Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Kamis, 04 November 2010
Takut Tak Bisa Melihatmu Lagi (Part 1)
Part 1
Tatapan Park Yong Ha
Aku masuk ke kamarku, kamar yang sudah kutempati bersama Park Yong Ha, suamiku, selama tiga tahun. Kamar yang menyimpan berjuta kenangan indah selama aku menjadi istrinya. Kulihat Park Yong Ha tengah meringkuk di tempat tidur, aku tersenyum. Akhir-akhir ini Park Yong Ha memang selalu tidur lebih awal dariku, karena aku masih harus menyelesaikan tulisanku yang akan segera aku terbitkan.
Kuhampiri Park Yong Ha, kutatap wajahnya lembut. Aku mengerutkan alisku, sedikit heran, wajah Park Yong Ha tak sesegar biasanya, wajahnya pucat, kelopak matanya menghitam dan terlihat sangat kurus.
Apa dia terlalu capek bekerja ya? pikirku. Lalu kucium lembut keningnya. Park Yong Ha terbangun lalu mengerjapkan matanya.
Sesaat Park Yong Ha terdiam membisu, lalu Park Yong Ha merengkuhku dalam pelukannya, sangat erat, lebih erat dari biasanya, bahkan sedikit menyakitkan kurasa.
“Ini sudah terlalu malam, Besok kau kan harus ke kantor, jangan sampai kecapekan,” kataku. Lalu aku pun berbaring di sampingnya. Park Yong Ha terus menatapku.
“Kenapa kau melihatku seperti itu?” tanyaku sedikit heran.
“Aku takut jika besok aku tak bisa melihatmu lagi,” katanya sambil membelai wajahku.
“Kau ini bicara apa,” kataku. Lalu kulihat mata cekung Park Yong Ha mulai berkaca-kaca sambil terus mengelusku. Aku merasa bingung, ada apa dengannya?
“Kau kenapa, Park Yong Ha? Apa kau sakit ?”
Terus terang Park Yong Ha membuatku cemas dan takut. Jangan-jangan Park Yong Ha sakit parah? Tapi dia tidak mau membicarakannya padaku.
“Ada apa? Jujurlah padaku!” tanyaku cemas. Namun Park Yong Ha tak menjawabku, melainkan menangis. Kupeluk erat tubuh suamiku, memberinya kekuatan.
“Aku mencintaimu, Park Jin Hee, jangan pergi, tetaplah di sini bersamaku, temani aku.” Park Yong Ha tak melepaskan pelukannya.
“Aku juga mencintaimu, Park Yong Ha, tapi kau sakit apa? Jangan membuatku takut! Kau sakit apa?!?” tanyaku setengah berteriak. Namun Park Yong Ha masih tak menjawabnya, melainkan terus menangis. Tubuhnya sampai gemetar dan nafasnya tersengal-sengal.
“Aku akan telepon dokter!” kataku panik.
“Jangan pergi, Park Jin Hee. Jangan pergi !” katanya sambil berusaha meraihku saat aku beranjak, dan keluar kamar menuju ke meja di mana teleponku diletakkan.
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar