menyelenggarakan latihan, kita pergunakan waktu yang pendek itu untuk sekedar menunjukkan kepada anak-anak muda, apa yang harus mereka lakukan dengan senjata-senjata mereka untuk melindungi diri mereka.”
“Waktu kita hanya terhitung hari.” sahut Pejabat Lee Hyung Chul.
“Ya, mungkin sepekan, mungkin dua pekan, kita manfaatkan waktu itu sebaik-baiknya, Pejabat Lee Hyung Chul dapat membuat gelar, mengadakan latihan terbuka di halaman atau di padang rumput, di lereng perbukitan, sementara itu, yang lain mengadakan latihan-latihan kepada lima orang di tempat tertutup, bukankah sudah ada lima puluh orang yang serba sedikit mendapatkan bimbingan apa yang sebaiknya mereka lakukan jika mereka benar-benar harus menghadapi para perampok.”
Kepala Desa Oh Ji Ho mengangguk-angguk, katanya “Aku telah mengerti dengan rencana Pangeran.”
“Jika para perampok itu benar-benar datang ke Namchoseon, maka yang akan ikut bersama kami menangani para perampok itu adalah anak-anak muda yang ikut berlatih bersama para prajurit, sementara itu, anak-anak muda yang berlatih bersama Pejabat Lee Hyung Chul dan barangkali bersama Para Petinggi yang lain atau Kepala Desa Oh Ji Ho sendiri, akan memagari arena agar tidak seorangpunpun diantara para perampok itu yang sempat melarikan diri.”
Pejabat Lee Hyung Chul itupun mengangguk-angguk.
“Jika telah jatuh korban di desa lain, maka agaknya anak-anak mudanya tidak dipersiapkan sama sekali untuk menghadapi kemungkinan yang buruk itu, mereka tidak siap turun ke arena pertempuran melawan dua puluh lima orang perampok. Meskipun jumlah mereka jauh lebih banyak, tetapi tanpa petunjuk sama sekali, mereka memang akan mengalami kesulitan, bahkan dua orang telah terbunuh dan beberapa orang yang lain terluka.”
“Ya, Pangeran.” Pejabat Lee Hyung Chul masih mengangguk-angguk.
“Nah, sebaiknya Pejabat Lee Hyung Chul memberikan petunjuk-petunjuk kepada mereka, apa yang harus mereka lakukan menghadapi para perampok, demikian pula para prajurit akan melatih anak-anak muda yang akan ditunjuk oleh Pejabat Lee Hyung Chul.”
“Baik Pangeran.” kata Kepala Desa Oh Ji Ho .“Jika demikian, maka kami pun dapat berharap akan dapat mengatasi jika para perampok itu, juka benar-benar mereka akan datang kemari.”
“Nah, jika Kepala Desa Oh Ji Ho sependapat, maka aku minta Kepala Desa Oh Ji Ho, Pejabat Lee Hyung Chul dan Para petinggi yang lain segera mengatur, dimana latihan-latihan khusus itu akan diadakan, masing-masing untuk lima orang anak muda terpilih, memiliki keberanian, kesediaan mengabdi dan berkorban jika perlu, serta unsur bela diri yang cukup.”
“Baik Pangeran.” jawab Kepala Desa Oh Ji Ho. “malam ini juga Para Petinggi akan melakukannya.”
“Tetapi semuanya harus dilakukan dengan hati-hati, kita akan berusaha merahasiakannya, jika para perampok mengetahuinya, mereka akan merubah sasaran mereka.”
“Tetapi bagaimana dengan latihan-latihan di tempat terbuka itu?”
“Latihan-latihan yang dipimpin sendiri oleh Kepala Desa Oh Ji Ho, Pejabat Lee Hyung Chul dan Para Petinggi itu justru akan memancing mereka untuk datang, mereka akan merasa ditantang oleh anak-anak muda desa ini.”
“Baik, baik, aku mengerti.”
Pembicaraan merekapun kemudian terputus, seorang gadis keluar lewat pintu sambil membawa nampan untuk menghidangkan minuman kepada keempat orang tamu yang datang di rumah Kepala Desa Oh Ji Ho itu.
Ketika dengan tidak sengaja Pangeran Kim Hyun Joong memandang wajah gadis itu, maka jantungnya tergetar, gadis yang memanjat ke usia dewasa itu, adalah gadis yang sederhana, tetapi dalam kesederhanaannya, wajahnya yang cerah bagaikan memancarkan kepribadiannya yang terang.
Namun Pangeran Kim Hyun Joong segera menyadari, bahwa ia datang sebagai seorang tamu yang baru pertama kalinya mengunjungi keluarga Kepala Desa Namchoseon. Kim Hyun Joong pun belum tahu siapakah gadis itu, atau bahkan mungkin ia bukan seorangn gadis, mungkin ia justru menantu Kepala Desa Namchoseon.”
Karena itu, maka Pangeran Kim Hyun Joong pun berusaha untuk tidak memperhatikannya lagi, namun diluar sadarnya, sekali-sekali anak muda itu memandang wajah gadis yang menghidangkan mangkuk-mangkuk minuman hangat itu.
Ketika kemudian gadis itu meninggalkan ruangan dan masuk ke ruang dalam, maka Kepala Desa Oh Ji Ho pun mempersilahkan tamu-tamunya "Marilah Pangeran, para Panglima, minumlah, mumpung masih hangat.”
“Terima kasih Kepala Desa Oh Ji Ho.” sahut Kim Hyun Joong yang berusaha mengusai dirinya.
Namun sejenak kemudian, gadis itu telah keluar lagi dari ruang dalam sambil membawa minuman pula bagi Para Petinggi desa.
“Aku tidak tahu, yang manakah minuman tuan masing-masing, aku bawakan yang baru lagi bagi tuan.”
Kata-kata gadis itupun terdengar bagaikan sebuah lagu yang lembut.
Sejenak kemudian, ketika gadis itu sudah hilang dibalik pintu, sekali lagi Kepala Desa Oh Ji Ho mempersilahkan tamu-tamunya untuk minum.
Sambil minum, maka Pangeran Kim Hyun Joong dan Kepala Desa Oh Ji Ho telah mematangkan kesepakatan mereka, apa yang sebaiknya mereka lakukan di desa itu.
“Kita harus manfaatkan waktu sebaik-baiknya, Kepala Desa Oh Ji Ho.” kata Pangeran Kim Hyun Joong.
“Baik, Pangeran, mulai malam ini juga, Para Petinggi desa akan mulai dengan kerja mereka sebagaimana kita sepakati bersama.”
Demikianlah sejenak kemudian, maka Kepala Desa Oh Ji Ho mempersilahkan tamu-tamu mereka dari Seongnam itu makan malam.
“Aku sudah makan sebelum berangkat kemari.” desis Pejabat Lee Sang Yoon.
Tetapi Kepala Desa Oh Ji Ho pun menyahut. “Aku tadi juga sudah makan, tetapi biarlah kita menemani tamu-tamu kita untuk makan malam.
Setelah makan, maka para tamu itupun dipersilahkan untuk beristirahat di gazebo sebelah kanan. kepada para tamu Kepala Desa Oh Ji Ho itu berkata “Silahkan Pangeran dan para Panglima, tetapi inilah rumah di padesaan, sederhana dan barangkali kotor, kami sediakan dua buah bilik di Gazebo sebelah kanan.”
“Terima kasih Kepala Desa Oh Ji Ho, tetapi ini sudah terlalu baik bagi kami. Kami para prajurit sudah terbiasa tidur disembarangn tempat, bahkan ditempat-tempat terbuka, atau di hutan sekalipun.”
“Itu bila para prajurit berada dalam keadaan terpaksa.”
Pangeran Kim Hyun Joong tersenyum, katanya. “Terima kasih atas sambutan yang baik dari Kepala Desa Oh Ji Ho dan Para Petinggi. Besok masih ada enam orang prajurit yang akan datang, tetapi mereka tidak datang bersama-sama, mereka akan langsung menuju kemari dan minta untuk dapat dipertemukan dengan Kepala Desa Oh Ji Ho.”
“Baik, Pangeran. besok atau kapanpun mereka datang, aku akan terima dengan senang hati, bahkan dengan harapan-harapan sebagaimana kedatang Pangeran dan ketiga Panglima itu.”
“Kami akan berusaha sebaik-baiknya, Kepala Desa Oh Ji Ho.”
Demikianlah Pangeran Kim Hyun Joong dan ketiga Panglima itupun telah dibawa ke Gazebo sebelah selatan, dua bilik telah disediakan bagi mereka.
Namun ternyata bahwa ketiga Panglima itu lebih senang berada di dalam satu bilik, sedangkan bilik yang lain dipergunakan oleh Kim Hyun Joong sendiri.”
Seharusnya salah seorang dari kalian bertiga beristirahat di bilik ini bersamaku.” ajak Pangeran Kim Hyun Joong.
Tetapi ketiga panglima itu agaknya merasa segan, sehingga mereka memilih tidur diatas sebuah tikar bambu yang mereka rasa cukup besar bagi mereka bertiga.
“Biasanya aku mandi dahulu baru makan, sekarang aku terpaksa makan dahulu.”
“Kita tunggu sebentar sampai nasi ini turun ke dalam perut, baru kita mandi, mudah-mudahan para perampok itu tidak datang malam ini.”
Setelah mandi maka tubuh merekapun merasa segar, namun dengan demikian, ketika kentongan di gardu di sebelah rumah Kepala Desa Oh Ji Ho itu mengisyaratkan bahwa malam telah sampai ke pertengahannya, merekapun membaringkan tubuh mereka di pembaringan.
Pangeran Kim Hyun Joong yang tidur sendiri di dalam bilik yang terpisah, justru segera dapat tertidur.
“Anak-anak muda yang meronda itu tentu akan berjaga-jaga sampai dini hari.” kata Pangeran Kim Hyun Joong di dalam hatinya.” dengan demikian, maka iapun menjadi tenang, sehingga beberapa saat kemudian, Pangeran Kim Hyun Joong itupun telah tertidur nyenyak.
Ketiga Panglima yang tidur di dalam satu bilik, justru tidak dapat segera tertidur, mereka masih saja berbicara diantara mereka, tentang kemungkinan yang dapat terjadi di Desa Namchoseon.
”Bagaimana Jika yang kemudian didatangi oleh para perampok itu bukan Desa Namchoseon?” desis Panglima Yesung.
“Jika kita mendengar isyarat kentongan, kemanapun kita akan pergi, tetapi menurut perhitungan kita dan bahkan juga perhitungan Para Petinggi desa, para perampok itu akan datang ke Namchoseon.” sahut Panglima Donghae.
Panglima Yesung terdiam.
Baru lewat tengah malam mereka tertidur nynyak. Pagi-pagi sekali ketiganya telah bangun, bergantian mereka menimba air mengisi bak mandi.
Ketika pelayan di rumah Kepala Desa Oh Ji Ho itu mempersilahkan mereka untuk mandi saja, sementara pelayan itu yang akan mengisi Bak mandi, Panglima Eunhyuk pun berkata “Sudahlah, kami sudah terbiasa melakukannya.”
Ketika matahari terbit, maka ketiga orang Panglima itu serta Pangeran Kim Hyun Joong telah selesai berbenah diri, merekapun kemudian duduk di serambi depan kediaman Kepala Desa Oh Ji Ho.
Jantung Kim Hyun Joong terasa berdegup kencang ketika ia melihat gadis yang semalam menghidangkan minuman, datang kepadanya serta ketiga orang Panglima itu sambil membawa mangkuk minuman hangat.
Sambil meletakkan mangkuk-mangkuk minuman itu di tikar bambu di serambi, gadis itupun berkata “Silahkan Pangeran, marilah diminum.”
Kim Hyun Joong yang menjadi agak gagap itupun menjawab “Terima kasih.”
Ketika gadis itu pergi, tanpa sadar Pangeran Kim Hyun Joong memperhatikan gadis itu dari arah belakang, gadis yang berjalan turun ke halaman dan menuju ke dalam rumah.
Pangeran Kim Hyun Joong menarik nafas dalam-dalam, gadis itu benar-benar menarik perhatiannya, justru karena kesederhanaannya serta kepribadiannya.
Tetapi sekali lagi, Kim Hyun Joong harus mengekang diri, ia masih belum tahu pasti, siapakah gadis itu, jika ia menantu Kepala Desa Oh Ji Ho, maka perhatiannya harus berhenti sampai sekian.
Demikian gadis itu hilang di balik pintu, maka Panglima Yesung lah yang mempersilahkan “Marilah Pangeran, mumpung masih panas, hari masih pagi, tetapi aku sudah haus.”
Keempat orang tamu Kepala Desa Oh Ji Ho itupun kemudian telah menghirup minuman hangat.
Kemudian, dua orang melangkah memasuki halaman rumah Kepala Desa Oh Ji Ho, sebelum orang itu bertanya sesuatu, Panglima Donghae mengangkat wajahnya sambil berdesis “Dua orang prajuritku sudah datang.”
Panglima Donghae pun kemudian bangkit berdiri menyongsong kedua orang prajuritnya. dibawanya kedua orang itu duduk di serambi. Panglima Donghae pun memperkenalkan kedua prajuritnya itu kepada Pangeran Kim Hyun Joong.
Keduanya mengangguk hormat.
“Pangeran Kim Hyun Joong adalah putra Kaisar Ryu Seung Ryong di Seongnam.”
Kedua prajurit itupun mengangguk semakin dalam.
“Marilah, duduk.”
Kedua prajurit itupun kemudian duduk di serambi itu pula. “Aku akan melaporkan kepada Kepala Desa Oh Ji Ho.” kata Panglima Donghae.
Sementara itu, di ruang dalam Ny.Lee Bo Young-Istri Kepala Desa Oh Ji Ho serta gadis yang telah menghidangkan minuman bagi Pangeran Kim Hyun Joong itupun telah sibuk menyiapkan makan pagi, mereka tidak menyiapkan sekedar untuk empat orang tamunya, tetapi karena pagi itu diduga akan datang lagi enam orang tamu, maka makan pagi yang disedikakan oleh Ny.Lee Bo Young adalah untuk sepuluh orang tamu, serta Kepala Desa Oh Ji Ho sendiri.
Sebenarnya sebelum matahari terbit, enam orang prajurit dari Seongnam telah ada di rumah Kepala Desa Oh Ji Ho, pagi itu Kepala Desa Oh Ji Ho juga sudah memerintahkan Pejabat Lee Hyung Chul dan Para Petinggi desa yang lain untuk datang sedikit lebih pagi dari biasanya.
Kepala Desa Oh Ji Ho menerima keenam prajurit yang datang berurutan itu di ruang dalam, sekaligus mempersilahkan mereka makan pagi.
“Tetapi kami baru saja datang, Kepala Desa Oh Ji Ho. Kami belum mandi.”
“Nanti saja mandi, sekarang makan saja dahulu.” sahut Kepala Desa Oh Ji Ho sambil tersenyum.
Kenam prajurit itu tidak dapat menolak, merekapun segera makan pagi di ruang dalam, sementara itu, merekapun berbincang untuk menegaskan kesepakatan mereka semalam, terutama kepada para prajurit yang baru saja datang itu.
“Dalam waktu yang singkat dan pendek, kalian harus menyiapkan masing-masing lima orang anak muda, setidak-tidaknya mereka tahu, bagaimana mereka harus melindungi dirinya sendiri.” kata Pangeran Kim Hyun Joong kepada para prajurit itu.
“Ya, Pangeran.” salah seorang dari mereka menjawab “Kami akan berusaha sejauh kemampuan kami.”
“Aku percaya kepada kalian, itu adalah satu-satunya jalan untuk menjebak para perampok itu.”
“Kami mengerti pangeran.”
Demikianlah, maka ketika Pejabat Lee Hyung Chul dan Para Petinggi yang lain datang, segala sesuatunya sudah dapat ditentukan, Pejabat Lee Hyung Chul telah menentukan, dimana para prajurit itu harus melatih masing-masing lima orang anak muda, sedangkan anak-anak muda itupun telah ditentukan pula, siapa-siapa mereka dan diman mereka harus berlatih.
“Jika para prajurit telah siap dan tidak lagi merasa letih, anak-anak muda itu sudah dapat memulainya, nanti sedikit lewat senja, anak-anak muda itu sudah akan berada di tempat yang telah ditentukan bagi mereka.”
“Baik, kita memang tidak boleh menyia-nyiakan waktu di setiap detiknya.”
Setelah para prajurit itu makan pagi, beristirahat sejenak, serta kemudian mandi dan merapikan diri, maka merekapun segera dibawa ke tempat yang telah ditentukan bagi masing-masing prajurit, termasuk Pangeran Kim Hyun Joong, namun Pangeran Kim Hyun Joong telah ditentukan untuk memberikan latihan kepada lima orang anak muda di rumah Kepala Desa Oh Ji Ho itu sendiri.
Di halaman belakang rumah Kepala Desa Oh Ji Ho terdapat sebuah sanggar terbuka yang sederhana, sekedar tempat untuk mempertahankan kemampuan serta ketahanan tubuh Kepala Desa Oh Ji Ho, tidak ada alat-alat yang rumit, yang dapat dipergunakan untuk dengan sungguh-sungguh meningkatkan kemampuan olah bela diri. Namun tempat itu sudah memenuhi kebutuhan bagi anak-anak muda yang akan berlatih bersama Pangeran Kim Hyun Joong, yang jumlahnya tidak hanya lima orang, tetapi ternyata yang akan berlatih di desa itu terdapat tujuh orang anak muda.
“Biar saja.” kata Pangeran Kim Hyun Joong ketika Pejabat Lee Hyung Chul bertanya, apakah yang dua harus dikurangi.
Sementara itu, para prajurit yang lain pun ternyata juga tidak hanya berlatih bersama lima orang, ada yang enam dan ada pula yang tujuh.
Tetapi seperti Pangeran Kim Hyun Joong, mereka sama sekali tidak berkeberatan asal tidak lebih dari tujuh orang saja.
Para prajurit Seongnam itu tidak membuang-buang waktu, hari itu juga, maka latihan-latihan itupun sudah dimulai.
Ketika malam turun, maka sepuluh orang prajurit itupun sudah berpencar di rumah Para Petinggi desa, mereka mulai memberikan latihan-latihan kepada anak-anak muda Namchoseon untuk menghadapi segala kemungkinan.
“Jika kami, para prajurit datang dengan kekuatan penuh untuk menghadapi para perampok tanpa meningkatkan kemampuan anak-anak muda desa ini sendiri, maka jika pada suatu saat kami meninggalkan desa ini akan menjadi sasaran dendam mereka.” kata salah seorang prajurit kepada enam orang anak muda yang berlatih kepadanya. “tetapi jika kalian sendiri mempunyai bekal yang memadai, maka kalian tidak akan cemas sedikitpun pada suatu saat kami meninggalkan desa ini.”
Anak-anak muda itupun mengangguk-angguk, mereka menyadari sepenuhnya, apa yang sedang dihadapi oleh desanya serta kewajiban yang akan dipikulnya.
Kesadaran itu telah mendorong anak-anak muda desa Namchoseon berlatih dengan sungguh-sungguh, mereka bekerja keras menempa diri dibawah bimbingan para prajurit pilihan, mereka mempergunakan waktu yang singkat itu dengan sebaik-baiknya.
Karena itu, anak-anak muda yang berlatih secara khusus itu tidak menghitung waktu lagi, mereka tidak lagi melakukan pekerjaan mereka sehari-hari atas ijin orang tua mereka, karena orang mereka juga mengerti, untuk apa anaknya berlatih dengan tekun setiap hari.
Selain mereka, Kepala Desa Oh Ji Ho, Pejabat Lee Hyung Chul dan Para petinggi yang lain telah memanggil anak-anak muda desa itu untuk melakukan latihan terbuka, mereka berlatih di padang rumput Desa atau di halaman rumah Kepala Desa Oh Ji Ho.
Namun selain Para Petinggi Desa dan Prajurit Seongnam, tidak ada yang tahu bahwa di desa induk telah dilakukan latihan-latihan khusus bagi beberapa orang anak muda terpilih, anak-anak muda itu sendiri juga tidak bercerita kepada kawan-kawannya. Bahwa mereka telah melakukan latihan-latihan khusus yang berat dibawah bimbingan prajurit pilihan.
Kemudian, disamping mereka yang dengan sukarela berlatih di tempat-tempat terbuka, ada pula mereka yang dengan berterus-terang menolak untuk ikut serta.
“Aku tidak mau memasukkan kepalaku ke dalam api.” kata seorang anak muda yang dalam kehidupannya sehari-hari dikenal sebagai seorangpun anak muda yang penakut.
“Siapakah yang menyuruhmu memasukkan kepalamu ke dalam api?”
“Jika kita harus melawan para perampok itu, apakah itu tidak berarti bahwa kita bersama-sama membunuh diri?”
“Karena itu kita mengikuti latihan yang diselenggarakan di halaman kediaman Kepala Desa Oh Ji Ho, para prajurit Seongnam yang mengajari kita, bagaimana kita memegang tombak, atau pedang atau jenis-jenis senjata yang lain.”
“Perampok itu akan datang besok atau lusa atau sepekan lagi, apa yang kita dapatkan dengan latihan hanya sepekan itu.”
“Banyak.” jawab kawannya.
“Apa saja?”
“Kita tahu bahwa kita jangan melawan satu lawan satu, kita tahu, bahwa kita harus melawan mereka dalam kelompok-kelompok, empat atau lima orang bersama-sama melawan seorang perampok, jika kita bersama-sama mengacungkan senjata dari arah yang berbeda, maka perampok itu tentu akan kebingungan, tetapi kita jangan ragu-ragu, jika ada diantara kita yang ragu-ragu, maka akibatnya akan menjadi sangat buruk bagi kita.”
“Apapun yang kau katakan, tetapi aku tidak mau melakukan kerja yang sia-sia.”
“Ini bukan kerja yang sia-sia, mempertahankan hak adalah kewajiban kita, semua di desa ini, tetapi yang terutama adalah kita, anak-anak mudanya.”
“Kau dengar, bahwa di desa seberang sungai yang terkenal dengan beberapa orang pemburu yang berani, tidak mampu membendung arus perampok itu, malah ada diantara mereka yang terbunuh, sedangkan perampok itu tetap saja merampok. Nah. Bukankah itu sia-sia.”
“Tidak, orang yang terbunuh itu telah mengorbankan nyawanya seharusnya yang masih hidup itu mewarisi jiwa pengorbanannya, jika kita, maksudku aku, kawan-kawan dan kau, menyerah saja. Maka kedua orang yang mati itu memang sia-sia. tetapi jika kematiannya itu mendorong kita semuanya untuk melakukan perlawanan seperti yang telah mereka lakukan, maka kematian keduanya bukan kematian yang sia-sia, kitalah yang harus memberikan arti bagi kematian mereka.”
“Kau berbicara dengan gelora perasaanmu yang telah dibakar oleh Prajurit Seongnam itu. Kau tahu, kenapa Prajurit Seongnam menganjurkan kita untuk berlatih dan jika perlu berkorban untuk melawan para perampok yang ganas itu?”
“Ya, Prajurit Seongnam menghendaki kita semuanya bangkit melawan mereka.”
“Omong kosong, Prajurit Seongnam menganjurkan agar kalian semuanya bersedia berlatih untuk melawan para perampok itu, karena mereka ingi melindungi para petinggi desa yang adalah seorang yang kaya, dengan kesediaan kalian berkorban, maka Para Petinggi desa akan merasa aman. Harta bendanya terlindungi tanpa memperdulikan bahwa ada diantara kita akan mati terbunuh.”
“Betapa kerdilnya jiwamu, kau sama sekali tidak mengikat diri ke dalam satu kesatuan diantara penghuni desa ini.”
“Terserahlah, apa saja penilaianmu, tetapi aku tidak mau mati sia-sia.”
“Sudahlah, jika kau memang ketakutan mendengar sebutan perampok itu, jangan ikut campur, kami akan melaksanakan tugas kami dengan baik, kami akan membantu mempertahankan kekayaan yang terdapat di kampung halaman kami.”
Anak muda yang penakut itu terdiam, tetapi ia tidak berbicara apa-apa lagi.”
Kemudian, ternyata hanya seorang anak muda yang berusaha menghindar karena ketakutan, tetapi para Petinggi desa tidak memaksa mereka, para Petinggi Desa justru selalu bertanya kepada anak-anak muda yang berlatih di rumahnya, siapakah diantara mereka yang memang tidak berani menghadapi langsung para perampok bersenjata itu.
“Sebaiknya kalian minggir, tidak apa-apa, kami tidak akan mendendam pada kalian. Jika kalian memang merasa ketakutan dan terpaksa harus turun ke gelanggang, maka kalian hanya akan menjadi beban kawan-kawanmu yang memang benar-benar berani menghadapi lawan yang meskipun tidak seimbang, tetapi aku selalu memperingatkan, jangan hadapi mereka satu lawan satu, aku dan barangkali Pejabat Lee Hyung Chul dan bahkan Kepala Desa Oh Ji Ho sendiri, tidak akan menghadapi para perampok itu dalam perang tanding.” Kata Pejabat Jo Dong Hyuk.
Beberapa orang memang minggir, tetapi sebaliknya, orang-orang yang sudah tidak tergolong anak-anak muda lagi, bahkan mereka yang sudah mempunyai satu dua orang anak, telah menyatakan kesediaan mereka untuk ikut berlatih bersama Pejabat Jo Dong Hyuk dan Para Petinggi Desa Namchoseon yang lain. bahkan Kepala Desa Oh Ji Ho sering datang pula untuk melihat latihan-latihan itu.
Sementara itu, anak-anak muda yang terpilih, berlatih dengan sungguh-sungguh dibawah bimbingan para prajurit, mereka kerja keras tanpa mengenal lelah. Dari hari kehari mereka mendapat petunjuk yang penting, namun juga melakukan latihan-latihan langsung untuk memahami dan membiasakan diri mempergunakan berbagai macam senjata.
Sementara itu, pengawasan dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh anak-anak muda Desa Namchoseon, dengan petunjuk para prajurit Seongnam mereka dapat melakukan tugas mereka dengan baik.
Dua pekan telah berlalu, ternyata masih belum ada tanda-tanda bahwa para perampok akan memasuki Desa Namchoseon, tetapi para perampok itu juga tidak memasuki desa lain disekitar Desa Namchoseon, mereka juga tidak mendatangi Desa Chunggukga.
Sebenarnya para perampok juga sedang mengadakan pengamatan atas sasaran yang akan mereka pilih, ada diantara mereka yang memilih untuk pergi ke Chunggukga. Baru kemudian ke Namchoseon, tetapi beberapa orang perampok ternyata telah tersinggung dengan sikap anak-anak muda Namchoseon yang telah mengadakan latihan-latihan dibawah bimbingan Kepala Desa Oh Ji Ho, Para Petinggi desa dan para prajurit Seongnam.
“Apakah latihan-latihan itu mempunyai pengaruh?” tanya salah seorang perampok yang kepalanya botak.
“Panglima Siwon minta kita melihat, sejauh mana latihan-latihan itu diadakan, apakah anak-anak muda itu benar-benar dapat ditempa untuk menjadi pahlawan bagi desa mereka, atau hanya sekedar omong kosong untuk menggertak kita.” sahut kawannya.
“Aku setuju, kita akan melihat, apa saja yang dilakukan oleh anak-anak muda itu.”
Sebenarnya dua orang diantara para perampok itu telah ditugaskan untuk pergi ke Namchoseon melihat latihan-latihan yang diselenggarakan di padang rumput atau di halaman rumah Para Petinggi desa.
Namun ketika keduanya kembali ke sarang mereka, maka keduanyapun tertawa berkepanjangan, katanya. “Rupanya Kepala Desa Namchoseon itu sudah gila, ketika aku lewat di depan desa induk, Kepala Desa sendirilah yang sedang memberikan latihan-latihan kepada anak-anak muda, tidak ada yang perlu dicemaskan, mereka memang belajar menggenggam senjata, tetapi senjata itu akan dapat membunuh diri mereka sendiri.”
“Apakah mereka sekedar menggertak agar kia tidak berani memasuki desa itu?”
“Ya, mereka mencoba untuk menggetarkan jantung kita.”
“Jika demikian, kita putuskan, bahwa kita akan pergi ke Namchoseon, ada empat orang saudagar kaya di desa induk, disamping Kepala Desa Oh Ji Ho, tetapi Pejabat Lee Hyung Chul juga terhitung kaya karena peninggalan orang tuanya.”
“Disamping beberapa orang kaya di Desa induk, di beberapa Desa pun terdapat orang-orang kaya pula.”
“Ya, kita akan kembali beberapa kali ke Desa Namchoseon, biarlah orang-orang Namchoseon menyesali kesombongan mereka, jika mereka melawan dengan kekuatan yang mereka kira sudah mereka persiapkan dengan baik itu, maka kita tidak akan segan-segan membunuh beberapa orang diantara mereka, agar seluruh Desa meratapi ulah mereka sendiri.”
Namun agaknya pemimpin perampok itu cukup berhati-hati, ia tidak segera memerintahkan orang-orangnya untuk berangkat merampok di Desa Namchoseon, namun pimpinan perampok itu masih mengirimkan dua orangnya sekali lagi untuk membuktikan, apakah pengamatan dua orang sebelumnya tidak keliru.
Ternyata dua orang yang mengamati keadaan untuk yang kedua kalinya itu juga melihat, bahwa anak-anak muda yang berlatih di halaman hanya sekedar membesarkan hati anak-anak muda itu saja.
“Pengaruhnya tidak ada peningkatan kemampuan mereka.” kata perampok yang lebih tua. ”Tetapi latihan-latihan itu membuat Desa Namchoseon menjadi semakin berani, mereka tentu merasa memiliki kemampuan lebih untuk menghadapi kita, Kepala Desa Oh Ji Ho dan Para Petinggi yang melatih mereka tentu akan mengatakan bahwa latihan-latihan yang diselenggarakan itu sudah meningkatkan kemampuan orang-orang yang akan datang merampok.”
Bersambung (Season 8 – Rumah Tn.Cha Seung Won)...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar