Silahkan Mencari!!!
I'M COMEBACK...SIBUK CUY...KERJAAN DI KANTOR GI BANYAK BANGET...JD G BISA POSTING DEH...
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
AKHIRX OTAK Q PRODUKTIF LAGI BUAT FF BARU...
GOMAWOYO BWT YG DAH MAMPIR & COMMENT
HWAITING!!!
Rabu, 21 September 2011
Puisi Cinta Di Laci Meja (Chapter 3)
Bruk! Park Shin Hye melempar tasnya serampangan ke atas meja. Kim So Eun tersenyum menahan tawa melihat penampilan sahabatnya yang amburadul itu. Kemeja yang tidak dimasukan. Rambut tak disisir, acak-acakan. Dan…
“Sandal jepit?!” Kim So Eun menatap telapak kaki Park Shin Hye yang hanya beralaskan sandal jepit ke sekolah.
“Apa?!” Park Shin Hye melihat ke bawah, “Ya… Ampuuuunnnn!” Park Shin Hye menepuk keningnya. Saking terburu-buru, dia sampai lupa mengenakan sepatu. Ah, sahabat Kim So Eun itu memang benar-benar kacau balau!
Tapi dasar Park Shin Hye, sahabat Kim So Eun itu memang paling banyak sekali akalnya. Ia segera berlari ke Klinik Sekolah. Meminta segulung perban pada Baek Suzy, ketua Klinik sekolah yang bertanggung jawab di tempat itu. Dengan perban itu, dia melilit kedua ibu jari kakinya. Lalu memercikkan obat merah di atasnya.
“Beres!” katanya, memperlihatkan ibu jari kakinya kepada Kim So Eun. Kim So Eun hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuannya.
Dasar! Batin Kim So Eun. Sambil tertawa.
“Oh, puisi lagi ya?” tanya Park Shin Hye ketika melihat kertas merah muda yang ada di tangan Kim So Eun.
“Iya. Dan sekarang, aku sudah tahu siapa yang meletakkannya di laci meja!”
“Siapa? Jung Yong Hwa?”
“Bukan! Bukan Jung Yong Hwa. Tapi… Kim Bum!”
“Pewaris tahta Shinhwa Group itu?”
“Iya.”
“Dia menyukaimu?”
“Iya, memangnya kenapa?”
“Ya, aneh saja…”
“Aneh kenapa?”
“Mmh… apa mungkin, pemuda setampan dia, menyukai gadis seperti…,” Park Shin Hye tak melanjutkan kalimatnya saat melihat Kim So Eun sudah siap melayangkan tangannya untuk memukul kepalanya.
“Aku Pinjam tugas Matematika-mu, ya?” mohon Park Shin Hye.
Rupanya ini alasan Park Shin Hye datang pagi-pagi sekali ke sekolah, tergesa-gesa, sampai lupa mengenakan sepatunya? Pantas saja dia mau datang sepagi ini. Biasanya, sampai 1 menit sebelum bel masuk dibunyikan, anak itu belum menampakkan batang hidungnya. Mungkin dia kapok. Dua hari yang lalu dia disuruh maju ke depan kelas mengerjakan tugas Matematika oleh Mr. Song Chang Ui, guru Matematika yang tampan itu. Gara-gara tidak bisa mengerjakan soal di papan tulis, dia harus berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran Matematika berakhir!
“Tapi ada syaratnya,” ujar Kim So Eun.
“Aisshh...kau ini, Masa' dengan sahabat sendiri pakai syarat!”
“Mau tidak?”
“Ya… terpaksa,” sungut Park Shin Hye. “Apa syaratnya?”
Kim So Eun menuliskan sesuatu di atas secarik kertas yang dia sobek dari buku tulisnya. Lalu melipatnya.
“Tolong berikan surat ini pada Kim Bum!”
“Baiklah, Tuan putri! Akan hamba sampaikan pesan ini pada Pangeran Kim Bum” ucap Park Shin Hye menerima kertas dari tangan Kim So Eun. “Tapi…”
“Apalagi?
“Belikan aku nasi Kimchi! Karena terburu-buru, aku tidak sempat sarapan di rumah.” Tampangnya memelas sekali.
“Katanya mau mengerjakan Tugas Matematika?”
“Iya. Tapi sambil makan nasi Kimchi.”
“Ini,” Kim So Eun memberikan beberapa lembar uang ke tangan Park Shin Hye. Gadis itu langsung pergi ke kelas sebelah. Kelas Kim Bum.
“Ini,” Park Shin Hye menyerahkan kertas yang dititipkan Kim So Eun kepada Kim Bum. Pewaris tahta Shinhwa Group itu tampak sedikit tergagap melihat Park Shin Hye yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.
“A-apa, ini?”
“Baca saja sendiri,” kata Park Shin Hye sambil tersenyum. “Aku buru-buru. Mau ke kantin dulu, beli nasi Kimchi.”
Sepeninggal Park Shin Hye, Kim Bum membuka lipatan kertas itu. Begini isi kalimat yang tertulis di dalamnya…
‘Sepulang sekolah nanti, aku tunggu di lobby bioskop 21, Twilight Plaza.’
“Yes!”
Bersambung…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar