Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Sabtu, 26 Februari 2011
One Day In New Caledonia (Chapter 2)
“Hei Changmin, apa kau tahu? Bibir Local Guide itu Sexy sekali!” Bisik Yoon Eun Hye Nunna, ketika kemarin Mr. Kim Nam Jin memperkenalkan dirinya sebagai Local Guide yang akan memimpin acara tour di New Caledonia.
“Hei Nunna, kau menyukainya ya?” godaku.
“Sembarangan! Dia itu sudah tua. Lagipula bagaimana dengan kekasihku?” Yoon Eun Hye Nunna mencibir lucu. Aku tertawa. Kakakku yang satu ini memang kekanakan. Walaupun usianya sudah 24 tahun tapi tingkah lakunya persis ABG. Wajahnya juga baby face. Tidak heran - meskipun usiaku lebih muda 7 tahun - kami bisa akrab sekali. Yoon Eun Hye Nunna itu orangnya asyik. Bisa jadi tempat curhat, tapi juga bisa diajak hura-hura.
Akh, seandainya Yuri ikut dalam tour selama 14 hari ini, pasti acara liburan akan lebih seru. Kwon Yuri! Aku menggumam dalam batin. Seraut wajah oval dengan mata bulan sabit dan bibir mungil menawan tertera di benakku. Sejuta rindu menyeruak di relung hati. Kwon Yuri, tahukah kau betapa aku sangat merindukan dirimu? Betapa hampanya hatiku.
Walau semua peserta tour yang berjumlah 25 orang ditambah seorang Tour Leader dan seorang Local Guide saat ini sedang berdiri di tingkat paling atas dari perahu yang kami tumpangi, tetapi aku merasa sendiri. Komentar dan seruan takjub mereka ketika menemukan tebing batu yang berbentuk lucu dan aneh, tidak mampu mengusir kesedihan dan kesunyian yang menghimpitku sejak masih di Seoul.
“Changmin, Ayo kita ke bawah! Acara lunch sudah dimulai!” Ajak Yoon Eun Hye Nunna. Digamitnya lenganku. Aku tergugu. Bayangan wajah Kwon Yuri lenyap. Kulihat satu demi satu peserta tour menuruni tangga menuju ruang makan yang merangkap ruang duduk.
“Ayo!” Kugandeng tangan Yoon Eun Hye Nunna.
Suasana makan siang hiruk pikuk bagai di pasar malam. Obrolan dan tawa para turis diiringi denting sendok garpu yang beradu di piring memadati ruang makan yang ber AC. Menjelang tengah hari, udara panas menerobos masuk lewat jendela yang terbuka di sisi kiri dan kanan ruangan. Tidak heran, ruang makan di perahu ini
dilengkapi pendingin udara.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar